KONTAK PERKASA FUTURES - Kurs yen melemah di perdagangan Asia pada Kamis, setelah penguatannya baru-baru ini kehabisan tenaga karena kenaikan kecil tak terduga dalam harga minyak meningkatkan sentimen pasar. Pada perdagangan sore di Tokyo, dolar naik menjadi 117,70 yen, dari 117,39 yen di New York pada Rabu sore, di mana pada satu titik sempat mencapai tingkat terendah 116,08 yen. "Sentimen penghindaran risiko mendorong pasangan dolar-yen ke serendah 116, namun itu mungkin akan terlalu jauh dalam jangka pendek," Mitsushige Akino, pejabat eksekutif di Ichiyoshi Asset Management, mengatakan kepada Bloomberg News. Euro berpindah tangan pada 1.1769 dolar dan 138,55 yen pada Kamis terhadap 1,1782 dolar dan 138,30 yen di perdagangan AS. Para pedagang berpindah ke yen dalam beberapa hari terakhir -- unit yang dipandang sebagai "safe haven" selama masa gejolak dan ketidakpastian -- karena jatuhnya harga minyak mengguncang pasar modal dan kepercayaan investor. Menambah tekanan jual adalah penurunan mengejutkan 0,9 persen dalam penjualan ritel AS pada Desember dan berita bahwa Bank Dunia telah memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global, mengatakan pemulihan AS tidak cukup untuk menyeret kenaikan ekonomi negara-negara lainnya. "Kegagalan pada penjualan ritel AS yang patut dipertimbangkan, cukup membebani pertumbuhan sentimen," kata National Australia Bank. Tetapi minyak mentah menikmati kenaikan langka lima persen pada Rabu, setelah jatuh mendekati terendah enam tahun terakhir, dengan para analis mengatakan kenaikan itu telah diharapkan setelah komoditas jatuh lebih dari 50 persen sejak Juni. Data buruk bagi ekonomi AS menimbulkan spekulasi bahwa Fed kemungkinan menunda kenaikan suku bunga pada pertengahan tahun -- kenaikan suku bunga akan cenderung meningkatkan dolar. Namun ada beberapa kabar baik, karena Federal Reserve mengatakan dalam laporan Beige Book-nya bahwa ekonomi AS mempertahankan pertumbuhan "sedang" atau "moderat" dalam beberapa pekan terakhir. Rubel Rusia naik menjadi 64,20 terhadap dolar. Mata uang rubel telah terpukul keras karena turunnya harga minyak memperburuk kekhawatiran tentang Rusia yang sangat bergantung pada ekspor energi. Greenback melemah terhadap sebagian besar mata uang Asia-Pasifik. Unit AS jatuh menjadi 61,85 rupee India dari 62,15 rupee pada Rabu, menjadi 1,3342 dolar Singapura dari 1,3356 dolar Singapura, menjadi 44,67 peso Filipina dari 44,68 peso, dan menjadi 31,74 dolar Taiwan dari 31,79 dolar Taiwan. Greenback juga melemah menjadi 32,74 baht Thailand dari 32,78 baht, sementara itu naik menjadi 12.616 rupiah Indonesia dari 12.605 rupiah. Dolar Australia naik menjadi 82,04 sen AS dari 80,91 sen AS, karena data baru menunjukkan tingkat pengangguran di negara itu turun sedikit pada Desember. Sementara itu, yuan Tiongkok diambil 19,00 yen dari 18,91 yen sehari sebelumnya, APF melaporkan.