Harga minyak dunia
terdorong lebih tinggi pada Kamis (Jumat pagi WITA), setelah sebuah
pesawat jet Malaysia jatuh di Ukraina timur yang dikuasai
pemberontak, memicu kekhawatiran eskalasi krisis di bekas negara Soviet
itu.
Acuan kontrak berjangka AS, minyak mentah light sweet atau West
Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus, naik 1,99 dolar AS
menjadi ditutup pada 103,19 dolar AS per barel di New York
Mercantile Exchange.
Acuan Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman
September, di hari pertama kontrak September diperdagangkan, berakhir
dengan keuntungan sebesar 72 sen menjadi 107,89 dolar AS per barel di
London.
Pasar terkejut oleh berita bahwa pesawat Malaysia Airlines dengan
kode penerbangan MH 17, membawa 295 orang dari Amsterdam ke Kuala
Lumpur, jatuh di dekat kota yang dikuasai pemberontak Shaktarsk di
wilayah Donetsk.
Pemerintah Ukraina dan pemberontak pro-Rusia saling menyalahkan
atas bencana tersebut, dengan Kiev mengatakan pesawat itu ditembak jatuh
dalam sebuah serangan "teroris".
Komentar-komentar dikaitkan dengan seorang komandan pemberontak
yang menyatakan bahwa anak buahnya mungkin telah menembak jatuh sebuah
jet penumpang karena kesalahan, ia meyakini itu adalah pesawat angkut
militer Ukraina.
Berita itu mengirim pasar saham Eropa dan AS jatuh dan investor melarikan diri untuk "safe haven" tradisional obligasi.
Jatuhnya pesawat Malaysia terjadi sehari setelah Amerika Serikat
dan Uni Eropa memperkuat sanksi mereka terhadap Moskow, dengan Presiden
AS Barack Obama mengeritik Rusia "melanjutkan provokasinya di Ukraina."
Rusia menanggapi sanksi tersebut dengan marah, menyebut hukuman terbaru sebagai "pemerasan" dan pembalasan membahayakan.
Kecelakaan pesawat adalah "benar-benar berita buruk, jauh lebih
serius daripada sanksi yang diumumkan kemarin oleh Washington," kata
Gregori Volokhine, presiden Meeschaert Capital Markets.
"Ini menimbulkan pertanyaan keamanan rute udara di bagian
dari dunia ini dan daerah sensitif lainnya seperti Timur Tengah," kata
Volokhine.
"Perjalanan udara sangat penting bagi perekonomian," tambahnya.
"Ini sangat mengganggu stabilitas bagi para wisatawan dan investor."