PT. KONTAK PERKASA FUTURES - Siapa yang bisa menyangkal jika tanggal gajian adalah salah satu tanggal paling menyenangkan di dunia? Setiap tanggal 1 atau tanggal 25 tiba rasanya segala penat dan kelelahan bekerja menguap ke udara. Masuknya gaji ke rekening menandai kebebasan untuk berbelanja barang-barang yang sudah diidamkan sekian lama. Tapi seperti siklus hidup lainnya, kebahagiaan karena gaji baru tiba bisa berubah seketika jika tidak berhati-hati dalam membelanjakannya.
“Puff! Tiba-tiba uang gaji itu serasa melayang begitu saja.”
Apakah kamu salah satu korban yang sering kehabisan uang sebelum tanggal gajian tiba? Sering bingung uangmu habis ke mana saja? Jika kamu merasa masuk kategori ini, tips belanja hemat dari Sepulsa ini cocok untuk kamu coba.
1. Setiap tanggal gajian tiba, redam hasrat belanja dengan membuat list kebutuhan yang harus kamu bayar di muka. Kamu akan sadar: uangmu ternyata tak sebanyak yang dikira
Salah satu penyebab kita sering kalap belanja adalah karena kita merasa memiliki banyak uang yang bisa digunakan di rekening. Efek psikologis pasca gajian membuat kita merasa jadi “orang kaya” — karena rekening terisi penuh setelah kosong sebelumnya. Dampak dari perasaan ini tidak main-main: kamu bisa impulsif memesan barang dari online shop, gesek sana-sini di mall karena merasa punya banyak uang.
“Semuanya akhirnya berujung pada tragedi kantung tipis sebelum waktunya.”
Agar hasrat belanja impulsif tidak lagi datang, biasakan untuk membayar segala tagihan di muka. Selepas gaji ditransfer ke rekeningmu, langsung pisahkan sejumlah uang untuk kebutuhan rutin. Bayar kost, uang makan sebulan, bayar cicilan motor atau mobil, sampai biaya beli pulsa — pisahkan sejumlah uang ini dari rekening yang ada.
Hitung semua pengeluaran dengan detil dan rinci, sehingga uang yang tersisa di rekeningmu memang benar-benar bisa digunakan untuk memenuhi hasrat belanja. Mengaplikasikan cara ini akan membuatmu sadar bahwa uangmu ternyata tidak sebanyak yang dikira. Kalau uangnya sudah terbatas, pasti pikir dua kali dong untuk impulsive shopping?
2. Tetapkan tanggal keramat yang jadi hari belanja pribadimu. Selain di tanggal itu, hanya uang untuk kebutuhan remeh yang boleh keluar dari dompetmu
Perlakukan momen belanja seperti hari pertemuan dengan pacar LDR yang harus dipersiapkan sebaik mungkin. Amunisimu sudah harus siap dari jauh-jauh hari: mulai dari daftar belanjaan, baca review dari berbagai sumber agar tidak salah pilih produk, sampai survey toko yang menawarkan harga termurah.
Agar proses belanjamu makin terarah, tetapkan pula tanggal yang jadi tanggal belanja bulanan. Di hari itu kamu bebas belanja untuk kebutuhan rutin bulanan dan boleh juga membeli barang idaman dengan uang yang tersisa. Buatlah hukum tak tertulis jika ada barang yang lupa dibeli di hari itu yang harganya di atas 100 ribu, maka kamu harus bertahan hidup tanpanya sepanjang bulan.
Dengan cara ini uangmu akan lebih aman dari pengeluaran-pengeluaran mendadak. Siasat ini juga bisa menjauhkanmu dari kunjungan kurang penting ke mini market yang membuatmu sering tergoda membeli barang yang kurang diperlukan.
3. Berangkatlah belanja saat perutmu kenyang. Jika tidak kuat iman, jangan juga berani mendorong trolley di lorong penuh barang menggiurkan
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh University of Minnesota menunjukkan bahwa mereka yang pergi belanja dengan perut kosong cenderung lebih impulsif dalam menentukan pilihan barang belanjaan. Rasa lapar ternyata bisa berubah jadi hasrat untuk mengambil apa saja yang ada di depan mata.
Agar “kecelakaan” karena terlalu banyak belanja tak terjadi padamu, pastikan perutmu sudah terisi sebelum berangkat ke toko langganan. Perut yang kenyang akan membantumu berpikir lebih jernih dalam memutuskan mana barang yang benar-benar kamu butuhkan dan mana yang tidak.
Selain itu, jika kamu sadar keteguhan hatimu belum cukup teruji jangan sekali-kali membiarkan diri belanja dengan trolley. Jinjing keranjang plastik yang membuat sakit tangan itu saja, agar barang yang kamu masukkan tidak melebihi yang seharusnya.
“Trolley + hasrat belanja menggebu + iman yang kurang kuat = bunuh diri di depan kasir.”
4. Setiap pergi belanja pastikan kamu setia pada daftar yang sudah dibuat. Pilih juga supermarket besar yang pilihan barangnya lengkap
“Loh, bukannya kalau pergi ke supermarket besar itu malah membuka peluang untuk lapar mata ya? Jadi boros dong..”
Eits, jangan salah! Justru supermarket besar yang barangnya lengkap sering menawarkan potongan harga untuk menghabiskan stoknya. Cepatnya stok barang baru datang memaksa mereka menghabiskan stok lama yang kian mendekati masa kadaluarsa. Di sinilah kesempatanmu mendapatkan potongan harga.
Agar kamu tidak lapar mata, pastikan proses belanjamu didampingi daftar belanjaan detil yang sudah kamu buat sebelumnya. Jika kamu bisa setia pada daftar belanjaan yang sudah kamu buat sendiri maka dompetmu bisa aman sampai akhir bulan nanti.
5. Percayakah kamu kalau belanja dalam kemasan besar bisa menyelamatkan dompetmu dari kiamat kecil sebelum akhir bulan?
Berbelanja dalam kemasan besar bisa jadi trik yang layak kamu terapkan demi menghemat pengeluaran setiap waktu belanja tiba. Memang sih, harga barang dalam kemasan besar sekilas terkesan lebih mahal. Tapi jika dihitung dengan seksama sebenarnya volume produk dan harga yang harus kamu bayar akan berada di margin yang lebih menguntungkan.
Sebutlah begini,
“Harga shampoo 90 ml = Rp 8.500
Harga shampoo 180 ml = Rp 16.000”
“Harga shampoo 90 ml = Rp 8.500
Harga shampoo 180 ml = Rp 16.000”
Sekilas kita akan lebih tergoda dengan harga murah yang ditawarkan oleh shampoo ukuran kecil. Padahal jika dihitung ulang, membeli shampoo berukuran 2 kali lipat lebih besar justru memungkinkan kita berhemat sebesar Rp 1.000. Kalikan angka Rp 1.000 dengan 10 produk yang kamu beli saat itu — kamu sudah bisa berhemat Rp 10.000!
Membeli produk berukuran besar juga bisa membuatmu tak harus cepat-cepat belanja lagi bulan depan. Produk berukuran besar itu bisa bertahan lebih lama, sehingga uangmu bisa digunakan untuk kepentingan lainnya.
8. Coba juga buat tantangan belanja bersama sahabat sendiri. Dia yang bisa belanja paling hemat, boleh memilih akan ditraktir apa di akhir bulan
Skenario 1:
Kamu: “Duuuuh, ini perlu gak ya?” (sembari memandang masker muka seharga 200 ribu)
Teman yang baik: “Gak usah lah. Jarang maskeran juga ‘kan lu? Sayang duit…”
Kamu: “Duuuuh, ini perlu gak ya?” (sembari memandang masker muka seharga 200 ribu)
Teman yang baik: “Gak usah lah. Jarang maskeran juga ‘kan lu? Sayang duit…”
Skenario 2:
Kamu: “Gue beli masker nggak ya cuy? Kata review orang-orang bagus, nih…”
Partner belanja nan sesat: “Beli aja lah. Pasti kepake juga. Lumayan buat jaga-jaga.”
Kamu: “Gue beli masker nggak ya cuy? Kata review orang-orang bagus, nih…”
Partner belanja nan sesat: “Beli aja lah. Pasti kepake juga. Lumayan buat jaga-jaga.”
Jika sifat boros dan impulsif memang sudah ada dalam darahmu, inilah saatnya memilih teman belanja yang bisa mengingatkanmu. Kalau sadar kamu adalah orang yang mudah tergoda, jangan pergi dengan teman sesama impulsive buyer juga.
Pilih teman belanja yang galak dan sedikit strict soal pengeluaran. Kalau perlu ciptakan tantangan seru untuk belanja hemat di antara kalian berdua. Bikin shopping list kalian bersama, pastikan kebutuhan yang harus dibeli dalam takaran sepadan — kemudian tentukan berapa banyak uang yang bisa dihabiskan kali ini dalam sesi belanja.
Dia yang bisa belanja paling hemat berhak diberi hadiah. Pemenangnya bisa minta ditraktir makan, dibelikan barang, atau bahkan dibayari biaya perawatan ke salon langganan. Tentu dengan cara ini kalian akan berusaha untuk belanja sehemat mungkin dong? Daripada harus keluar uang lagi karena gagal berhemat?
Simak juga : PT. KONTAK PERKASA FUTURES
Sumber : www.sepulsa.com