Nilai tukar yen Jepang kembali tertekan pada kisaran rendah dalam 6 bulan terakhir di awal pekan ini akibat investor kecewa dengan data pertumbuhan GDP domestik yang direvisi kian memburuk yang rilis pada hari ini (Senin, 8/9). Data GDP Jepang kuartal II untuk tahunan (y/y) direvisi kian menurun menjadi -7.1% dari estimasi pertama di level -6.8%. Sedangkan untuk periode kuartalan juga direvisi menjadi -1.8% dari estimasi awal pada level -1.7%. Sentimen investor juga terlihat kurang antusias dalam melakukan perdagangan setelah di akhir pekan lalu Amerika Serikat merilis data non farm payrolls yang merosot hingga tercatat 142,000 di Agustus dibanding bulan sebelumnya 225,000. Hari ini kurs yen ditransaksikan pada kisaran 105.13 setelah melemah hingga 105.22 per dollar. Secara teknikal, setelah pekan lalu mencapai titik terlemahnya dalam 6 tahun terakhir pada 105.70, pasangan USDJPY kemungkinan masih akan menguji kembali resisten utama tersebut sebagai target utama. Pasalnya indikator MACD dan moving average harian masih dalam kondisi uptrend. Berhasil pecah level 105.70, USDJPY akan digiring kembali menuju resisten 106.00 dan 106.40. Namun patut diwaspadai karena kondisi USDJPY kini telah cukup jenuh atau overbought yang dapat berpotensi terjadinya koreksi. Hal itu dapat dimaklumi lantaran indikator Stochastic dan RSI-14 kini telah bermanuver bearish, sehingga dapat menggagalkan laju kenaikkan USDJPY selanjutnya. Dan bilamana terkoreksi, pasangan ini akan tertahan oleh support 104.60 kemudian 103.90 atau bahkan 103.35.