Kontak Perkasa Futures, PT Kontak Perkasa - Harga emas investasi ritel kepingan acuan yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk (ANTM/Antam) naik tipis Rp 1.000 per gram menjadi Rp 695.000/gram pada perdagangan Rabu ini (11/12/2019) dari Rp 694.000/gram Selasa kemarin.
Penguatan harga itu sejalan dengan tensi hubungan Amerika Serikat (AS)-China yang memanas kemarin dan membuat harga emas global naik. Kenaikan harga yang terjadi itu membuat harga emas Antam ke level yang sama seperti kemarin.
Naik tipisnya harga emas Antam tersebut sejalan dengan kenaikan harga emas global yang terjadi kemarin. Emas global naik di tengah pemberitaan bahwa negosiasi AS-China terancam batal karena Washington tetap menginginkan adanya kenaikan tarif impor yang dijadwalkan efektif pada 15 Desember.
Di sisi lain, China masih menunjukkan harapan terkait realisasi perundingan dagang pada bulan ini hingga tarif impor baru tidak jadi dieksekusi AS. China adalah pihak yang mengeluarkan ancaman mundur dari rencana perundingan jika penghapusan kenaikan tarif impor yang sudah berlaku tidak disetujui AS, di mana China juga menginginkan pembatalan kenaikan tarif yang berencana diterapkan 15 Desember nanti.
Ancaman China itu juga terkait dengan kondisi Hong Kong yang sempat diperparah pengesahan UU HAM oleh senat AS dan Presiden AS Donald Trump, yang bertujuan membela Hong Kong dengan membatasi ekspor amunisi dan peralatan anti kerusuhan.
Data di situs logam mulia milik Antam hari ini (11/12/19) menunjukkan besaran harga emas kepingan 100 gram berada pada Rp 69,5 juta/batang, dari posisi kemarin Rp 69,4 juta/batang.
Hari ini, harga beli kembali (buy back) emas Antam di gerai resmi juga turun Rp 500/gram menjadi Rp 658.500/gram dari Rp 658.000/gram kemarin.
Harga itu dapat menunjukkan harga beli yang harus dibayar Antam jika pemilik batang emas bersertifikat tersebut ingin menjual kembali investasinya di gerai resmi.
Harga emas Antam itu merangkak naik ketika harga emas di pasar spot global kemarin naik menjadi US$ 1.463,96 per troy ounce (oz) dari posisi sehari sebelumnya US$ 1.461,89/oz. Hari ini, harga emas masih turun tipis ke US$ 1.463,53/oz.
Selain emas Antam biasa, Antam juga menawarkan emas batik dan emas tematik serta menampilkan harga hariannya di situs yang sama.
Di sisi lain, Antam juga menjual emas batangan dengan dasar ukuran mulai 1 gram hingga 500 gram di berbagai gerai yang tersedia di berbagai kota, dari Medan hingga Makassar.
Harga dan ketersediaan emas di tiap gerai bisa berbeda. Harga emas tersebut sudah termasuk PPh 22 0,9%. Masyarakat bisa menyertakan NPWP untuk memperoleh potongan pajak lebih rendah yaitu 0,45%.
Naik-turunnya harga emas ukuran kecil itu biasanya mengindikasikan risiko pada hari kerja sebelumnya.
Beberapa faktor yang mempengaruhi harga emas adalah nilai tukar rupiah, penawaran-permintaan, permintaan industri emas, isu global, tingkat inflasi, dan tingkat suku bunga.
Penguatan harga emas Antam biasanya mencerminkan kecenderungan masyarakat untuk memburu emas ritel ketika kondisi tidak kondusif, sehingga mencerminkan fungsi logam mulia sebagai instrumen yang dinilai lebih aman (safe haven) untuk masyarakat di dalam negeri.
PT Kontak Perkasa Futures, PT KP Press
CNBC Indonesia
Penguatan harga itu sejalan dengan tensi hubungan Amerika Serikat (AS)-China yang memanas kemarin dan membuat harga emas global naik. Kenaikan harga yang terjadi itu membuat harga emas Antam ke level yang sama seperti kemarin.
Naik tipisnya harga emas Antam tersebut sejalan dengan kenaikan harga emas global yang terjadi kemarin. Emas global naik di tengah pemberitaan bahwa negosiasi AS-China terancam batal karena Washington tetap menginginkan adanya kenaikan tarif impor yang dijadwalkan efektif pada 15 Desember.
Di sisi lain, China masih menunjukkan harapan terkait realisasi perundingan dagang pada bulan ini hingga tarif impor baru tidak jadi dieksekusi AS. China adalah pihak yang mengeluarkan ancaman mundur dari rencana perundingan jika penghapusan kenaikan tarif impor yang sudah berlaku tidak disetujui AS, di mana China juga menginginkan pembatalan kenaikan tarif yang berencana diterapkan 15 Desember nanti.
Ancaman China itu juga terkait dengan kondisi Hong Kong yang sempat diperparah pengesahan UU HAM oleh senat AS dan Presiden AS Donald Trump, yang bertujuan membela Hong Kong dengan membatasi ekspor amunisi dan peralatan anti kerusuhan.
Data di situs logam mulia milik Antam hari ini (11/12/19) menunjukkan besaran harga emas kepingan 100 gram berada pada Rp 69,5 juta/batang, dari posisi kemarin Rp 69,4 juta/batang.
Hari ini, harga beli kembali (buy back) emas Antam di gerai resmi juga turun Rp 500/gram menjadi Rp 658.500/gram dari Rp 658.000/gram kemarin.
Harga itu dapat menunjukkan harga beli yang harus dibayar Antam jika pemilik batang emas bersertifikat tersebut ingin menjual kembali investasinya di gerai resmi.
Harga emas Antam itu merangkak naik ketika harga emas di pasar spot global kemarin naik menjadi US$ 1.463,96 per troy ounce (oz) dari posisi sehari sebelumnya US$ 1.461,89/oz. Hari ini, harga emas masih turun tipis ke US$ 1.463,53/oz.
Selain emas Antam biasa, Antam juga menawarkan emas batik dan emas tematik serta menampilkan harga hariannya di situs yang sama.
Di sisi lain, Antam juga menjual emas batangan dengan dasar ukuran mulai 1 gram hingga 500 gram di berbagai gerai yang tersedia di berbagai kota, dari Medan hingga Makassar.
Harga dan ketersediaan emas di tiap gerai bisa berbeda. Harga emas tersebut sudah termasuk PPh 22 0,9%. Masyarakat bisa menyertakan NPWP untuk memperoleh potongan pajak lebih rendah yaitu 0,45%.
Naik-turunnya harga emas ukuran kecil itu biasanya mengindikasikan risiko pada hari kerja sebelumnya.
Beberapa faktor yang mempengaruhi harga emas adalah nilai tukar rupiah, penawaran-permintaan, permintaan industri emas, isu global, tingkat inflasi, dan tingkat suku bunga.
Penguatan harga emas Antam biasanya mencerminkan kecenderungan masyarakat untuk memburu emas ritel ketika kondisi tidak kondusif, sehingga mencerminkan fungsi logam mulia sebagai instrumen yang dinilai lebih aman (safe haven) untuk masyarakat di dalam negeri.
PT Kontak Perkasa Futures, PT KP Press
CNBC Indonesia