Bloomberg (21/02) – Saham-saham Jepang merosot, dengan Indeks Topix jatuh untuk pertama kalinya di empat sesi terakhir karena kekhawatiran seputar kemungkinan Federal Reserve AS untuk menarik stimulus moneternya dan China mungkin akan meningkatkan pengetatan di bidang properti. Penurunan komoditas menghantam sektor sumber daya. Index Topix kehilangan 1,1 persen di 962,86 pada penutupan perdagangan di Tokyo, dengan 31 dari 33 kelompok industri yang berakhir di zona merah. Sementara itu, Nikkei 225 Stock Average turun 1,4 persen di 11,309.13. Inpex, perusahaan ekslorasi energi terbesar Jepang, turun 2,8 persen di 497.500 yen. Japan Petroleum Exploration Co tergelincir 2,6 persen di 3.530 yen. Sumitomo Metal Mining Co, smelter tembaga terbesar kedua di Jepang, merosot 5,6 persen di 1.427
yen. Saham terkait ke China juga jatuh hari ini setelah otoritas China bahwa pemerintah lokal harus "tegas" mengekang spekulasi di sektor real estate dan mengambil langkah-langkah untuk mengendalikan pasar properti mengikuti kenaikan harga-harga property ke level tertinggi dalam dua tahun terakhir pada bulan
lalu. Risalah pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) Amerika pada 29-30 Januari lalu menunjukkan bahwa para pembuat kebijakan terbagi pendapat mengenai strategi di balik program pembelian obligasi yang dicanangkan ketua the Fed, Ben S. Bernanke sampai ada perbaikan yang "substansial" pada pasar tenaga kerja Amerika. (brc)