PT. Kontak Perkasa Futures - Harga emas dunia di pasar spot terlihat kurang bertenaga sejak perdagangan awal pekan ini, padahal kondisi global kurang kondusif yang semestinya menjadi sentimen penguat bagi harga emas. Nyatanya tidak.
Babak baru perang dagang Amerika Serikat (AS) dengan China resmi dimulai 1 September dan Negeri Tiongkok memberikan "babak tambahan" lagi.
China mengadukan AS ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Hanya saja tidak disebutkan rincian dari laporan itu, tetapi China menyatakan kebijakan AS telah mempengaruhi ekspor mereka sebesar US$ 300 miliar.
"China telah melakukan tindakan yang unilateral dan kebijakan industri yang agresif kepada para mitra dagangnya untuk secara tidak adil mencuri dan menguasai teknologi. AS menerapkan bea masuk untuk menghapus kebijakan China yang tidak adil dan mengganggu," tegas pembelaan yang dikutip dari Washington, seperti diberitakan Reuters.
Terkait dengan harga emas di pasar spot global, pada Senin kemarin harga logam mulia ini sudah mencapai US$ 1.530 per troy ounce (oz), naik 0,69% dari US$ 1.524/oz pada hari sebelumnya. Pada Selasa kemarin (3/9/2019), harga emas di pasar spot justru turun sebesar 0,4% menjadi US$ 1.524/oz.
Dari sisi analisis teknikal, sebetulnya harga emas belum ada pergerakan dari sisi teknikal pergerakan harga emas. Beberapa level yang perlu dicermati sudah berhasil disentuh oleh emas, sesuai prediksi selama belum menembus konsisten di atas US$ 1.530/troy ons, emas masih akan melemah.
Pada grafik harian, emas yang disimbolkan XAU/USD masih bergerak di kisaran rerata pergerakan (Moving Average/MA) MA 8 hari (garis biru), dan di atas MA 21 hari (garis merah) serta MA 125 hari (garis hijau).
Indikator rerata pergerakan konvergen divergen (MACD) di wilayah positif tetapi bergerak turun, histogram kembali ke wilayah negatif, memberikan gambaran momentum penguatan emas yang menurun.
Pada time frame 1 jam, emas bergerak di kisaran MA dan MA 21, tetapi di bawah MA 125. Indikator stochastic belum memasuki wilayah jenuh beli (overbought) ataupun wilayah jenuh jual (oversold).
Bagaimana dengan harga emas?
Emas saat ini kembali bergerak di S$ 1.526/troy ons. Selama bertahan di atas level tersebut emas berpeluang naik ke US$ 1.530/troy ons. Sekali lagi, selama tidak menembus US$ 1.530/troy ons, emas berpotensi berbalik melemah lagi.
Namun jika mampu menembus konsisten ke atas level tersebut, emas berpotensi naik ke US$ 1.535/troy ons, atau lebih tinggi lagi ke US$ 1.539/troy ons.
Hanya saja, di sisi lain, jika kembali turun dan tertahan di bawah US$ 1.526/troy ons, logam mulia ini berpotensi melemah ke level US$ 1.519/troy ons. Support selanjutnya jika area tersebut dilewati adalah US$ 1.514 dan US$ 1.509/troy ons.
Emas Antam
Pada perdagangan Selasa kemarin, harga emas acuan yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) turun Rp 3.000 (0,42%) menjadi Rp 716.000 per gram, dari Rp 719.000 per gram kemarin.
Penurunan harga tersebut lebih terpengaruh oleh kondisi meredanya ketegangan perang dagang Amerika Serikat (AS)-China kemarin setelah kedua negara menyamakan visi untuk bertemu bulan ini, setelah kenaikan tarif impor berlaku kemarin.
Berdasarkan harga Logam Mulia di gerai Butik Emas LM - Pulo Gadung di situs logammulia milik Antam hari ini (3/9/19), harga tiap gram emas Antam ukuran 100 gram melemah menjadi Rp 71,6 juta dari harga kemarin Rp 71,9 juta per batang.
Turunnya harga emas Antam itu tidak sepergerakan harga emas di pasar spot global yang turun kemarin, meskipun hari ini justru melemah.
EmasAntam kepingan 100 gram lumrah dijadikan acuan transaksi emas secara umum, tidak hanyaemasAntam. HargaemasAntam di gerai penjualan lain bisa berbeda.
www.cnbcindonesia.com/market/20190903230643-17-96934/ke-mana-arah-harga-emas-dunia-hari-ini