Reuters (26/7) – Beberapa otoritas BOJ menjadi lebih vocal dalam mengekspresikan kecemasan mengenai outlook kondisi ekonomi, yang dapat mengancam sesuatu yang telah menjadi sebuah posisi publik yang beragam terhadap kunci optimisme bagi pesan reflationary dari pihak bank sentral.
Ketiga otoritas dari pada dewan Sembilan anggota telah melihat lebih banyak resiko dibanding dengan kolega mereka dari peningkatan terencana Jepang dalam sebuah pajak penjualan domestik dibulan April, yang merupakan sebuah issue perdebatan yang harus dihadapi oleh PM Shinzo Abe setelah diumumkan kembali kemenangannya dalam pemilihan dihari Minggu kemarin.Mereka juga lebih khawatir dibandingkan yang lainnya mengenai sebuah penurunan dalam pertumbuhan ekonomi di China, yang terlihat lebih jelas selama bulan terakhir.Dengan kondisi ekonomi yang merespon baik terhadap fenomena Abenomic terhadap kebijakan moneter yang agresif, belanja fiskal dan juga janji reformasi ekonomi, sikap pesimis melihat bahwa tidak dibutuhkannya stimulus pertumbuhan tambahan untuk sementara waktu.
Namun keraguan mereka kemungkinan akan mendapatkan lebih banyak daya tarik pada tahun depan ketika Jepang merasakan cubitan dari naiknya pajak penjualan dan juga perlambatan di China, dengan begitu akan mengurangi pesan terhadap peningkatan yang relatif dari BOJ, sementara itu perkiraan ekonomi BOJ telah memproyeksikan sebuah pemulihan yang lebih kuat dibandingkan dengan analisa dari pihak swasta dengan beberapa margin seiring dengan target bank sentral dalam mengubah tahunan terhadap deflasi menuju inflasi sebanyak 2% dalam kurun waktu 2 tahun.(tito)