Harga minyak dunia
turun pada Selasa (Rabu pagi WIB), menjelang pertemuan OPEC untuk
memutuskan tingkat produksi minyak mentah dan laporan mingguan
persediaan minyak mentah AS.
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate
(WTI) untuk pengiriman Juli, turun enam sen menjadi ditutup pada 104,35
dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Juli,
turun 47 sen menjadi menetap pada 109,52 dolar AS per barel di
IntercontinentalExchange, London.
Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), yang menghasilkan
sekitar sepertiga dari produksi minyak dunia, diperkirakan akan
mempertahankan tingkat hasil produksi mereka pada pertemuan Wina, Rabu.
Negara-negara produsen sangat senang dengan harga minyak saat ini
di atas 100 dolar AS per barel. Berlanjutnya gangguan produksi minyak di
Libya berarti tidak ada tekanan pada anggota OPEC lainnya untuk
mengurangi produksi, kata para analis. Menteri Perminyakan Saudi Ali al-Naimi mengatakan pasar "stabil dan
seimbang", karena itu ia percaya tidak akan ada keputusan untuk
mengubah pagu produksi.
Sementara itu, analis terus mengawasi produsen minyak Irak, di mana
para kelompok mujahidin berhasil merebut kota Mosul. Seorang pejabat
kementerian dalam negeri mengatakan, terjadinya bentrokan mematikan pada
Jumat dan Sabtu lalu di Mosul, adalah "di luar kendali negara dan di
bawah kekuasaan para militan."
Harga minyak, yang telah melonjak pada Senin (9/6) didorong data
ekonomi yang kuat, awalnya naik lebih lanjut pada Selasa karena berita
tentang Mosul. Namun, harga minyak segera melayang lebih rendah karena
pedagang menyadari tidak ada produksi minyak yang terpengaruh.
"Pada sore hari, karena tidak eskalasi dan tidak ada minyak
bergantung pada keseimbangan, segala sesuatunya mulai tenang," kata John Kilduff, seorang mitra pendiri di Again Capital.
Pedagang juga mengamati pembicaraan antara Ukraina dan Rusia yang
ditengahi Uni Eropa untuk menyelesaikan sengketa gas alam yang sengit.
Pasar juga akan menunggu laporan Departemen Energi AS tentang
persediaan mingguan minyak mentah yang akan dirilis pada Rabu waktu
setempat.
Para analis memperkirakan laporan tersebut akan menunjukkan
penurunan sebesar 1,7 juta barel, menurut survei terhadap para analis
oleh Dow Jones Newswire. Demikian laporan AFP.