KONTAK PERKASA FUTURES - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir lebih rendah pada Selasa (Rabu pagi WIB), karena dolar AS berbalik menguat atau "rebound" setelah mengalami penurunan tajam pada Senin (5/12).
KONTAK PERKASA FUTURES - Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Februari turun 6,4 dolar AS, atau 0,54 persen, menjadi 1.170,10 dolar AS per ounce.
Penguatan dalam dolar AS memberikan tekanan terhadap emas, karena indeks dolar AS yang mengukur dolar terhadap sekeranjang mata uang utama, naik 0,35 persen menjadi 100,51 pada pukul 18.00 GMT.
Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar naik maka emas berjangka akan jatuh, karena emas yang diukur dengan dolar menjadi lebih mahal bagi investor.
Para pedagang juga dengan hati-hati memantau situasi di Italia yang terus berkembang. Investor takut kemungkinan Italia keluar dari Uni Eropa, yang dapat mendestabilisasi Uni Eropa dan sebagai akibatnya memberikan dukungan bagi emas.
Tetapi informasi terbaru telah mengindikasikan bahwa meskipun perdana menteri Italia mengundurkan diri, tidak ada tanda-tanda lain bahwa negara itu akan keluar dari Uni Eropa.
Emas mendapat dukungan ketika laporan yang dirilis oleh Departemen Perdagangan AS pada Selasa (6/12) menunjukkan bahwa defisit perdagangan internasional AS meningkat menjadi negatif 42,6 miliar dolar AS, sebuah angka yang analis catat termasuk penurunan 1,8 persen di ekspor. Laporan ini mendukung emas, karena melemahnya ekspor AS bukan pertanda baik untuk kekuatan ekonomi AS.
Probabilitas tersirat untuk kenaikan suku bunga Fed pada pertemuan FOMC berikutnya berada relatif sama dibandingkan minggu lalu. Investor percaya Fed akan menaikkan suku bunga dari 0,50 ke 0,75 selama pertemuan FOMC Desember.
Menurut alat Fedwatch CME Group, probabilitas tersirat saat ini untuk menaikan suku bunga dari 0,50 menjadi setidaknya 0,75 adalah 94 persen pada pertemuan Desember dan 94 persen untuk pertemuan Februari.
Perak untuk pengiriman Maret turun 8,9 sen atau 0,53 persen menjadi 16,81 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun 2,9 dolar AS atau 0,31 persen ditutup pada 935,70 dolar AS per ounce, demikian dilaporkan Xinhua.
KONTAK PERKASA FUTURES - Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Februari turun 6,4 dolar AS, atau 0,54 persen, menjadi 1.170,10 dolar AS per ounce.
Penguatan dalam dolar AS memberikan tekanan terhadap emas, karena indeks dolar AS yang mengukur dolar terhadap sekeranjang mata uang utama, naik 0,35 persen menjadi 100,51 pada pukul 18.00 GMT.
Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar naik maka emas berjangka akan jatuh, karena emas yang diukur dengan dolar menjadi lebih mahal bagi investor.
Para pedagang juga dengan hati-hati memantau situasi di Italia yang terus berkembang. Investor takut kemungkinan Italia keluar dari Uni Eropa, yang dapat mendestabilisasi Uni Eropa dan sebagai akibatnya memberikan dukungan bagi emas.
Tetapi informasi terbaru telah mengindikasikan bahwa meskipun perdana menteri Italia mengundurkan diri, tidak ada tanda-tanda lain bahwa negara itu akan keluar dari Uni Eropa.
Emas mendapat dukungan ketika laporan yang dirilis oleh Departemen Perdagangan AS pada Selasa (6/12) menunjukkan bahwa defisit perdagangan internasional AS meningkat menjadi negatif 42,6 miliar dolar AS, sebuah angka yang analis catat termasuk penurunan 1,8 persen di ekspor. Laporan ini mendukung emas, karena melemahnya ekspor AS bukan pertanda baik untuk kekuatan ekonomi AS.
Probabilitas tersirat untuk kenaikan suku bunga Fed pada pertemuan FOMC berikutnya berada relatif sama dibandingkan minggu lalu. Investor percaya Fed akan menaikkan suku bunga dari 0,50 ke 0,75 selama pertemuan FOMC Desember.
Menurut alat Fedwatch CME Group, probabilitas tersirat saat ini untuk menaikan suku bunga dari 0,50 menjadi setidaknya 0,75 adalah 94 persen pada pertemuan Desember dan 94 persen untuk pertemuan Februari.
Perak untuk pengiriman Maret turun 8,9 sen atau 0,53 persen menjadi 16,81 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun 2,9 dolar AS atau 0,31 persen ditutup pada 935,70 dolar AS per ounce, demikian dilaporkan Xinhua.