Disclaimer : Semua artikel dan konten yang terdapat dalam portal ini hanya bersifat informasi saja. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari portal kami.

12 Oktober 2015

Dolar melemah tertekan prospek penundaan kenaikan suku bunga

KONTAK PERKASA FUTURES - Kurs dolar AS sedikit melemah terhadap sebagian besar mata uang utama pada Sabtu pagi, karena risalah pertemuan Federal Reserve yang "dovish" terus menekan prospek kenaikan suku bunga pada akhir tahun. Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,52 persen menjadi 94,820 pada akhir perdagangan. "Peserta mengantisipasi bahwa perkembangan global baru-baru ini kemungkinan akan memberikan tekanan turun lebih lanjut pada inflasi dalam jangka pendek," kata risalah yang dirilis Kamis untuk pertemuan kebijakan The Fed 16-17 September. Nada pesimis para pejabat The Fed terhadap inflasi jangka pendek ditambahkan data ketenagakerjaan lemah terbaru dari negara itu, meredam ekspektasi pasar untuk kenaikan suku bunga tahun ini. Para analis mengatakan sejumlah besar investor memperkirakan bahwa lepas landas suku bunga tidak akan terjadi sampai awal 2016. Di sisi ekonomi, harga-harga impor turun tipis 0,1 persen pada September, lebih rendah dari ekspektasi pasar untuk penurunan 0,5 persen, kata Departemen Tenaga Kerja AS, Jumat. Namun, harga-harga ekspor turun 0,7 persen, lebih besar dari perkiraan para analis 0,2 persen. Pada akhir perdagangan di New York, euro naik menjadi 1,1363 dolar AS dari 1,1272 dolar di sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,5334 dolar AS dari 1,5341 dolar pada sesi sebelumnya. Dolar Australia naik menjadi 0,7329 dolar AS dari 0,7252 dolar. Dolar AS dibeli 120,28 yen Jepang, lebih tinggi dari 119,96 yen pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun ke 0,9608 franc Swiss dari 0,9669 franc Swiss dan bergerak turun menjadi 1,2948 dolar Kanada dari 1,3007 dolar Kanada, demikian seperti dikutip dari Xinhua.

Emas naik setelah Fed tidak naikkan suku bunga

KONTAK PERKASA FUTURES - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berbalik naik pada Sabtu pagi, setelah risalah pertemuan Federal Reserve September menunjukkan tidak akan segera menaikkan suku bunga. Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Desember naik 11,60 dolar AS, atau 1,01 persen, menjadi menetap di 1.155,90 dolar AS per ounce.  Untuk minggu ini, emas berjangka naik 1,70 persen.Menurut risalah pertemuan Fed September yang dirilis Kamis setelah pasar ditutup, The Fed menunda keputusan untuk menaikkan suku bunga pada September mengingat bahwa perkembangan gejolak ekonomi dan pasar keuangan global menimbulkan risiko penurunan terhadap prospek ekonomi AS.  Para analis mengatakan bahwa risalah pertemuan The Fed yang "dovish" dan penundaan kenaikan suku bunga telah mendukung emas, karena emas tidak mengenakan suku bunga. Dolar AS juga sedikit melemah terhadap sebagian besar mata uang utama setelah risalah pertemuan The Fed "dovish", memberikan dukungan tambahan untuk emas berjangka pada Jumat. Perak untuk pengiriman Desember bertambah 5,20 sen, atau 0,33 persen, menjadi ditutup pada 15,818 dolar AS per ounce, sementara platinum untuk pengiriman Januari naik 25,80 dolar AS, atau 2,70 persen, menjadi ditutup pada 981,40 dolar AS per ounce, demilikian dilaporkan Xinhua.

Wall Street ditutup naik

KONTAK PERKASA FUTURES - Saham-saham di Wall Street mengakhiri pekan yang kuat pada Sabtu pagi dengan sebuah kenaikan, dengan indeks komposit Nasdaq menikmati keuntungan terbesar berkat Apple. Dow Jones naik 33,74 poin (0,20 persen) menjadi ditutup pada 17.084,49, sementara indeks berbasis luas S&P 500 menambahkan 1,46 poin (0,07 persen) menjadi 2.014,89. Indeks komposit Nasdaq ditutup naik 19,68 poin (0,41 persen) menjadi 4.830,47, terangkat oleh kenaikan 2,4 persen di saham Apple. Para analis mengatakan sentimen investor telah menguat berkat meningkatnya kepercayaan bahwa Federal Reserve AS akan menunda menaikkan suku bunganya sampai tahun depan. "Investor ingin mendukung tentang gagasan The Fed sedang menunda setidaknya untuk beberapa waktu mendatang dan ekonomi masih bekerja baik serta suku bunga akan tetap rendah untuk jangka waktu yang cukup lama," kata Alan Skrainka, direktur investasi di Cornerstone Wealth Management. Saham bank-bank besar berakhir lebih rendah, termasuk Bank of America turun 1,1 persen, Citigroup melemah 0,5 persen dan Wells Fargo berkurang 0,8 persen. Suku bunga yang lebih tinggi akan mengangkat keuntungan bank. Alcoa anjlok 6,8 persen setelah melaporkan, setelah pasar ditutup pada Kamis, penurunan 70,4 persen pada laba kuartal ketiganya menjadi 44 juta dolar AS. Raksasa produsen logam itu memangkas prospek untuk bisnis utamanya di Tiongkok. American Airlines naik 6,7 persen, sementara United Continental naik 6,6 persen setelah kedua perusahaan itu melaporkan lalu lintas pelanggan yang lebih tinggi pada September. Pengecer pakaian berorientasi remaja Gap merosot 5,3 persen karena penjualannya untuk September turun satu persen dibandingkan dengan periode setahun lalu. Produsen mobil listrik Tesla Motors kehilangan 2,7 persen setelah peringkat saham perusahaan diturunkan oleh Barclays, mengutip tantangan rekayasa perusahaan dan memperkirakan produksinya akan melambat. International Paper naik 5,2 persen setelah mengumumkan akan menjual 55 persen kepemilikannya di perusahaan patungan Tiongkok kepada mitra Tiongkok, Shandong Sun Holding Group senilai sekitar 23 juta dolar AS. Transaksi itu juga akan membuat International Paper dapat menghapus utang sekitar 400 juta dolar AS dari neraca keuangan. Harga obligasi naik. Imbal hasil pada obligasi pemerintah AS berjangka 10-tahun turun menjadi 2,09 persen dari 2,10 persen pada Kamis, sementara pada obligasi 30-tahun merosot ke 2,92 persen dari 2,94 persen. Harga dan imbal hasil obligasi bergerak berlawanan arah, demikian seperrti dikutip dari AFP.

Bursa saham Tokyo berakhir naik 1,64 persen

KONTAK PERKASA FUTURES - Bursa saham Tokyo berakhir naik 1,64 persen pada Jumat, mendapat dukungan kuat dari Wall Street setelah risalah pertemuan kebijakan terbaru Federal Reserve menunjukkan bank bisa mempertahankan suku bunga pada rekor terendah hingga 2016. Indeks acuan Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo ditutup 297,50 poin lebih tinggi pada 18.438,67, sedangkan indeks Topix dari seluruh saham papan utama meningkat 2,28 persen atau 33,73 poin menjadi 1.515,13. Keuntungan juga didukung oleh aksi buru saham murah yang muncul setelah penurunan sehari sebelumnya, ketika bursa saham Tokyo mengakhiri kenaikan enam hari berturut-turut. Di AS, Dow Jones Industrial Average naik 0,82 persen sementara indeks berbasis luas S&P 500 naik 0,88 persen. Risalah dari pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada 16-17 September menekankan para pembuat kebijakan The Fed khawatir tentang pelambatan ekonomi global, dipimpin oleh Tiongkok, dan hambatan dari dolar yang lebih kuat di AS. The Fed memutuskan pada pertemuan itu menentang menaikkan suku bunga. Juichi Wako, penyiasat senior di Nomura Holdings Inc, mengatakan pasar Jepang tidak mungkin membuat gerakan-gerakan ekstrim. "Kami dalam keadaan goldilocks di mana ekonomi sedang terlihat positif, tapi kenaikan suku bunga mungkin akan mendorong kembali," katanya kepada Bloomberg News. "Kami akan terus melihat koreksi dari pesimisme berlebihan," katanya. Di pasar uang, dolar AS berada di 120,14 yen di perdagangan sore terhadap 119,92 yen pada Kamis sore di New York. Euro diperdagangkan di 1,1278 dolar dan 135,50 yen terhadap 1,1275 dolar dan 135,21 yen. Di perdagangan Tokyo, Toyota naik 2,05 persen menjadi 7.500 yen, sementara Sony maju 1,83 persen menjadi 3.211 yen. Kelas berat pasar Fast Retailing, operator jaringan toko pakaian Uniqlo, merosot 9,74 persen menjadi 43.900 yen setelah laba dan perkiraannya meleset dari perkiraan para analis.