Bloomberg, (01/10) - Dolar diperdagangkan pada hampir ke level terendahnya sejak bulan Februari seiring langkah penutupan sebagian dari pemerintah AS mendorong spekulasi Federal Reserve akan bertahan dengan pembelian aset yang cenderung melemahkan mata uang. Euro turun setelah menyentuh level tertingginya terhadap dolar dalam hampir delapan bulan terakhir seiring perdebatan politik mengancam untuk mengekang pertumbuhan ekonomi AS. Senat AS masih perlu menyepakati menaikkan batas utang AS untuk menghindari default setelah tanggal 17 Oktober. Yen menguat seiring Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe melanjutkan dengan peningkatan penjualan-pajak, dan langkah-langkah stimulusnya. Krona Swedia naik seiring sebuah laporan menunjukkan sektor manufaktur berkembang lebih cepat dari prediksi para ekonom. The Bloomberg US Dollar Index, yang melacak kinerja sekeranjang 10 mata uang global terkemuka terhadap dolar, turun 0,1% ke level 1,011.32 pada pukul 10:51 waktu New York, setelah kehilangan sebesar 2,8% pada tiga kuartal terakhir, terbesar sejak 2010. Mata uang AS sedikit berubah pada level harga $1,3527 per euro setelah terdepresiasi ke level harga $1,3588, terlemah sejak 6 Februari. Yen naik sebesar 0,1% ke level 98,14 per dolar dan naik 0,1% menjadi 132,81 per euro. (izr)