KONTAK PERKASA FUTURES - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin sore, bergerak menguat sebesar 96 poin menjadi Rp12.924 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.020 per dolar AS. "Dolar AS bergerak cenderung melemah terhadap berbagai mata uang utama dunia, termasuk rupiah, terimbas data upah tenaga kerja non-pertanian (NFP) yang melambat sehingga menimbulkan ekspektasi penundaan kenaikan suku bunga The Fed," Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta. Ia mengemukakan bahwa laporan NFP AS pada Jumat pekan lalu hanya tumbuh sekitar 126.000 pada Maret, atau di bawah ekspektasi pasar yang sebesar 245.000. Data yang di bawah perkiraan itu memperbesar ekspektasi bahwa Bank Sentral AS (the Fed) akan menahan diri lebih lama lagi untuk menaikan tingkat suku bunga acuannya (Fed fund rate). "Diperkirakan, sentimen dari NFP AS itu akan mempengaruhi laju dolar AS dengan kecenderungan melemah untuk beberapa hari ke depan," katanya. Kendati demikian, lanjut dia, pelemahan dolar AS diperkirakan terbatas, karena indikator ekonomi mingguan seperti data sektor perumahan, kepercayaan konsumer, dan klaim pengangguran AS mulai membaik, sehingga terbuka peluang laporan NFP untuk bulan April 2015 memberikan kejutan positif. Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada menambahkan kesempatan bagi rupiah untuk mempertahankan penguatan masih terbuka ke depannya, apalagi kondisi ekonomi domestik juga masih stabil. "Perekonomian Indonesia yang stabil akan menjaga fluktuasi nilai tukar domestik ke depannya," katanya. Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Senin (6/4) ini tercatat mata uang rupiah bergerak menguat menjadi Rp12.942 dibandingkan hari sebelumnya, Kamis (2/4) di posisi Rp13.000 per dolar AS.