Disclaimer : Semua artikel dan konten yang terdapat dalam portal ini hanya bersifat informasi saja. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari portal kami.

30 September 2015

Wall Street akhiri sesi berfluktuasi dengan bervariasii

KONTAK PERKASA FUTURES - Wall Street mengakhiri sesi berfluktuasi pada Rabu pagi dengan indeks Dow dan S&P 500 lebih tinggi, namun indeks komposit Nasdaq jatuh untuk hari keenam berturut-turut. Dow Jones Industrial Average naik 47,24 poin (0,30 persen) menjadi ditutup pada 16.049,13, lapor AFP. Indeks berbasis luas S&P 500 naik 2,32 poin (0,12 persen) menjadi berakhir di 1.884,09, tetapi indeks komposit Nasdaq turun 26,65 poin (0,59 persen) menjadi 4.517,32. Saham-saham AS telah membukukan keuntungan terkuat mereka pada hari itu setelah Conference Board melaporkan bahwa indeks kepercayaan konsumen AS naik menjadi 103,0, mengalahkan ekspektasi untuk penurunan tajam. Tetapi setelah itu perdagangan berfluktuasi, meninggalkan Nasdaq lebih rendah di tengah berlanjutnya kecemasan atas pertumbuhan global dan kebijakan moneter AS.  Beberapa saham teknologi besar jatuh, termasuk Apple merosot 3,0 persen, Amazon berkurang 1,6 Persen, Facebook merosot 2,9 persen dan Netflix melemah 1,1 persen. Tetapi banyak saham biotek menikmati sesi positif setelah mengalami penurunan selama seminggu terakhir. Amgen naik 1,2 persen, Gilead Sciences bertambah 1,3 persen dan Biogen menguat 2,2 persen. Yahoo naik 2,4 persen didukung berita bahwa pihaknya masih berupaya untuk menjual kepemilikannya diALIBABA. Perusahaan teknologi itu mengatakan akan mengejar transaksi meskipun tidak mendapatkan jaminan bahwa petugas pajak AS akan mengizinkan transaksi untuk memenuhi syarat sebagai bebas pajak. Anggota Dow McDonald naik 1,6 persen menyusul peningkatan peringkat dari Credit Suisse, yang mengatakan prospek penjualan raksasa makanan cepat saji itu mulai meningkat setelah sederet hasil yang mengecewakan. Anggota Dow Johnson & Johnson naik 1,8 persen setelah peningkatan peringkat dari Deutsche Bank, yang memprediksi pertumbuhan kuat ke depan untuk bisnis farmasinya. Harga obligasi naik. Imbal hasil pada obligasi pemerintah AS berjangka 10-tahun turun menjadi 2,06 persen dari 2,10 persen pada Senin, sementara pada obligasi 30-tahun merosot ke 2,86 persen dari 2,88 persen. Harga dan imbal hasil obligasi bergerak berlawanan arah.

Emas berakhir turun sesi ketiga berturut-turut

KONTAK PERKASA FUTURES -  Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir turun pada Rabu pagi untuk sesi ketiga berturut-turut, karena data menunjukkan kepercayaan konsumen AS naik secara tak terduga pada September. Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Desember kehilangan 4,9 dolar AS, atau 0,43 persen, menjadi menetap di 1.126,8 dolar AS per ounce, lapor Xinhua. Harga emas terus jatuh, sehari setelah logam mulia mencatat penurunan terbesar satu hari sejak awal September, karena laporan sektor swasta yang dirilis pada Selasa menunjukkan kepercayaan konsumen AS naik dan jauh di atas perkiraan pada September, mengangkat kekhawatiran tentang keputusan Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga tahun ini. Para analis mengatakan kepercayaan konsumen tidak persis sama dengan pengeluaran, tetapi pembuat kebijakan Federal Reserve percaya itu adalah sebuah indikasi positif. Beberapa analis percaya jika laporan ketenagakerjaan pada Jumat membuktikan sekuat penilaian sekarang dalam laporan ini, maka kemungkinan kenaikan suku bunga untuk pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada Oktober akan pasti terlihat menguntungkan. Umumnya, kenaikan suku bunga akan mengirimkan dolar AS lebih tinggi. Analis mengatakan emas dan greenback biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti melemahnya dolar AS dapat menjadi positif bagi harga komoditas dalam dolar, sementara dolar yang lebih kuat dapat membebani komoditas. Di antara logam lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 3,5 sen, atau 0,24 persen, menjadi ditutup pada 14,573 dolar AS per ounce, sementara platinum untuk pengiriman Januari merosot 4,4 dolar AS, atau 0,48 persen, menjadi ditutup pada 918,1 dolar AS per ounce.

Dolar AS berfluktuasi di tengah data yang bervariasi

KONTAK PERKASA FUTURES - Kurs dolar AS berfluktuasi terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya pada Rabu pagi, karena data ekonomi Amerika Serikat datang bervariasi. Di sisi ekonomi AS, Indeks Keyakinan Konsumen berdiri di 103,0 untuk September, jauh di atas konsensus pasar 96,0, menurut kelompok riset Conference Board yang berbasis di New York, lapor Xinhua. Indeks 20-Kota S&P/Case-Shiller menurun 0,2 persen bulan ke bulan pada Juli, gagal memenuhi ekspektasi pasar untuk kenaikan 0,1 persen. Ketidakpastian tentang waktu kenaikan suku bunga juga masih membebani sentimen investor. Kepala Federal Reserve Cabang New York William Dudley pada Senin mengatakan The Fed tetap di jalur untuk kemungkinan kenaikan suku bunga pada tahun ini. Pada akhir perdagangan di New York, euro menguat menjadi 1,1258 dolar AS dari 1,1234 dolar pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,5162 dolar AS dari 1,5178 dolar. Dolar Australia turun menjadi 0,6981 dolar AS dari 0,6990 dolar. Dolar AS dibeli 119,63 Jepang, lebih rendah dari 119,81 yen pada sesi sebelumnya. Dolar AS bergerak turun menjadi 0,9710 franc Swiss dari 0,9747 franc Swiss, dan bergerak naik ke 1,3426 dolar Kanada dari 1,3386 dolar Kanada.

Harga minyak dunia naik karena pasar ekuitas stabil

KONTAK PERKASA FUTURES - Harga minyak dunia naik pada Rabu pagi, diuntungkan dari prospek yang lebih ramah untuk komoditas-komoditas karena saham raksasa pertambangan Glencore naik dan pasar ekuitas stabil. Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November, naik 80 sen menjadi berakhir di 45,23 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, lapor AFP. Patokan Eropa, minyak mentah Brent untuk pengiriman November, bertambah 89 sen menjadi menetap di 48,23 dolar AS per barel di perdagangan London. Pada Senin, harga minyak tenggelam bersama dengan pasar ekuitas AS dan Eropa setelah data industri suram Tiongkok menghidupkan kembali keraguan tentang ekonomi terbesar kedua dunia dan pasar minyak bumi utama itu. Terutama pukulan keras pada raksasa pertambangan Swiss Glencore, yang anjlok 29 persen karena seorang analis mempertanyakan prospek perusahaan mengingat beban utangnya yang berat. Tetapi saham Glencore menguat pada Selasa setelah perusahaan mengatakan bisnisnya "secara operasional dan finansial kuat" dan bahwa perusahaan tidak menghadapi masalah solvabilitas. Pasar-pasar lain juga tampak lebih ramah. Harga tembaga naik untuk pertama kalinya dalam enam hari dan saham AS menghabiskan hampir sepanjang hari di wilayah positif. "Situasi keseluruhan Glencore telah stabil sedikit," kata Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities. "Saya pikir mungkin ada pandangan di luar sana bahwa koreksi komoditas mungkin telah sedikit berlebihan." Analis mengatakan para pedagang juga sedang menunggu laporan persediaan minyak AS pada Rabu, yang diperkirakan menunjukkan persediaan lebih rendah, sebagian karena sebuah antisipasi penurunan dalam produksi minyak mentah AS. Para analis memperkirakan pergerakan harga di pasar minyak tetap berfluktuasi. "Kita menemukan diri kita dalam lingkungan harga yang sangat volatile hari ke hari, sepertinya harga tidak mau didorong terlalu jauh lebih tinggi mengingat latar belakang dari kelebihan pasokan, tapi tidak mau didorong terlalu jauh lebih rendah mengingat penyempitan ketidakseimbangan yang sedang berlangsung di tengah permintaan yang kuat," kata Matt Smith, analis di ClipperData.

29 September 2015

Harga emas ditutup turun lebih dari satu persen

KONTAK PERKASA FUTURES - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange ditutup turun lebih dari satu persen pada Selasa pagi, sejalan dengan kemerosotan logam lainnya. Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Desember kehilangan 13,9 dolar AS atau 1,21 persen, menjadi menetap di 1.131,7 dolar AS per ounce, lapor Xinhua.Pasar logam turun tajam pada Senin dengan emas berjangka membukukan penurunan harian terbesar sejak 9 September, di tengah berita bahwa otoritas Swiss mengatakan mereka sedang menyelidiki tujuh bank-bank besar untuk tersangka manipulasi harga dalam perdagangan logam mulia. Harga emas juga mengalami tekanan dari sebagian besar pejabat Federal Reserve yang memperkirakan kenaikan suku bunga padan tahun ini. William Dudley, Presiden dan CEO dari Federal Reserve Bank of New York, mengatakan bank sentral AS kemungkinan akan menaikkan suku bunga tahun ini dan bisa bergerak segera setelah pertemuan mendatang pada Oktober. Dia menjabat sebagai wakil ketua dan anggota tetap Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), kelompok yang bertanggung jawab untuk merumuskan kebijakan moneter negeri itu.Secara umum, kenaikan suku bunga akan mengirimkan dolar AS lebih tinggi. Analis mencatat emas dan dolar AS biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti menguatnya dolar AS dapat menjadi negatif bagi komoditas termasuk emas, yang dihargakan dalam dolar AS, karena membuat mereka lebih mahal bagi pemegang non-dolar. Emas melepaskan beberapa kerugiannya setelah sebuah laporan yang dirilis Senin oleh Biro Analisis Ekonomi menunjukkan bahwa data inflasi datang sesuai perkiraan, tanpa perubahan dari Juli untuk indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE), dengan indeks harga PCE Inti hanya sepersepuluh lebih tinggi menjadi 1,3 persen tahun ke tahun, masih jauh di bawah target The Fed dua persen. Di antara logam lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 57,3 sen atau 3,79 persen, menjadi ditutup pada 14,538 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari merosot 28,8 dolar AS atau 3,03 persen, menjadi ditutup pada 922,5 dolar AS per ounce.

Dolar bervariasi di tengah ketidakpastian suku bunga Fed

KONTAK PERKASA FUTURES - Kurs dolar AS berfluktuasi terhadap mata uang utama lainya di perdagangan New York pada Senin (Selasa pagi, karena ketidakpastian tentang waktu kenaikan suku bunga masih menekan sentimen para investor. Kepala Cabang Federal Reserve New York William Dudley mengatakan pada Senin bahwa The Fed tetap di jalur untuk kemungkinan menaikkan suku bunga tahun ini, lapor Xinhua. Dalam pidato Kamis lalu di Universitas Massachusetts, Ketua Federal Reserve Janet Yellen mengatakan dia mengantisipasi kenaikan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang. Di sisi ekonomi, Departemen Perdagangan AS pada Senin mengatakan pendapatan pribadi AS pada Agustus meningkat 0,3 persen dan pengeluaran konsumsi pribadi naik 0,4 persen. Peningkatan yang lebih baik dari perkiraan dalam belanja konsumen pada Agustus menambah peluang ke kasus untuk kenaikan suku bunga tahun ini. Pada akhir perdagangan di New York, euro menguat menjadi 1,1234 dolar AS dari 1,1196 dolar pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,5178 dolar AS dari 1,5190 dolar. Dolar Australia turun menjadi 0,6990 dolar AS dari 0,7019 dolar. Dolar dibeli 119,81 yen Jepang, lebih rendah dari 120,62 yen pada sesi sebelumnya. Dolar bergerak turun ke 0,9747 franc Swiss dari 0,9799 franc Swiss, dan bergerak naik menjadi 1,3386 dolar Kanada dari 1,3330 dolar Kanada.

Wall Street turun tajam

KONTAK PERKASA FUTURES - Indeks harga saham Wall Street berakhir turun tajam pada Senin, mengikuti ekuitas di Eropa yang anjlog, setelah data industri buruk di Tiongkok makin tidak menggembirakan sehingga menimbulkan kekhawatiran terhadap negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia. Menurut AFP, Dow Jones Industrial Average turun 312,78 poin (1,92 persen) menjadi ditutup pada 16.001,89. Indeks berbasis luas S&P 500 lebih rendah 49,57 poin (2,57 persen) menjadi ditutup pada angka 1.881,77, sedangkan indeks komposit teknologi Nasdaq anjlok 142,53 poin (3,04 persen) menjadi 4.543,97. Kerugian menempatkan S&P 500 kembali dalam wilayah koreksi, yang didefinisikan sebagai kerugian sebesar 10 persen atau lebih besar dari yang paling tinggi baru-baru ini, pada Agustus. Data pemerintah menunjukkan perusahaan-perusahaan industri penting Tiongkok mengalami penurunan keuntungan 8,8 persen pada Agustus dari setahun lalu -- karena terpukul oleh guncangan devalusai yuan bulan lalu, melemahnya permintaan dan jatuhnya harga saham. Data lemah Tiongkok memukul harga komoditas utama seperti minyak dan tembaga, serta saham-saham perusahaan-perusahaan yang terkait minyak seperti ConocoPhillips turun 2,8 persen dan Schlumberger jatuh 4,8 persen serta produsen logam Freeport-McMoRan menukik 9,1 Persen. Art Hogan, kepala strategi pasar di Wunderlich Securities, mengatakan investor sedang merenungkan lebih dari dua pertanyaan penting tanpa resolusi segera: kapan ekonomi Tiongkok akan keluar dari kondisi terbawahnya dan kapan Federal Reserve AS akan menaikkan suku bunga. Hal itu menambah kekhawatiran lainnya, termasuk potensi undang-undang untuk mengendalikan harga farmasi dan skandal emisi Volkswagen. "Anda memiliki jalur paling resistensi yang lebih rendah sampai Anda memiliki beberapa jawaban atas pertanyaan besar itu," kata Hogan. Valeant Pharmaceuticals International merosot 16,5 persen setelah anggota parlemen Demokrat di Kongres menyerukan surat perintah pengadilan untuk dokumen-dokumen dari perusahaan Kanada yang diduga terkait dengan kenaikan harga obat yang sangat besar tahun ini. Bristol-Myers Squibb kehilangan 4,6 persen, anggota Dow Pfizer turun 3,4 persen dan Gilead Sciences tenggelam 5,3 persen. Banyak saham teknologi mengalami penurunan, termasuk Amazon jatuh 3,7 persen, Facebook merosot 3,6 persen dan Netflix berkurang 2,7 persen. Sementara saham yang menunjukkan kenaikan adalah raksasa aluminium Alcoa, yang melompat 5,7 persen karena berita perusahaan akan dipecah menjadi dua perusahaan. Juga membukukan kenaikan saham Media General, yang naik 22,3 persen karena berita perusahaan itu menerima tawaran pembelian yang tidak diminta dari Nexstar Broadcasting Group senilai sekitar 4,1 miliar dolar AS. Nexstar merosot 2,3 persen

Harga minyak turun setelah laba industri Tiongkok berkurang

KONTAK PERKASA FUTURES - Harga minyak turun pada Selasa pagi, setelah penurunan tajam keuntungan industri di Tiongkok, tanda terbaru dari pelemahan di konsumen energi terbesar di dunia. Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November, turun 1,27 dolar AS menjadi berakhir di 44,43 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, lapor AFP. Patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman November, menetap di 47,34 dolar AS per barel di perdagangan London, turun 1,26 dolar AS dari penutupan Jumat. "Pasar sangat fluktuatif tetapi bukan hanya di minyak mentah saja, itu di seluruh papan perdagangan. Mineral-mineral yang serta pasar saham, menempatkan banyak tekanan pada komoditas," kata Oliver Sloup dari iiTrader.com. Sloup mengatakan data terbaru yang lemah dari Tiongkok di tengah pelambatan pertumbuhan merupakan pemicu aksi jual. Keuntungan di perusahaan-perusahaan industri besar Tiongkok jatuh hampir sembilan persen pada Agustus dari setahun lalu, penurunan terbesar sejak 2011, data resmi menunjukkan Senin. "Tiongkok adalah salah satu konsumen terbesar minyak mentah dan jika mereka melambat di sana tidak akan ada orang yang benar-benar melangkah untuk menggantikannya dalam waktu dekat," katanya. "Jika mereka terus melambat, diperkirakan itu akan terus menekan harga." Pasar minyak juga mencerminkan kekhawatiran lebih umum tentang pertumbuhan global, kata analis.  Christine Lagarde, Ketua Dana Moneter Internasional (IMF), mengatakan IMF kemungkinan akan menurunkan perkiraan pertumbuhan untuk 2015 dan 2016 karena pelambatan di Tiongkok dan pasar negara-negara berkembang lainnya. Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar bisnis Prancis Les Echos yang diterbitkan Senin, Lagarde mengatakan perkiraan Juli pertumbuhan 3,3 persen untuk 2015 dan 3,8 persen untuk 2016 tidak lagi realistis. Tapi dia mengatakan pertumbuhan akan tetap berada di atas 3,0 persen. "Lagarde pada dasarnya mengatakan dia akan menurunkan pertumbuhan untuk seluruh alam semesta dan itu semacam membebani harapan untuk permintaan minyak mentah," kata Phil Flynn di Price Futures Group.  IMF akan merilis proyeksi baru pertumbuhan pada 6 Oktober.

22 September 2015

Harga emas turun tertekan penguatan dolar AS

KONTAK PERKASA FUTURES - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange ditutup lebih rendah pada Selasa pagi, karena dolar AS berbalik menguat. Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Desember turun 5,00 dolar AS, atau 0,44 persen, menjadi menetap di 1.132,80 dolar AS per ounce. Emas mundur kembali dari keuntungan minggu lalu karena penguatan greenback menghambat permintaan untuk emas, kata analis. Kenaikan dalam saham Eropa dan AS pada Senin juga menekan emas berjangka karena mendorong para investor menjauh dari logam mulia. James Bullard, Kepala Cabang Federal Reserve St. Louis, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan CNBC, Senin, bahwa masih ada kesempatan The Fed bisa menaikkan suku bunganya pada pertemuan Oktober. Para analis mencatat bahwa komentar ini memberikan dukungan tambahan untuk dolar AS dan membebani emas yang dihargakan dalam dolar. Emas berjangka naik tajam pada Jumat lalu, menyusul keputusan bank sentral AS untuk mempertahankan suku bunganya tidak berubah sehari sebelumnya pada pertemuan kebijakan terbaru. Harga naik emas 1,86 persen pada Jumat dan naik 3,13 persen selama pekan lalu. Adapun logam lainnya, perak untuk pengiriman Desember bertambah 5,80 sen atau 0,38 persen menjadi ditutup pada 15,221 dolar AS per ounce, sementara platinum untuk pengiriman Oktober kehilangan 10,70 dolar AS atau 1,09 persen menjadi ditutup pada 973,70 dolar AS per ounce, demikian Xinhua.

Wall Street dibuka lebih tinggi

KONTAK PERKASA FUTURES - Saham-saham di Wall Street naik pada pembukaan perdagangan Senin, sebagian pulih dari kemunduran Jumat lalu menjelang data baru penjualan rumah dan rilis data ekonomi lainnya pekan ini. Dalam lima menit pertama perdagangan, Dow Jones Industrial Average mencapai 16.484,40, naik 99,82 poin (0,61 persen), lapor AFP. Indeks berbasis luas S&P 500 naik 10,59 poin (0,54 persen) menjadi 1.968,62, sementara indeks komposit teknologi Nasdaq bertambah 26,28 poin (0,55 persen) menjadi 4.853,91. Indeks S&P 500 telah jatuh 1,6 persen pada Jumat setelah Federal Reserve mempertahankan suku bunga nol karena kekhawatiran tentang pertumbuhan global.

Minyak berbalik naik dari penurunan tajam

KONTAK PERKASA FUTURES -  Harga minyak berbalik naik pada Selasa pagi dalam apa yang analis katakan tampak seperti koreksi teknikal dari kerugian berat pekan lalu, ketika gambaran kelebihan pasokan global masih utuh. Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober naik 2,00 dolar AS atau 4,1 persen menjadi ditutup pada 46,68 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, hampir menghapus kerugian pada Jumat lalu. Patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk November berakhir di 48,92 dolar AS per ounce per barel di perdagangan London, naik 1,45 dolar AS dari penutupan Jumat lalu. "Ini benar-benar sisi teknikal yang mendorong pasar," kata Ted Sloup dari iiTrader, mencatat bahwa volume perdagangan tipis. Sloup mengatakan penurunan dalam jumlah rig minyak AS pada Jumat memberi pedagang "sebuah alasan" untuk membeli. "Tapi ada sejumlah besar minyak mentah di luar sana," kata dia. Tim Evans dari Citi Futures setuju: "Beberapa produsen tentu di bawah tekanan, tetapi pasokan global tetap lebih tinggi daripada permintaan karena produksi OPEC yang kuat." Harga minyak jatuh pada Jumat lalu setelah Federal Reserve AS menyatakan keraguannya tentang kekuatan ekonomi global, sehingga menahan diri dari menaikkan suku bunga. "Ada begitu banyak ketidakpastian seputar pertemuan (Fed) terbaru yang telah menyebabkan peningkatan volatilitas di pasar minyak," Myrto Sokou, analis senior di broker Sucden, mengatakan, demikian AFP.

Saham-saham Wall Street menguat

KONTAK PERKASA FUTURES - Indeks Dow dan S&P 500 di Wall Street berakhir menguat pada Selasa pagi, memulihkan beberapa kerugian sesi sebelumnya, namun pelemahan saham-saham biotek menghambat keuntungan indeks komposit Nasdaq.Dow Jones Industrial Average melonjak 125,61 poin (0,77 persen) menjadi ditutup pada 16.510,19. Indeks berbasis luas S&P 500 naik 8,94 poin (0,46 persen) menjadi berakhir di 1.966,97, sementara indeks komposit Nasdaq naik tipis 1,73 poin (0,04 persen) menjadi 4.828,95 menurut berita yang dilansir kantor berita Xinhua.Saham-saham biotek turun tajam setelah calon kuat presiden dari Partai Demokrat Hillary Clinton berjanji mengambil tindakan terhadap kenaikan harga pesat pada obat-obat khusus.Saham Biogen turun 5,6 persen, sementara Gilead Sciences kehilangan 2,5 persen. Saham perusahaan farmasi konvensional juga turun. Dua saham terlemah dalam Dow, Merck turun 2,2 persen dan Pfizer turun 1,3 persen. Sementara saham Apple melonjak 1,6 persen menyusul laporan Wall Street Journal yang tentang rencana perusahaan meluncurkan mobil listrik ke jalan pada 2019. Raksasa teknologi itu telah meningkatkan hingga tiga kali lipat ukuran tim kerjanya pada perusahaan menjadi 1.800 orang menurut artikel tersebut.Saham bank-bank besar juga bergerak naik, dengan anggota Dow Goldman Sachs naik 1,3 persen, Citigroup bertambah 0,8 persen dan Wells Fargo menguat 1,0 persen.  Saham-saham bank telah terpukul keras pekan lalu oleh keputusan Federal Reserve pada Kamis untuk mempertahankan suku bunga nol, karena tingkat suku bunga yang lebih tinggi bisa meningkatkan keuntungan mereka. Perusahaan semikonduktor Atmel melonjak 12,7 persen didorong berita pihaknya setuju untuk diakuisisi oleh Dialog Semiconductor dari Inggris senilai 4,6 miliar dolar AS. Raksasa internet Tiongkok Alibaba turun 2,8 persen karena periode lockupsahamnya berakhir bagi investor untuk melakukan divestasi saham dari penawaran umum perdana perusahaan. Produsen kamera GoPro sahamnya merosot 8,2 persen menyusul artikel Barron yang memperingatkan bahwa saham perusahaan tersebut akan jatuh karena meningkatnya persaingan. Harga obligasi jatuh. Imbal hasil pada obligasi pemerintah Amerika Serikat berjangka 10-tahun naik menjadi 2,20 persen dari 2,13 persen pada Jumat, sementara pada obligasi 30-tahun naik menjadi 3,02 persen dari 2,93 persen. Harga dan imbal hasil obligasi bergerak berlawanan arah.

21 September 2015

Harga minyak jatuh setelah Fed pertahankan suku bunga

KONTAK PERKASA FUTURES - Harga minyak dunia jatuh pada Sabtu pagi, memperpanjang kerugian hari sebelumnya, setelah Federal Reserve menunjukkan keraguannya tentang kekuatan ekonomi global sehingga bank sentral AS itu menunda kenaikan suku bunganya. Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate WTI) untuk pengiriman Oktober turun 2,22 dolar AS menjadi berakhir di 44,68 dolar AS per barel dari penutupan Kamis di New York Mercantile Exchange.  Patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman November kehilangan 1,61 dolar AS menjadi 47,47 dolar AS per barel di perdagangan London. Federal Reserve mempertahankan suku bunga utamanya tetap mendekati nol pada Kamis, mengutip kekhawatiran tentang bagaimana pelambatan di Tiongkok akan memukul ekonomi Amerika Serikat. "Tiongkok membebani sisi permintaan. Segala sesuatu yang negatif dari Tiongkok bahkan lebih bearish daripada saya," kata James Williams dari WTRG Economics. "Kami masih di pasar yang kelebihan pasokan sedikitnya 1,5 juta barel per hari." Harga minyak berada di bawah tekanan karena pernyataan The Fed menunjukkan ekonomi global lemah dan inflasi yang rendah. Harga minyak telah melonjak pada Rabu setelah Departemen Energi AS mengungkapkan penurunan 2,1 juta barel dalam persediaan, memicu harapan peningkatan permintaan di ekonomi terbesar dunia itu. "Dalam kasus minyak, ekspektasi penurunan produksi AS seharusnya secara teori akan membantu mendukung harga, sekalipun pergerakan naik besar tampaknya tidak mungkin di masa mendatang," kata Fawad Razaqzada, analis di kelompok perdagangan Capital Gain. Sementara itu, perusahaan jasa minyak Baker Hughes mengatakan pada Jumat bahwa jumlah rig minyak turun untuk pekan kedelapan, sehingga jumlah rig yang beroperasi di AS menjadi 644 rig. Menurut laporan mingguan Badan Informasi Energi AS (EIA) pada Rabu, pasokan minyak mentah AS pekan lalu turun 2,1 juta barel menjadi 455,9 juta barel, 93,6 juta barel lebih besar dari satu tahun sebelumnya. Persediaan di Cushing, Oklahoma, titik pengiriman untuk kontrak AS, turun 1,9 juta barel menjadi 54,5 juta barel. Sementara itu, produksi minyak mentah AS turun 18.000 barel menjadi 9,117 juta barel per hari pada minggu itu, demikian seperti dikutip dari AFP dan Xinhua.

Emas naik tajam setelah Fed pertahankan suku bunga

KONTAK PERKASA FUTURES -  Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange ditutup naik tajam pada Sabtu pagi, menyusul keputusan bank sentral AS untuk mempertahankan suku bunga tidak berubah sehari sebelumnya. Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Desember naik 20,8 dolar AS, atau 1,86 persen, menjadi menetap di 1.137,8 dolar AS per ounce. Setelah pertemuan kebijakan dua hari, Federal Reserve AS pada Kamis sore mengumumkan akan mempertahankan suku bunga acuan jangka pendek tidak berubah mendekati nol, tingkat terendah secara historis, di tengah kekhawatiran tentang ekonomi global yang lemah, inflasi AS yang rendah dan gejolak baru-baru ini pasar keuangan. Dolar AS turun tajam menyusul pengumuman The Fed, sementara emas bereaksi sangat positif. Para analis mencatat emas dan dolar AS biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti melemahnya dolar AS dapat menjadi positif untuk komoditas termasuk emas, yang dihargakan dalam dolar AS karena membuat mereka lebih murah bagi investor non-dolar. Untuk minggu ini, emas untuk pengiriman Desember melihat keuntungan lebih dari tiga persen. Di antara logam lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 17,9 sen, atau 1,19 persen, menjadi ditutup pada 15,163 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober naik 16 dolar, atau 1,65 persen, menjadi ditutup pada 984,4 dolar AS per ounce, demikian Xinhua.

Dolar AS berbalik menguat setelah keputusan Fed

KONTAK PERKASA FUTURES - Kurs dolar AS menguat terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya pada Sabtu pagi, sehari setelah Federal Reserve mempertahankan suku bunganya tidak berubah, karena kekhawatiran tentang pelambatan pertumbuhan global menekan pasar. Bank sentral AS mempertahankan suku bunga acuan mendekati nol pada Kamis, setelah mengakhiri pertemuan kebijakan moneter dua hari. Dengan tidak ada data ekonomi utama yang akan keluar pada Jumat, para pedagang masih mencerna pernyataan The Fed setelah pertemuan tersebut. "Perkembangan ekonomi dan keuangan global terbaru dapat sedikit menahan kegiatan ekonomi dan cenderung memberikan tekanan turun lebih lanjut terhadap inflasi dalam waktu dekat," kata pernyataan itu. Namun demikian, sebagian besar pejabat The Fed, masih memperkirakan kenaikan suku bunga pertamanya dalam sembilan tahun terakhir pada tahun ini, Ketua The Fed Janet Yellen mengatakan pada konferensi pers Kamis, mencatat bahwa 13 dari 17 anggota Dewan Federal Reserve dan presiden Federal Reserve Bank mencari sebuah langkah dalam tahun ini. Sementara itu, beberapa analis berpikir bahwa kekhawatiran tentang pertumbuhan global mengatur nada setelah The Fed menunda normalisasi kebijakan moneter. Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,30 persen di 94,832 pada akhir perdagangan. Pada akhir perdagangan di New York, euro jatuh menjadi 1,1351 dolar AS dari 1,1405 dolar di sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,5553 dolar AS dari 1,5626 dolar di sesi sebelumnya. Dolar Australia turun menjadi 0,7218 dolar AS dari 0,7270 dolar. Dolar AS dibeli 119,83 yen Jepang, lebih rendah dari 120,16 yen pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 0,9642 franc Swiss dari 0,9618 franc, dan naik menjadi 1,3171 dolar Kanada dari 1,3086 dolar Kanada, demikian Xinhua.