Disclaimer : Semua artikel dan konten yang terdapat dalam portal ini hanya bersifat informasi saja. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari portal kami.

06 Maret 2015

Wall Street berakhir naik didorong stimulus ECB

KONTAK PERKASA FUTURES - Saham-saham di Wall Street menghentikan kerugian dua hari berturut-turut menjadi berakhir lebih tinggi pada Jumat pagi, didorong berita stimulus moneter Eropa dan merger farmasi 21 miliar dolar AS. Indeks Dow Jones Industrial Average naik 38,82 poin (0,21 persen) menjadi ditutup pada 18.135,72, lapor AFP. Indeks berbasis luas S&P 500 naik 2,51 poin (0,12 persen) menjadi 2.101,04, sedangkan indeks komposit teknologi Nasdaq bertambah 15,67 poin (0,32 persen) pada 4.982,81. Bank Sentral Eropa (ECB) mengumumkan akan meluncurkan program pembelian obligasi 1,1 triliun euro (1,2 triliun dolar AS) pada Senin 9 Maret. ECB juga menaikkan perkiraan pertumbuhan untuk 19 negara zona euro. Saham perusahaan farmasi AbbVie turun 5,7 persen setelah mengumumkan akan membeli pembuat obat leukemia Pharmacyclics dalam kesepakatan farmasi besar terbaru. Pharmacyclics melonjak 10,3 persen. Beberapa saham farmasi lainnya naik, termasuk Biogen bertambah 2,8 persen, Celgene naik 1,0 persen dan Regeneron Pharmaceuticals menguat 3,9 persen. Departemen Tenaga Kerja AS akan merilis laporan pekerjaan untuk Februari pada Jumat pagi. Analis memperkirakan AS menambah 240.000 pekerjaan selama sebulan dan tingkat pengangguran turun menjadi 5,6 persen dari 5,7 persen. Pengecer Costco Wholesale naik 2,7 persen setelah melaporkan kenaikan keuntungan 29 persen dan kenaikan empat persen dalam penjualannya dalam kuartal hingga 15 Februari. Jaringan toko kelontong Kroger maju 6,7 persen didukung kenaikan 23 persen pada laba di kuartal keempat hingga 31 Januari. Perusahaan memperkirakan penjualan pertumbuhan 3-4 persen untuk tahun ini. Harga obligasi bervariasi. Imbal hasil pada obligasi pemerintah AS berjangka 10-tahun turun menjadi 2,11 persen dari 2,12 persen, sedangkan pada obligasi 30-tahun naik menjadi 2,72 persen dari 2,71 persen. Harga dan imbal hasil obligasi bergerak berlawanan arah.

Harga emas turun tertekan penguatan dolar AS

KONTAK PERKASA FUTURES - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir lebih rendah pada Jumat pagi, karena pelemahan euro menyebabkan dolar AS menguat lebih jauh. Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman April, turun 4,7 dolar AS atau 0,39 persen, menjadi menetap di 1.196,20 dolar AS per ounce, lapor Xinhua. Indeks Dolar AS naik pada Kamis sebesar 0,54 persen menjadi 96,43, menempatkan emas di bawah tekanan. Indeks adalah ukuran dari dolar terhadap sekeranjang mata uang utama. Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar naik, emas berjangka akan jatuh karena emas -- diukur dengan dolar -- menjadi lebih mahal bagi investor. Meskipun terjadi pelemahan dalam data AS, analis mengatakan bahwa investor tinggal dengan dolar bukannya pindah ke aset-aset "safe haven" seperti emas karena pelemahan di zona euro. Logam mulia mendapat dukungan ketika laporan dari Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan bahwa klaim pengangguran awal naik 7.000 menjadi jauh lebih tinggi dari perkiraan 320.000 klaim selama pekan yang berakhir 28 Februari. Laporan tersebut muncul menjelang laporan situasi lapangan kerja AS pada Jumat waktu setempat, tetapi analis memperingatkan bahwa tidak mungkin klaim pengangguran akan mempengaruhi laporan pada Jumat. Mario Draghi, Presiden Bank Sentral Eropa (ECB), pada Kamis menyatakan bahwa program pelonggaran kuantitatif ECB 1,1 triliun euro akan dimulai pada 9 Maret. ECB juga menaikkan proyeksi pertumbuhan zona euro untuk 2015 dan 2016 menjadi 1,5 persen dan 1,9 persen. Analis mencatat bahwa setelah berita ini, saham-saham AS diperdagangkan lebih tinggi dan emas diperdagangkan lebih rendah. Dua laporan lainnya, keduanya dari Departemen Perdagangan AS, menempatkan momentum kenaikan pada emas. Satu laporan menunjukkan pesanan pabrik turun untuk bulan keenam berturut-turut. Pesanan Januari turun 0,2 persen. Laporan lain menemukan pertumbuhan produktivitas non-pertanian pada kuartal keempat menurun sebesar 2,2 persen. Kedua laporan itu sedikit lebih buruk dari yang diperkirakan. Perak untuk pengiriman Mei tetap tidak berubah, ditutup pada 16,158 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April turun 1,6 dolar AS, atau 0,14 persen, menjadi ditutup pada 1.180,10 dolar AS per ounce.

Ekspektasi perbaikan pasar tenaga kerja AS dorong dolar

KONTAK PERKASA FUTURES - Kurs dolar AS menguat terhadap mata uang utama lainnya padaJumat pagi, karena investor memperkirakan laporan penggajian non pertanian pada Jumat akan menunjukkan perbaikan pasar tenaga kerja AS. Kemungkinan data pekerjaan positif memicu spekulasi pasar bahwa Federal Reserve AS akan menaikkan suku bunganya tahun ini. Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,43 persen menjadi 96,373 pada akhir perdagangan, tingkat tertinggi sejak September 2003, lapor Xinhua. Di sisi ekonomi AS, angka pendahuluan disesuaikan secara musiman klaim pengangguran awal untuk pekan yang berakhir 28 Februari meningkat 7.000 dari tingkat direvisi minggu sebelumnya menjadi 320.000, melebihi konsensus pasar, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Kamis. Departemen Perdagangan melaporkan pada Kamis bahwa pesanan baru untuk barang-barang manufaktur pada Januari turun 0,2 persen, turun selama enam bulan berturut-turut. Selain itu, euro turun terhadap dolar AS ke tingkat terendah dalam hampir 12 tahun setelah Bank Sentral Eropa (ECB) pada Kamis mengumumkan bahwa program pelonggaran kuantitatif 1,1 triliun euro akan dimulai pada 9 Maret. Pada akhir perdagangan di New York, euro turun menjadi 1,1027 dolar dari 1,1074 dolar di sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,5238 dolar dari 1,5261 dolar. Dolar Australia turun menjadi 0,7774 dolar dari 0,7820 dolar.  Dolar AS dibeli 120,16 yen Jepang, lebih tinggi dari 119,71 yen pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik tipis menjadi 0,9747 franc Swiss dari 0,9629 franc Swiss, dan naik ke 1,2508 dolar Kanada dari 1,2414 dolar Kanada.

Banjir pasokan global tekan harga minyak

KONTAK PERKASA FUTURES -  Berlanjutnya kekhawatiran tentang kelebihan pasokan minyak mentah global menekan pasar minyak pada Jumat pagi, setelah persediaan Amerika Serikat melonjak ke rekor tertinggi pekan ini. Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April, turun 77 sen menjadi 50,76 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange pada akhir sesi fluktuatif, di mana WTI menghabiskan beberapa waktu di wilayah positif, lapor AFP. Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan April, acuan internasional, melemah tujuh sen menjadi 60,48 dolara AS per barel. Persediaan minyak mentah AS melonjak 10,3 juta barel dalam pekan yang berakhir 27 Februari menjadi 444,4 juta barel, Departemen Energi AS (DoE) melaporkan pada Rabu. Itu menandai rekor tertinggi kelima berturut-turut dalam data mingguan yang dimulai pada 1982 dan tingkat tertinggi dalam catatan bulanan selama 84 tahun, karena produsen AS menghasilkan minyak mentah 9,3 juta barel per hari. "Apa yang kita terus lihat adalah pasar semakin meragukan tentang pemotongan besar produksi yang beberapa orang harapkan," kata Bart Melek, kepala penyiasat komoditas di TD Securities. Para pedagang menunggu laporan rig minyak mingguan Baker Hughes terbaru pada Jumat. Jumlah rig pengeboran yang beroperasi terus turun selama beberapa minggu, mendorong beberapa orang mengatakan bahwa produksi akan turun, tetapi penurunan rig baru-baru telah melambat. "Sejauh gambaran pasokan/permintaan secara keseluruhan, kita melihat sedang berlangsung surplus pasokan/permintaan paruh pertama 2015 pada pesanan 1,4 juta barel per hari yang sedang dikonfirmasi oleh kenaikan tajam persediaan minyak mentah AS," kata Tim Evans dari Citi Futures dalam sebuah catatan penelitian, "Pasar terus mentolerir pertumbuhan stok ini, tanpa terendah baru dalam harga sejak pertengahan Januari meskipun terjadi lonjakan, tapi kami bertanya-tanya apakah pasar tidak akan dipaksa untuk mengakui kelebihan yang sedang berlangsung di beberapa titik." Sebelumnya, Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) memutuskan untuk mempertahankan kuota produksi kolektif pada 30 juta barel per hari pada pertemuan 27 November tahun lalu di Wina.  Tidak ada tanda-tanda bahwa produsen akan mengurangi produksinya dalam menanggapi kerosotan harga. OPEC meningkatkan produksinya menjadi 30,6 juta barel per hari pada Februari, menurut survei Bloomberg baru-baru ini.