Disclaimer : Semua artikel dan konten yang terdapat dalam portal ini hanya bersifat informasi saja. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari portal kami.

09 Oktober 2013

Rebound dollar tekan harga emas berjangka

New York, 08/10 (Bloomberg) – Emas berjangka turun untuk ketiga kalinya dalam empat sesi terakhir mengikuti rebound pada dollar yang meredam permintaan untuk logam mulia sebagai alternatif investasi. Indeks dollar Bloomberg, yang mengukur kinerja greenback terhadap 10 mata uang utama global, naik sebanyak 0,2 persen. Sebelumnya, emas mencapai level tertinggi satu minggu mengikuti berlanjutnya kebuntuan dikalangan anggota parlemen AS untuk menetapkan anggaran dan meningkatkan plafon utang negara adi daya itu sehingga meningkatkan permintaan untuk safe haven alternatif. Volume perdagangan berjangka hari ini adalah 27 persen di bawah rata-rata untuk 100 hari terakhir berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Bloomberg. "Penguatan dolar mendorong harga emas untuk lebih rendah," ungkap Tom Power, senior broker komoditas dari RJ O'Brien & Associates di Chicago dalam sebuah wawancara telepon. "Kami melihat banyak investor yang wait-and-see." Emas berjangka untuk pengiriman Desember turun kurang dari 0,1 persen untuk diselesaikan pada harga $ 1,324.60 per ounce pukul 1:44 p.m. di Comex, New York. Sebelumnya, logam mencapai $ 1,330.80, tertinggi untuk kontrak teraktif sejak 1 Oktober. Sekedar catatan, harga telah merosot sebesar 21 persen untuk tahun ini. Senat Demokrat berencana untuk melakukan uji pemungutan suara sebelum akhir minggu ini terkait langkah-langkah yang akan memberikan wewenang kepada Gedung Putih untuk meningkatkan plafon utang sebesar $ 16.7 milyar. Presiden Barack Obama menegaskan bahwa ia tidak akan bernegosiasi dengan Partai Republik atas batas pinjaman tersebut. Menteri Keuangan AS, Jacob J. Lew telah memperingatkan bahwa AS mungkin tidak akan dapat membayar tagihan hutangnya setelah 17 Oktober mendatang. (brc)