KONTAK PERKASA FUTURES - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa pagi bergerak menguat sebesar 33 poin menjadi Rp12.927 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp12.960 per dolar AS. "Setelah sempat mendatar, nilai tukar rupiah bergerak menguat terhadap dolar AS, diperkirakan sebagian investor jangka pendek mengambil posisi ambil untung terhadap dolar AS setelah mengalami penguatan cukup signifikan pada awal pekan kemarin (Senin, 3/3)," kata Analis PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong di Jakarta, Selasa. Di sisi lain, ia menambahkan bahwa data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukan deflasi pada Februari sebesar 0,36 persen membuat inflasi tahunan menurun. Sementara neraca perdagangan Januari 2015 surplus dengan total ekspor mencapai 13,3 miliar dolar AS dan impor 12,6 miliar dolar AS sehingga terjadi surplus sebesar 709,4 juta dolar AS. "Data ekonomi itu juga membantu mengurangi tekanan pada mata uang rupiah, diharapkan tren perbaikan terus berlanjut," katanya. Kendati demikian, ia mengatakan bahwa peningkatan kondisi ekonomi Amerika Serikat masih membayangi penguatan mata uang domestik, kondisi di AS masih berpotensi memicu permintaan terhadap dolar AS di dalam negeri. "Peningkatan ekonomi AS itu, pada gilirannya akan membuat bank sentral AS membuat kebijakan untuk menaikan suku bunga (fed fund rate) pada tahun ini, yang dapat mendorong aliran dana asing keluar dari dalam negeri," katanya. Selain itu, lanjut dia, aksi bank sentral Tiongkok yang menurunkan suku bunga mengindikasikan kekhawatiran pertumbuhan ekonomi negara terbesar kedua dunia itu cenderung melambat.