Sentimen eksternal terutama dampak aksi demo di Hong Kong dan situasi Ukraina menyebabkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa pagi, dibuka melemah 26,19 poin atau 0,51 persen. IHSG Selasa pagi dibuka di zona merah menjadi 5.115,81 dan indeks 45 saham unggulan (LQ45) melemah 5,83 poin (0,67 persen) ke level 869,02. "Pergerakan IHSG BEI mengikuti sentimen indeks saham Asia yang bergerak melemah pada pagi ini," kata Head of Research Valbury Asia Securities Alfiansyah di Jakarta, Selasa. Ia mengemukakan bahwa adanya aksi demo di Hong Kong yang menentang intervensi Tiongkok yang terlalu besar terutama di pasar keuangannya membuat indeks Hangseng terkoreksi, kondisi itu memicu indeks bursa Asia bergerak variatif dengan sebagian besar melemah, termasuk IHSG BEI. "Diharapkan situasi dan kondisi Hong Kong kondusif, sehingga bisa mengurangi tekanan bagi indeks bursa Asia pada perdagangan saham hari ini," katanya. Ia menambahkan bahwa situasi di Ukraina yang kini mulai mereda setelah pemerintah Ukraina dan separatis setuju melakukan gencatan senjata diharapkan menjadi sentimen positif. Terciptanya rekonsialiasi hubungan Rusia dan AS pasca krisis Ukraina, akan memulihkan kembali perekonomian Rusia dan ancaman bagi ekonomi di kawasan Eropa. Sementara itu, Analis Woori Korindo Securities Indonesia (WKSI) Reza Priyambada mengatakan bahwa meski indeks BEI kembali terkoreksi, namun IHSG BEI masih berpeluang menguat kembali menyusul beberapa saham di dalam negeri berada di area jenuh jual. "Diharapkan IHSG dapat bertahan di zona hijau meski tetap mencermati sentimen yang ada yang dapat merubah arah pasar," katanya. Bursa regional, di antaranya indeks Bursa Hang Seng melemah 255,10 poin (1,10 persen) ke 22.974,11, indeks Nikkei turun 183,83 poin (1,13 persen) ke 16.126,81 dan Straits Times melemah 23,67 poin (0,74 persen) ke posisi 3.265,50.