Bloomberg (13/3) - Pasar saham Jepang berakhir turun pada hari kedua di tengah kekhawatiran bahwa ekuitas telah naik terlalu cepat setelah Nikkei 225 Stock Average pekan ini mencapai level tertingginya sejak September 2008. Index Nikkei 225 ditutup turun 0,6 persen ke level 12,239.66 setelah mencapai 4,5 tahun tertinggi pada tanggal 11 Maret kemarin. Volume pada index tersebut tercatat pada 27 persen di bawah rata-rata 30-hari. Sementara, indeks Topix turun 0,4 persen di 1,031.42. "Kami melihat adanya sedikit konsolidasi di pasar namun bukan koreksi karena beberapa investor melakukan taking profit dari keuntungan yang cukup cepat," kata Soichiro Monji, kepala strategi dari Daiwa SB Investments Ltd. "Kami melihat banyak data yang lebih baik dari perkiraan di Amerika, dan itu semua menunjuk kepada pemulihan ekonomi yang mendasar." Indeks kekuatan relatif (RSI) dari index Topix telah berada di atas ambang batas 70, dimana biasanya kondisi ini dipandang oleh para analis sebagai sinyal overbought pasar. Jepang Steel Works merosot 4,6 persen di ¥ 515 - memimpin penurunan pada Nikkei 225 setelah naik selama tiga hari terakhir. Di Jepang, dua partai oposisi mengatakan bahwa mereka akan mendukung Kikuo Iwata sebagai deputi gubernur Bank Sentral. Hal ini mengurangi risiko bahwa tiga calon yang ditunjuk oleh Perdana Menteri Shinzo Abe akan mendapatkan penolakan. kemarin Partai oposisi utama, Partai Demokrat Jepang mengatakan tidak akan memberikan suaranya untuk Iwata sementara akan mendukung calon dari Abe, Haruhiko Kuroda sebagai gubernur Bank Sentral dan Hiroshi Nakaso sebagai wakil deputi gubernur Bank Sentral. (brc)