KONTAK PERKASA FUTURES - Saham-saham Korea Selatan berakhir di wilayah negatif selama dua hari berturut-turut pada Selasa, karena berlanjutnya ketidakpastian dari luar negeri. Indikator utama pasar, Indeks Harga Saham Gabungan Korea (KOSPI) turun 11,14 poin atau 0,57 persen, menjadi ditutup pada 1.935,86 dengan volume perdagangan mencapai 322,84 juta saham senilai 4,08 triliun won (3,75 miliar dolar AS). Berlanjutnya ketidakpastian atas kenaikan suku bunga Federal Reserve AS, kemungkinan keluarnya Yunani dari zona euro dan harga minyak yang fluktuatif terus menekan pasar. KOSPI mengambil star dengan sedikit menguat, tetapi berbalik turun dan tinggal di wilayah negatif sepanjang sesi. Laporan laba perusahaan kuartal keempat yang tidak membaik luar biasa, gagal meningkatkan sentimen pasar. Investor ritel dan institusional membeli saham masing-masing senilai 93 miliar won dan 38 miliar won, tetapi investor asing menjual saham senilai 131 miliar won. Saham-saham berkapitalisasi besar berakhir bervariasi. Penggerak utama pasar Samsung Electronics turun 1,2 persen, dan raksasa memory chip Hynix kehilangan 0,1 persen. Pemasok tenaga listrik milik negara Korea Electric Power Corp menguat 1,2 persen, dan perusahaan baja terbesar POSCO naik 1,7 persen. Produsen mobil terkemuka Hyundai Motor danpembuat suku cadang mobil terbesar Hyundai Mobis masing-masing menurun 0,63 persen dan 0,21 persen, sedangkan produsen mobil Kia Motors bertambah 0,7 persen. Indeks saham teknologi Kosdaq menurun selama dua hari berturut-turut karena meluasnya pandangan bahwa alat ukur tersebut dinilai terlalu tinggi setelah menembus tingkat 600 poin. Perusahaan yang terdaftar di pasar Kosdaq akan mengumumkan laba kuartal keempat mulai minggu ini. Mata uang Korea Selatan berakhir pada 1.089,7 won terhadap greenback, naik 5,2 won dari penutupan Senin. Harga obligasi berakhir lebih rendah. Imbal hasil pada surat utang negara tiga tahun naik 7,9 basis poin menjadi 2,056 persen, dan imbal hasil pada obligasi pemerintah 10-tahun naik 6,1 basis poin menjadi 2,356 persen, demikian Xinhua melaporkan.