Disclaimer : Semua artikel dan konten yang terdapat dalam portal ini hanya bersifat informasi saja. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari portal kami.

28 Agustus 2014

Harga minyak naik karena persediaan AS turun

Harga minyak dunia naik pada Kamis, dengan patokan New York sedikit lebih tinggi karena laporan persediaan mingguan Amerika Serikat menunjukkan penurunan.  Kontrak utama AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober, bertambah dua sen menjadi ditutup pada 93,88 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, lapor AFP. Patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Oktober, naik 22 sen menjadi menetap di 102,72 dolar AS per barel di perdagangan London. Berita utama adalah penurunan 2,1 juta barel pada stok minyak mentah komersial Amerika Serikat, lebih besar dari yang diperkirakan. Namun demikian, stok di Cushing, Oklahoma, depot dimana WTI dikirimkan naik sebesar 500.000 barel. Laporan mingguan Departemen Energi AS menunjukkan peningkatan 0,4 persen pada jumlah persediaan bahan bakar minyak, termasuk hasil sulingan atau distilat dan bensin, dalam kaitannya dengan permintaan rata-rata harian. Konflik yang sedang mendidih di Ukraina dan Timur Tengah tampaknya tidak mengganggu pasar. Desmond Chua, analis pasar di CMC Markets di Singapura, mengatakan investor telah didukung oleh "serangkaian data ekonomi yang kuat di Amerika Serikat".

Dolar melemah di Asia jelang data ekonomi AS

Kurs dolar melemah terhadap mata uang utama lainnya di perdagangan Asia pada Kamis, karena investor menunggu data pertumbuhan Amerika Serikat kuartal kedua yang direvisi. Dalam perdagangan sore di Tokyo, dolar melemah menjadi 103,73 yen, dari 103,86 yen di New York, demikian laporan AFP. Euro berbalik naik menjadi 1,3212 dolar dari 1,3195 dolar, sementara itu dibeli 137,06 yen terhadap 137,05 yen di perdagangan AS. Banyak investor yang menghindar ke luar pasar menjelang rilis angka pertumbuhan April-Juni pada hari ini waktu AS, yang akan memberikan petunjuk baru tentang keadaan perekonomian nomor satu di dunia itu. Dolar menguat pada Juli ketika data awal menunjukkan pertumbuhan 4,0 persen, setelah mengalami kontraksi tajam selama tiga bulan sebelumnya. "Data terbaru menunjukkan bahwa kontribusi positif yang lebih kecil dari konsumsi dan persediaan akan diimbangi oleh kontribusi negatif yang lebih kecil dari perdagangan bersih untuk mempertahankann pertumbuhan secara luas tidak berubah," kata Capital Economics dalam sebuah catatannya. "Survei terbaru menyiratkan bahwa perekonomian akan tampil baik di triwulan ketiga maupun keempat tahun ini," tambahnya. Euro merayap naik setelah menteri keuangan Jerman pada Rabu mengesampingkan kemungkinan Bank Sentral Eropa (ECB) meluncurkan langkah-langkah baru untuk mencegah deflasi pada pertemuan kebijakan minggu depan. Wolfgang Schaeuble mengatakan pasar-pasar "menafsirkan berlebihan" sambutan kepala ECB Mario Draghi ketika ia mengatakan pekan lalu bahwa bank "akan menggunakan semua instrumen yang tersedia jika diperlukan untuk memastikan stabilitas harga dalam jangka menengah". Bank telah meluncurkan langkah-langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk melawan penurunan ekonomi dan inflasi lemah di blok 18-anggota itu. Dolar juga melemah terhadap mata uang Asia-Pasifik. Dolar AS merosot menjadi 1,2465 dolar Singapura dari 1,2485 dolar Singapura pada Rabu, menjadi 31,89 baht Thailand dari 31,91 baht, dan menjadi 11.688,50 rupiah Indonesia dari 11.700,00 rupiah. Greenback juga turun menjadi 1.013,48 won Korea Selatan dari 1.014,25 won, menjadi 43,66 peso Filipina dari 43,68 peso, menjadi 29,89 dolar Taiwan dari 29,93 dolar Taiwan, dan menjadi 60,40 rupee India dari 60,49 rupee. Dolar Australia naik menjadi 93,58 sen AS dari 93,18 sen, sedangkan yuan Tiongkok dibeli 16,86 yen terhadap 16,89 yen.