KONTAK PERKASA FUTURES - Harga minyak mentah ditutup naik tajam pada Rabu pagi, dengan kontrak berjangka AS mencapai titik tertinggi sejauh tahun ini, dipicu ekspektasi penurunan produksi di Amerika Serikat. Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei, naik 1,84 dolar AS menjadi berakhir di 53,98 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, penutupan tertinggi sejak 30 Desember di 54,12 dolar AS, lapor AFP dan Xinhua. Di perdagangan London, minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Mei, acuan global, menetap di 59,10 dolar AS per barel, naik 98 sen dari Senin. Kedua kontrak mengembalikan kerugiannya, mengakhiri perdagangan secara kuat di wilayah positif, memperpanjang kenaikan kuat tiga dolar AS pada Senin setelah kerangka kesepakatan nuklir antara Iran dan negara-negara besar pekan lalu dilihat sebagai memiliki efek jangka pendek minimal pada pasokan minyak mentah global. Pedagang sedang menunggu laporan persediaan mingguan Departemen Energi AS (DoE) pada Rabu. Para analis memperkirakan persediaan akan menunjukkan kenaikan lain. Tetapi mereka juga memperkirakan bahwa produksi minyak mentah AS, di lebih dari sembilan juta barel per hari, akan berkurang untuk minggu kedua berturut-turut. "Kegairahan minyak mendapat dorongan setelah Genscape melaporkan bahwa pasokan minyak di Cushing Oklahoma meningkat dengan jauh lebih kecil dari yang diharapkan 169.000 barel dalam pekan yang berakhir 3 April," kata Phil Flynn, seorang analis di Price Futures Group. Flynn mengatakan laporan penyedia data energi itu adalah bukti lebih lanjut bahwa kekhawatiran tentang pasokan menguji kapasitas di pusat penyimpanan penting Cushing "telah berlebihan". Analis mengatakan pasar minyak juga terus didukung oleh berita bahwa Arab Saudi telah menaikkan harga minyak mentah untuk Asia. Arab Saudi menaikkan harga penjualan minyak mentah ke Asia pada Mei untuk bulan kedua berturut-turut. Raksasa perusahaan minyak milik Saudi, Aramco, menaikkan harga Mei untuk grade Arab Light kepada pelanggan Asia sebesar 0,30 dolar AS per barel dibandingkan dengan April. Pedagang menganggap hal ini sebagai sinyal peningkatan permintaan di wilayah tersebut. "Permintaan minyak jelas mulai pulih di Asia, memungkinkan Arab Saudi untuk menawarkan minyak pada diskon yang lebih kecil," kata Commerzbank dalam catatan penelitiannya. Harga minyak mentah juga naik di tengah spekulasi bahwa harga rendah akan mengurangi surplus pasokan. Para pedagang memperkirakan laporan mingguang persediaan AS akan menunjukkan bahwa produksi minyak mentah AS turun untuk minggu kedua berturut-turut. Untuk pekan yang berakhir pada 27 Maret, produksi minyak mentah AS turun 36.000 barel menjadi 9,386 juta barel per hari pekan lalu, menurut Badan Infoemasi Energi AS (EIA). Jumlah rig AS yang secara aktif melakukan pengeboran minyak dan gas bumi pada 2 April turun 20 rig menjadi 1.028 rig, perusahaan jasa minyak Baker Hughes melaporkan Kamis lalu. Analis percaya bahwa harga minyak mentah yang rendah akan memaksa produsen minyak serpih AS memperlambat produksinya.