Harga minyak dunia naik pada Kamis, setelah pemerintah
AS melaporkan penurunan besar mengejutkan dalam persediaan minyak
mentahnya.
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate
(WTI) untuk pengiriman September, naik 73 sen menjadi 103,12 dolar AS
per barel pada hari pertama perdagangannya di New York Mercantile
Exchange, lapor AFP.
Patokan Eropa, minyak mentah Brent untuk pengiriman September,
bertambah 70 sen menjadi menetap di 108,03 dolar AS per barel di
perdagangan London.
"Penurunan dalam persediaan minyak (AS) memberi harga minyak mentah
sebuah pengangkat," kata analis Jasper Lawler pada perusahaan
perdagangan CMC Markets.
Sebuah laporan oleh Badan Informasi Energi AS pada Rabu mengatakan,
persediaan minyak mentah Amerika jatuh sebesar empat juta barel dalam
pekan yang berakhir 18 Juli.
Itu menandai penurunan mingguan keempat berturut-turut dan jauh
lebih besar dari penurunan 2,5 juta barel yang diperkirakan oleh para
analis.
Laporan ini juga menunjukkan stok di pusat perdagangan yang diawasi ketat di Cushing, Oklahoma, turun 1,5 juta barel. "Ini hanya hal yang musiman di mana Anda melihat stok minyak mentah
sedang ditarik dan produk-produk sedang diolah saat kita berada di
periode permintaan yang relatif tinggi," kata Matt Smith, analis di
Schneider Electric.
"Kami berada tepat di tengah-tengah musim mengemudi di sini," Smith
menambahkan, merujuk periode liburan musim panas, waktu tersibuk di
jalan bebas hambantan dan jalan raya pada tahun ini.
Laporan menunjukkan tingkat pemanfaatan kilang tidak berubah dari
minggu sebelumnya di 93,8 persen, jauh di atas kecepatan 92,3 persen
setahun lalu, karena kilang-kilang memproses lebih minyak mentah menjadi
bensin dan bahan bakar lainnya.
Sementara pedagang memantau krisis di Ukraina dan Gaza yang telah
menarik perhatian internasional, kekerasan di Libya mungkin memiliki
efek lebih besar terhadap pasar minyak, kata Smith.
Pertikaian berlanjut di bandara Tripoli, yang telah ditutup sejak
13 Juli karena bentrokan yang telah menewaskan sedikitnya 47 orang dan
120 orang terluka, menurut kementerian kesehatan.
Setidaknya lima tentara tewas pada Selasa dalam serangan bom bunuh
diri ganda terhadap pasukan khusus di bawah komando Kolonel Wanis Abu
Khamada di tenggara kota itu.
"Peningkatan kekerasan di negara yang kaya minyak akan memiliki
dampak lebih besar pada minyak mentah daripada peristiwa di Gaza," kata
Smith.