Pemerintah terus mendorong para investor untuk menanamkan modalnya
di Indonesia karena investasi industri diharapkan dapat menyerap banyak
tenaga kerja, memberi "multiplier effects" bagi perekonomian nasional dan menambah penerimaan negara."Kami
terus mendorong investasi yang masuk di Indonesia agar dilakukan tidak
hanya di Jawa, tapi juga di luar Pulau Jawa," kata Menteri Perindustrian
MS Hidayat di Jakarta, Rabu.Dia mengatakan
bahwa pada Triwulan II tahun 2014, industri pengolahan non-migas tumbuh
secara kumulatif sebesar 5,49% atau lebih tinggi dari pertumbuhan
ekonomi (PDB) yang sebesar 5,17%. Cabang-cabang industri yang mengalami
pertumbuhan tinggi antara lain Industri Makanan, Minuman & Tembakau
sebesar 9,62%, Industri Barang Kayu & Hasil Hutan Lainnya sebesar
6,35%, Industri Alat Angkut, Mesin & Peralatannya sebesar 4,52%,
serta Industri Barang Lainnya sebesar 15,77%.Sementara
itu, pada Triwulan II tahun 2014, realisasi investasi di sektor
industri masih stagnan. "Ini salah satunya dikarenakan para investor
masih menunggu terbentuknya pemerintahan baru pasca Pemilihan Presiden
2014," katanya.Investasi PMDN sektor industri
pada Triwulan II Tahun 2014 mencapai Rp 12,07 triliun atau meningkat
8,6% dibandingkan Triwulan I 2014 sebesar 11,11 triliun, sehingga total
investasi PMDN sektor industri pada Semester I 2014 menjadi Rp 23,18
triliun atau memberikan kontribusi sebesar 31,8% terhadap seluruh
investasi PMDN nasional pada Semester I 2014.Cabang
industri yang memberikan kontribusi besar terhadap investasi PMDN,
antara lain: industri makanan Rp Rp 9,76 triliun, industri kimia dan
farmasi Rp 3,45 triliun, serta industri mineral non logam Rp 3,32
triliun.Investasi PMA sektor industri pada Triwulan II Tahun
2014 mencapai USD 3,22 miliar atau sedikit lebih rendah dibandingkan
Triwulan I 2014 sebesar USD 3,49 miliar, sehingga total investasi PMA
sektor industri pada Semester I 2014 menjadi USD 6,71 miliar atau
memberikan kontribusi sebesar 46,9% terhadap seluruh investasi PMDN
nasional pada Semester I 2014.Cabang industri
yang memberikan kontribusi besar terhadap investasi PMA, antara lain:
industri makanan USD 2,06 miliar, industri kendaraan bermotor dan alat
transportasi lain USD 1,03 miliar, serta industri kimia dan farmasi USD
979,4 juta.Untuk mendorong realisasi
investasi, Hidayat mengatakan pemerintah tetap menyediakan berbagai
insentif fiskal seperti tax holiday dan tax allowance. Sementara
beberapa cabang industri yang investasinya diharapkan tumbuh tinggi
adalah industri berbasis migas dan sumber daya mineral serta industri
berbasis agro."Ini sejalan dengan program
prioritas Kemenperin yaitu pengembangan industri hilir berbasis agro,
migas, dan bahan tambang mineral, serta peningkatan daya saing industri
berbasis SDM, pasar domestik, dan ekspor," kata MS Hidayat.