Dana Moneter
Internasional (IMF) pada Kamis memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi
Prancis tahun ini, dan memperingatkan negara itu kemungkinan kehilangan
target mengurangi defisit anggarannya.
Lembaga yang berbasis di Washington itu memotong proyeksi
pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) untuk Prancis tahun ini menjadi
0,7 persen, turun dari 1,0 persen yang telah diperkirakan pada April.
Pengangguran di ekonomi terbesar kedua zona euro itu diperkirakan
akan tetap tinggi sampai 2016, sementara pertumbuhan ekonomi yang
melambat berarti defisit publik Prancis akan melebihi target Uni Eropa
mencapai 4,0 persen tahun ini.
"Perekonomian Prancis telah menunjukkan ketahanan besar selama
krisis keuangan global namun laju pemulihannya telah melambat," kata IMF
dalam sebuah pernyataan.
Pihaknya juga menyerukan "reformasi struktural yang lebih dalam" untuk membantu memperbaiki ekonomi.
Pemerintahan Sosialis Presiden Francois Hollande yang sangat tidak
populer berupaya keras untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi lamban
Prancis dan mengurangi peningkatan pengangguran.
AFP melaporkan jumlah pengangguran terdaftar di Prancis sementara
telah mengalami lompatan besar pada Mei, meningkat sebesar 24.800 ke
rekor baru 3,388 juta.
Prancis telah diharuskan dapat menurunkan defisit publik menjadi
3,0 persen dari PDB, tetapi mendapat penangguhan hukuman dari Komisi
Eropa, dan bertujuan untuk 3,8 persen pada 2014.
Lembaga audit nasional, Pengadilan Akuntansi, bulan ini
memperingatkan Prancis bahwa pertumbuhan di masa depan bisa terancam
oleh semakin berkembangnya defisit, yang diperkirakan mencapai 4,0
persen pada tahun ini.
Pemerintah telah menjanjikan pemotongan anggaran yang direncanakan
sebesar 50 miliar euro (68 miliar dolar AS) pada 2017 untuk
mengembalikan daya saing ekspor, meningkatkan pertumbuhan dan
menciptakan lapangan kerja.
IMF mengatakan Prancis harus melanjutkan kebijakan ini, mencatat bahwa ada "sedikit ruang untuk penyimpangan".
Tahun depan pertumbuhan ekonomi Prancis diperkirakan akan meningkat
menjadi 1,4 persen, mempercepat menjadi 1,7 persen pada 2016, menjadi
1,8 persen pada 2017 dan menjadi 1,9 persen pada 2018 dan 2019.