KONTAK PERKASA FUTURES - Harga minyak turun untuk hari keempat berturut-turut pada Selasa pagi, karena penurunan tajam di pasar ekuitas Tiongkok sejak 2007 memicu kekhawatiran baru tentang penurunan permintaan di konsumen energi utama dunia tersebut. Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September, turun 75 sen menjadi berakhir di 47,39 dolar AS per barel, lapor AFP. Patokan global, minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan September, jatuh menjadi 53,47 dolar AS per barel di perdagangan London, turun 1,15 dolar AS dari penutupan Jumat lalu. "Saat ini pasar (minyak) terus mencari posisi terendah," kata Gene McGillian dari Tradition Energy. Pada Senin, pasar saham Tiongkok ditutup menukik 8,5 persen di pasar saham Shanghai, penurunan satu hari terbesar mereka sejak Februari 2007, setelah data ekonomi yang lemah menghidupkan kembali kekhawatiran tentang kesehatan ekonomi terbesar kedua di dunia itu. Penurunan tajam Shanghai mengguncang pasar keuangan global. Itu terjadi meskipun baru-baru ini pemerintah Tiongkok melakukan upaya-upaya yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk menopang saham yang telah merosot sejak pertengahan Juni. McGillian mengatakan bahwa kekhawatiran permintaan telah menekan pasar minyak. "Kejatuhan di pasar saham Tiongkok meningkatkan kekhawatiran pertumbuhan ekonomi kemungkinan melambat," katanya. Pedagang mengantisipasi penurunan permintaan energi "terutama di Tiongkok" dan khawatir tentang "tingkat rekor produksi yang Anda lihat di seluruh dunia." Joseph George, seorang analis di Schneider Electric, mencatat bahwa jumlah rig minyak AS meningkat pada pekan lalu untuk ketiga kalinya sepanjang bulan ini, sebanyak 21 rig menjadi 659 rig. "Produsen-produsen AS terus mengebor pada tingkat tercepat dalam tiga dekade meskipun harga minyak lebih rendah," kata dia. "Produksi AS belum menunjukkan tanda-tanda penurunan substansial dan pasar minyak tetap kelebihan pasokan."