KONTAK PERKASA FUTURES - Harga minyak dunia mencetak posisi tertinggi baru 2015 pada Kamis pagi, setelah data mingguan menunjukkan stok minyak mentah komersial AS secara tak terduga turun untuk kali pertama dalam empat bulan terakhir. Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni, bertambah 53 sen menjadi ditutup pada 60,93 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, tingkat tertinggi sejak awal Desember. Minyak mentah Brent North Sea untuk Juni, patokan Eropa, menetap di 67,77 dolar AS per barel di London, naik 25 sen dari Selasa dan juga merupakan tingkat tertinggi sejauh tahun ini. WTI, yang telah melonjak lebih dari dua dolar AS pada awal perdagangan, memasangkan keuntungan tajam setelah Departemen Energi AS melaporkan penurunan pertama dalam stok minyak mentah komersial dalam 16 minggu terakhir. "Ini adalah membeli rumor, menjual fakta," kata Matt Smith dari Schneider Electric, mencatat laporan American Petroleum Institute pada Selasa sudah menunjukkan penarikan dalam persediaan. "Kami sudah reli 50 persen pada WTI sejak terendah Maret dan 30 persen pada Brent, sehingga tidak mengherankan kami berjalan sedikit ketinggalan." Stok minyak mentah AS jatuh 3,9 juta barel dalam pekan yang berakhir 1 Mei. Para analis telah memperkirakan untuk peningkatan 1,5 juta barel, menurut sebuah jajak pendapat Bloomberg News. Meskipun turun, pada 487,0 juta barel minyak mentah, stok berada pada tingkat tertinggi pada catatan untuk kali ini. Penurunan juga termasuk pada persediaan di Cushing, Oklahoma, titik pengiriman untuk kontrak AS, yang kehilangan 12.000 barel menjadi 61,67 juta barel. Sementara itu, produksi minyak mentah AS mundur 4.000 barel menjadi 9,369 juta barel per hari. Jumlah rig AS yang beroperasi terus turun pada pekan lalu, menurut perusahaan jasa minyak Baker Hughes. Para analis percaya bahwa harga minyak mentah yang rendah memaksa produsen minyak serpih AS untuk memperlambat produksi mereka. Di sisi lain, kilang-kilang pengolahan minyak meningkatkan aktivitasnya, mendorong pemanfaatan kapasitas mereka hingga 93 persen. "Saya pikir tren penurunan dalam persediaan ini akan berlanjut karena kilang-kilang di AS meningkatkan pemanfaatan mereka selama musim panas setelah mereka kembali dari perawatan," kata Andy Lipow dari Lipow Oil Associates. Minyak juga menikmati dukungan dari melemahnya dolar, yang jatuh tajam pada Rabu di tengah data ekonomi AS yang buruk. Euro dibeli 1,1340 dolar pada sore hari di New York, naik dari 1,1185 dolar pada Selasa sore. Demikian laporan AFP.