Nilai tukar rupiah
yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi bergerak melemah
sebesar 76 poin menjadi Rp11.879 di bandingkan sebelumnya di posisi
Rp11.803.
"Dolar AS memperpanjang dominasi terhadap mata uang utama dunia seiring ekspektasi pasar bahwa bank sentral AS (the Fed) akan menaikkan suku bunga lebih cepat," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra, di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, ekspektasi itu menyusul fundamental ekonomi AS yang
membaik setelah beberapa data yang dirilis sesuai estimasi. Sejauh ini,
mayoritas pelaku pasar memprediksi the Fed akan mulai menaikkan suku bunga di pertengahan tahun 2015.
Ia menambahkan bahwa Bank Dunia menyerukan kepada pasar berkembang untuk memperkuat ekonominya sebelum the Fed menaikan suku bunganya. "Amerika Serikat, di mana permintaan domestiknya membaik seiring
mulai pulihnya pasar tenaga kerja memberikan momentum untuk ekspansi
global, negara berkembang harus dapat berakselerasi," kata dia.
Dari dalam negeri, ia mengharapkan bahwa defisit neraca perdagangan
Indonesia dapat menurun, dan tingkat produktifitas juga dapat membaik
sehingga akan menopang mata uang domestik ke depannya.
Ia menambahkan kondisi politik di Indonesia menjelang pemilu
presiden juga diharapkan berjalan lancar sehingga tidak mengganggu
psikologis investor global untuk masuk ke Indonesia.