Harga minyak mentah jenis brent turun
secara beruntun dalam tiga hari dan West Texas Intermediate (WTI) juga
turun di tengah spekulasi bahwa produksi minyak Irak tidak akan
terganggu oleh kekerasan yang meningkat di produsen terbesar kedua OPEC. Kontrak
berjangka (futures) juga turun hingga 0,4% di London. Sementara militan
Islam di Irak telah mengambil kontrol dari kilang Baiji di utara dan
memperpanjang keuntungan teritorial ke perbatasan Yordania. Mereka tidak
menyebarkan kekerasan di selatan, rumah bagi lebih dari tiga-perempat
produksi minyak mentah negara itu. Di AS, sebuah laporan pemerintah besok mungkin menunjukkan pasokan minyak turun untuk pekan keempat, menurut survei Bloomberg News. "Kenaikan
yang kita lihat baru-baru ini adalah tentang membangun dalam premi
risiko untuk percepatan potensi situasi Irak," kata Michael McCarthy,
chief strategist di CMC Markets di Sydney seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (24/6/2014). Dia
memprediksi investor dapat membeli kontrak Brent jika harga menurun
sampai sekitar USD110 per barel. "Kami cenderung melihat perdagangan
bergerigi ini terus berlanjut, di mana lonjakan harga minyak pada berita
seperti yang kita tunggu atas perkembangan lebih lanjut," katanya. minyak
mentah brent untuk pengiriman Agustus turun 50 sen menjadi USD113,62
per barel di London ICE Futures Europe yang berbasis pertukaran dan
berada di USD113,88 pada 1:20 waktu Sydney. Kontrak tersebut
turun 0,6% menjadi USD114,12 kemarin, penurunan terbesar sejak 16 Mei.
Semua volume berjangka yang diperdagangkan 42 persen di atas rata-rata
100 hari. Harga naik 2,8% tahun ini. Sementara, minyak WTI untuk
pengiriman Agustus turun 92 sen menjadi USD105,25 per barel di
perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange. Patokan minyak
mentah AS terhadap brent selisih USD8,14 dibandingkan dengan posisi
kemarin sebesar USD7,95.