Bloomberg (03/9) - Dolar naik untuk tujuh minggu tertingginya setelah laporan menunjukkan sektor manufaktur AS diperluas pada bulan Agustus laju tercepat sejak Juni 2011, memicu harapan The Fed akan mulai memotong pembelian obligasi pada bulan ini. Dolar mencapai level tertingginya dalam satu bulan terhadap yen setelah tes rudal Israel menimbulkan kekhawatiran bahwa konflik di Timur Tengah itu meningkatnya di tengah prospek intervensi AS di Suriah, mendorong permintaan untuk aset haven. Dolar Australia naik setelah bank sentral Negara tersebut mempertahankan suku bunga acuannya tidak berubah. Rupiah Indonesia merosot ke titik terendah lebih dari empat tahun. The Bloomberg US Dollar Index, yang melacak dolar terhadap 10 mata uang utama lainnya, naik 0,2% menjadi 1,037.33 pada pukul 12:20 di New York, setelah level terkuat sejak 16 Juli. Dolar naik 0,1% menjadi 99,47 yen. Mata uang Jepang naik 0,1% menjadi 130,89 per euro. Mata uang AS dihargai 0,2% menjadi $ 1,3160 per euro setelah naik ke level tertinggi sejak 22 Juli. Dolar Australia naik setelah bank sentral Negara tersebut mempertahankan suku bunga acuannya tidak berubah pada 2,5% dan menahan diri dari sinyal pelonggaran moneter lebih lanjut. Keputusan itu sejalan dengan perkiraan semua 32 ekonom dalam survei Bloomberg. Aussie naik 0,8% menjadi 90,51 sen AS setelah naik 1,1% ke level terkuat dalam hampir dua minggu. Ini naik 1% menjadi 90,51 yen, tertinggi sejak 29 Juli. (izr)