Bloomberg, (10/7) - Bursa Hong Kong berayun antara keuntungan dan kerugian setelah data ekonomi China yang dikeluarkan tadi pagi menunjukkan tingkat ekspor yang mengalami kontraksi terbesar sejak 2009 dan Dana Moneter Internasional menurunkan perkiraan terhadap pertumbuhan global. Indeks Hang Seng turun 0,2 persen menjadi 20,638.24 pada pukul 1:16 siang di Hong Kong setelah naik sebanyak 1,8 persen. Sekitar dua saham menguat untuk setiap tiga yang jatuh pada indeks kota itu. Hang Seng China Enterprises Index yang juga dikenal sebagai indeks H-share, jatuh 0,1 ke posisi 9,043.29, menghapus gain sebesar 2.3 persen. Ekspor dan impor China turun secara tak terduga pada bulan Juni sebagai tanda bahwa melemahnya permintaan global dan domestik akan mengintensifkan perlambatan ekonomi negara tersebut. Pengiriman ke luar negeri turun 3,1 persen dari tahun sebelumnya, berdasarkan data dari Administrasi Umum Bea Cukai di Beijing hari ini, dibandingkan dengan kenaikan 3,7 persen dalam survei Bloomberg News. Ini adalah penurunan terbesar sejak ekspor merosot 14 persen pada Oktober 2009. Sementara itu, impor turun 0,7 persen bulan lalu setelah penurunan 0,3 persen pada bulan Mei. Pertumbuhan global hanya akan mencapai 3,1 persen tahun ini, tidak berubah dari level tahun 2012, dan kurang dari 3,3 persen yang diperkirakan pada bulan April, kata Dana Moneter Internasional yang berbasis di Washington kemarin.(brc)