Kontak Perkasa, Jakarta - Wall Street naik tipis pada penutupan perdagangan Kamis (Jumat pagi waktu Jakarta). Pendorong kenaikan bursa saham di Amerika Serikat (AS) ini adalah sektor teknologi dan dibantu sedikit oleh sektor pertambangan.
Mengutip Reuters, Jumat (29/12/2017), Dow Jones Industrial Average naik 63,21 poin atau 0,26 persen menjadi 24.837,51. Untuk S&P 500 naik 4,92 poin atau 0,18 persen menjadi 2.687,54. Sedangkan Nasdaq Composite naik 10,82 poin atau 0,16 persen menjadi 6,950.16.
Sektor saham teknologi naik 0,1 persen dan mencatatkan kenaikan kedua berturut0turut dalam lima sesi terakhir. Indeks tersebut memang mengalami sedikit kesulitan di akhir tahun ini.
Namun jika melihat kebelakang, sektor teknologi merupakan sektor dengan kinerja terbaik sepanjang 2017. Sektor ini mampu naik lebih 37 persen di tahun ini.
"Saya rasa sektor ini juga masih akan berjaya di tahun depan," jelas senior vice president U.S. Bank Wealth Management di Helena, Montana, Bill Northey.
Saham Apple ditutup naik 0,3 persen sedangkan untuk saham Amazon naik tipis 0,3 persen.
Volume perdagangan memang tipis karena mendekati libur tahun baru. Banyak pelaku pasar yang sudah libur.
Selain itu, kenaikan harga tembaga 0,6 persen membantu mengangkat sektor tambang 0,4 persen, yang dipimpin oleh kenaikan 3,1 persen di Freeport-McMoRan.
Perdagangan sebelumnya
Pada perdagangan sebelumnya, Wall Street juga menguat tipis dipicu kenaikan saham teknologi yang mengimbangi kerugian pada saham energi.
"Saham teknologi sangat meningkat," kata Stephen Massocca, Wakil Presiden Senior di Wedbush Securities di San Francisco.
Namun volume perdagangan kali ini sedikit teredam perdagangan yang singkat, karena berlangsungnya liburan antara Natal dan Tahun Baru.
Selain Facebook dan Microsoft, kenaikan pada sektor teknologi antara lain terjadi pada saham pengembang teknologi wireless-charging Energous Corp yang melonjak 168,1 persen menjadi US$ 23,70 setelah mendapat sertifikasi untuk pemancar pengisian nirkabelnya.
Saat teknologi naik, saham energi justru turun. Ini akibat harga minyak yang turun setelah mencapai level tertinggi dalam dua setengah tahun di sesi sebelumnya, menekan indeks energi S&P sebesar 0,3 persen.
Mengutip Reuters, Jumat (29/12/2017), Dow Jones Industrial Average naik 63,21 poin atau 0,26 persen menjadi 24.837,51. Untuk S&P 500 naik 4,92 poin atau 0,18 persen menjadi 2.687,54. Sedangkan Nasdaq Composite naik 10,82 poin atau 0,16 persen menjadi 6,950.16.
Sektor saham teknologi naik 0,1 persen dan mencatatkan kenaikan kedua berturut0turut dalam lima sesi terakhir. Indeks tersebut memang mengalami sedikit kesulitan di akhir tahun ini.
Namun jika melihat kebelakang, sektor teknologi merupakan sektor dengan kinerja terbaik sepanjang 2017. Sektor ini mampu naik lebih 37 persen di tahun ini.
"Saya rasa sektor ini juga masih akan berjaya di tahun depan," jelas senior vice president U.S. Bank Wealth Management di Helena, Montana, Bill Northey.
Saham Apple ditutup naik 0,3 persen sedangkan untuk saham Amazon naik tipis 0,3 persen.
Volume perdagangan memang tipis karena mendekati libur tahun baru. Banyak pelaku pasar yang sudah libur.
Selain itu, kenaikan harga tembaga 0,6 persen membantu mengangkat sektor tambang 0,4 persen, yang dipimpin oleh kenaikan 3,1 persen di Freeport-McMoRan.
Perdagangan sebelumnya
Pada perdagangan sebelumnya, Wall Street juga menguat tipis dipicu kenaikan saham teknologi yang mengimbangi kerugian pada saham energi.
"Saham teknologi sangat meningkat," kata Stephen Massocca, Wakil Presiden Senior di Wedbush Securities di San Francisco.
Namun volume perdagangan kali ini sedikit teredam perdagangan yang singkat, karena berlangsungnya liburan antara Natal dan Tahun Baru.
Selain Facebook dan Microsoft, kenaikan pada sektor teknologi antara lain terjadi pada saham pengembang teknologi wireless-charging Energous Corp yang melonjak 168,1 persen menjadi US$ 23,70 setelah mendapat sertifikasi untuk pemancar pengisian nirkabelnya.
Saat teknologi naik, saham energi justru turun. Ini akibat harga minyak yang turun setelah mencapai level tertinggi dalam dua setengah tahun di sesi sebelumnya, menekan indeks energi S&P sebesar 0,3 persen.