New York, 23/07 (Bloomberg) – Emas berjangka jatuh dari satu bulan tertinggi setelah India, pembeli emas terbesar di dunia, menambah kebijakan pembatasan impor. The Reserve Bank of India kemarin mengatakan akan mewajibkan pembeli emas untuk menyisihkan 20 persen untuk di ekspor ulang sebagai perhiasan dalam upaya untuk memangkas rekor defisit current account. Negara iti telah melipat gandakan pajak atas impor emas menjadi 8 persen pada tahun ini. Tingkat impor emas negara itu mungkin akan jatuh sebesar 63 persen menjadi 175 metrik ton pada semester kedua tahun ini dibandingkan tahun sebelumnya, kata Bachhraj Bamalwa, direktur dari All India Gems & Jewellery Trade Federation. "Pembatasan impor India adalah pukulan lebih lanjut untuk permintaan fisik," kata Marc Ground, analis komoditas dari Standard Bank Plc di Johannesburg, dalam sebuah wawancara telepon. "Emas akan tetap rentan terhadap downside." Emas berjangka untuk pengiriman Desember turun 0,2 persen untuk menetap di $ 1,335.20 per ounce pukul 1:39 sore di Comex, New York. Kemarin, harga emas melonjak sebanyak 3,6 persen menjadi $ 1,340.50, level tertinggi untuk kontrak paling aktif sejak 20 Juni lalu. Logam ini telah naik 13 persen dari posisi terendah 34-bulan di posisi $ 1,179.40 yang tercatat pada 28 Juni lalu karena permintaan untuk koin, bar dan perhiasan meningkat pasca kemerosotan harga. Kemarin, kontrak berjangka naik 3,3 persen, tertinggi dalam 12 bulan yang dipicu oleh spekulasi bahwa Federal Reserve akan mempertahankan stimulus ekonominya. "Pelaku pasar mengunci beberapa keuntungan yang didapat saat lonjakan harga kemarin," kata Tom Hungerford, sales representative dari Heraeus Metals New York LLC. "Untuk jangka menengah, kami prediksi harga emas akan menurun lebih lanjut berdasarkan perkiraan ekonom kami atas berlanjutnya peningkatan kegiatan ekonomi dan kebijakan moneter yang kurang akomodatif," kata Goldman Sachs Group Inc kemarin. (brc)