KONTAK PERKASA FUTURES - Saham-saham di Wall Street berakhir jatuh pada Kamis pagi, karena ekuitas terkait minyak bumi terpukul sangat keras di tengah kekhawatiran tentang pelambatan ekonomi Tiongkok. Dow Jones Industrial Average turun 162,61 poin (0,93 persen) menjadi ditutup pada 17.348,73. Indeks berbasis luas S&P 500 turun 17,31 poin (0,83 persen) menjadi berakhir di 2.079,61, sedangkan indeks komposit teknologiNASDAQ merosot 40,30 poin (0,80 persen) menjadi 5.019,05. Kekhawatiran Tiongkok telah mendominasi perdagangan sejak bank sentral Tiongkok secara tak terduga mendevaluasi mata uangnya pada pekan lalu. Itu dilakukan setelah sekitar enam minggu terjadi gejolak di pasar saham Tiongkok. "Tiongkok kini telah menjadi perhatian geopolitik baru, menggantikan Yunani," kata Sam Stovall, kepala strategi investasi di S&P Capital IQ seperti dikutip AFP. Ekuitas terkait minyak mengalami penurunan tajam akibat kejatuhan terbaru dalam harga minyak, dengan ConocoPhillips kehilangan 3,7 persen, Marathon Oil jatuh 7,2 persen dan perusahaan jasa minyak Weatherford International merosot 5,5 persen. Saham-saham AS berada di posisi merah sepanjang pagi, tetapi "main mata" dengan bergerak ke wilayah positif setelah risalah Federal Reserve menunjukkan pembuat kebijakan melihat ekonomi AS "mendekati" titik untuk dapat menaikkan suku bunga mendekati nol. Namun, saham-saham kemudian kembali mendekati tingkat sebelum risalah pertemuan Fed dirilis. Saham peritel Target naik 0,7 persen setelah mengangkat proyeksi laba setahun penuh menjadi 4,60-4,75 dolar AS per saham dari 4,50-4,65 dolar AS menyusul hasil kuartal kedua yang mengalahkan proyeksi perusahaan. Peritel material perbaikan rumah Lowe menguat 1,9 persen karena labanya pada kuartal kedua naik 8,4 persen menjadi 1,1 miliar dolar AS. Hormel Foods, perusahaan pengolah daging dan produk makanan, naik 1,2 persen karena menaikkan proyeksi labanya menjadi 2,57-2,63 dolar AS per saham dari 2,50-2,60 dolar AS per saham. Harga obligasi naik. Imbal hasil pada obligasi pemerintah AS berjangka 10-tahun turun menjadi 2,12 persen dari 2,20 persen pada Selasa, sementara pada obligasi 30-tahun turun menjadi 2,81 persen dari 2,86 persen. Harga dan imbal hasil obligasi bergerak berlawanan arah.