Disclaimer : Semua artikel dan konten yang terdapat dalam portal ini hanya bersifat informasi saja. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari portal kami.

04 Juni 2013

Dolar bertahan di bawah 100 yen

Bloomberg, (4/6) -- Dolar AS tetap berada dibawah 100 yen setelah jatuh meleweati level tersebut untuk pertama kalinya dalam hampir sebulan terakhir karena para investor masih menimbang apakahan pemulihan ekonomi di Amerika sudah cukup untuk the Fed menarik skala stimulus moneternya. Index dolar mencapai hampir satu bulan terendah kemarin setelah laporan aktivitas manufaktur AS menunjukan kontraksi yang lebih cepat dibandingkan empat tahun lalu selama bulan Mei. Data yang dikeluarkan sektor swasta besok juga mungkin akan menunjukan laju perekrutan tenaga kerja AS yang makin cepat. Dolar AS lakukan pemulihan 0.4 persen ke 99.88 yen pada pukul 6:52 am di London hari ini, dibandingkan dengan 98.87, yang terendah sejak 9 Mei lalu. Gain yen selama empat hari sebesar 2.8 persen terhadap dolar AS adalah yang terbesar sejak Juli 2011. Sementara, euro tergelincir 0.1 persen ke $1.3065 dari sesi kemarin ketika mencapai $1.308, level terkuat sejak 9 Mei. Mata uang euro naik 0.3 persen ke 130.49 terhadap yen. ADP Research Institute besok mungkin akan merilis data yang akan menunjukan laju perekrutan tenaga kerja yang naik 46.000 menjadi 165.000 pada bulan Mei dari bulan sebelumnya, menurut perkiraan median dari ekonom yang disurvei Bloomberg News. (brc)

Dalam Catatan, Bursa AS Sering Turun di Bulan Juni

INILAH.COM, New York - Dalam enam tahun terakhir, hanya tahun 2012 indeks mengalami penguatan di bulan Juni. Padahal sebelum tahun 2012, selama bulan Juni indeks selalu jatuh. Hal itu terjadi pada Juni tahun 2008 yang turun 8,4%. Demikian juga dengan Juni 2010 yang melemah 5,2%. Bagaimana dengan indeks S&P? Pada Jumat pekan lalu, tercatat untuk bulan Mei mengalami kenaikan 2 persen. Bisa jadi merupakan pintu bagi investor untuk mengambil napas dan bersiap akan menyaksikan pelemahan di bulan Juni. Demikian mengutip catatan Shawn Langlois di marketwatch.com, Senin (3/6/2013) Dengan melihat pasar saham penting seperti bursa Turki melemah 7,9% setelah terjadi kerusuhan selama akhir pekan. Indeks Eropa lebih tinggi 0,06% dan belum stabil. Kondisinya tidak jauh berbeda dengan di Asia seperti indeks Nikkei yang kehilangan 3,7%. Bursa Asia terseret data China tentang aktivitas manufaktur bulan Mei. Data China tentang Indeks Pembelian Manajer (PMI) yang dilakukan HSBC menunjukkan pelemahan 49,2 pada bulan Mei. Pelemahan ini merupakan pertama kalinya dalam tujuh bulan trakhir. Sementara data PMI nonmanufaktur jatuh ke 54,3 di bulan Mei. Data ini juga terendah sejak September tahun lalu. Meskipun pelemahan melanda bursa global, bursa AS siap untuk melawan imbas dari pelemahan pada akhir pekan lalu. 

Emas pertahankan gain pasca catat kenaikan terbesar dalam dua pekan

Bloomberg, (4/6) - Emas mempertahankan keuntungan setelah mengalami peningkatan terbesar dalam dua minggu terakhir pada sesi kemarin pasca rilis data ekonomi AS yang mengisyaratkan bahwa Federal Reserve AS mungkin masih akan melanjutkan program pembelian aset untuk mendukung pemulihan. Arus keluar dari kepemilikan investor pun melambat. Spot emas naik sebanyak 0,3 persen menjadi $ 1,415.15 per ounce dan berada di $ 1,411.80 pukul 12:19 pm di Singapura. Harga melonjak 1,7 persen kemarin, terbesar sejak 20 Mei setelah aktivitas manufaktur AS terkontraksi secara tak terduga pada bulan Mei. Bullion untuk pengiriman Agustus sedikit berubah pada posisi $ 1,411.30 per ounce di Comex, New York. Harga naik 1,4 persen kemarin mengikuti pelemahan indeks Dollar sebesar 0,9 persen setelah dikeluarkan laporan dari Institute for Supply Management atas aktivitas manufatur yang jatuh ke 49, angka pembacaan terendah sejak Juni 2009. Hal ini dibandingkan dengan angka 50,7 yang tercatat di bulan April dan perkiraan rata-rata ekonom pada angka 51. (brc)

Saham China melemah di hari keempat

Bloomberg, (4/6) - Saham-saham China jatuh untuk keempat kalinya, penurunan beruntun terpanjang sejak dua bulan lalu. Index komposit Shanghai turun sebesar 0.7 persen ke 2282.92 pada pukul 10:30 am waktu setempat, menuju level terendahnya sejak 23 Mei lalu. Sementara index CSI 300 mundur sebanyak 0.8 persen ke 2581.66. "Index utama tetap lemah setidaknya sejak dua pekan terakhir karena terseret oleh saham perusahaan berskala kecil yang dijual oleh para investor pasca meraup kenaikan cukup tinggi," ungkap Tang Yonggang, analis dari Hongyuan Securities. "Faktor yang akan memberikan pengaruh dorongan saham untuk naik adalah kinerja pendapatan perusahaan. Sampai kita melihat tanda-tanda bahwa pendapatan perusahaan akan baik, kinerja pasar relatif rendah." Sebagian besar saham China kemarin jatuh setelah indeks manufaktur (PMI) yang dirilis selama akhir pekan mengisyaratkan bahwa usaha skala kecil masih berjuang untuk meningkatkan kinerjanya. Indeks Pembelian Manajer resmi untuk perusahaan kecil turun ke 47,3 pada bulan Mei, walaupun index ukuran yang lebih luas naik menjadi 50,8. Indeks PMI lain yang dikeluarkan oleh HSBC Holdings Plc dan Markit Economics yang mencakup usaha kecil jatuh lebih dari perkiraan menjadi 49,2, level terendah delapan bulan terakhir. Pemerintah dijadwalkan untuk merilis laporan tentang perdagangan, inflasi dan produksi industri akhir pekan depan. Ekspor mungkin naik 7 persen pada bulan Mei, turun dari bulan sebelumnya di 14,7 persen, menurut perkiraan median dari 24 ekonom yang disurvei oleh Bloomberg. Inflasi mungkin naik pada bulan lalu, sementara output industri tumbuh sebesar 9,3 persen, tidak berubah dari bulan sebelumnya, berdasarkan survei tersebut. Data perdagangan direncanakan keluar tanggal 8 Juni sementara laporan lain akan dikeluarkan pada hari-hari berikutnya. (brc)

Bursa HK bergerak dua arah pagi ini

Bloomberg, (4/6) - Bursa Hong Kong bergerak dua arah, dengan saham-saham properti bergerak turun karena kekhawatiran bahwa China mungkin akan mengambil langkah-langkah lebih lanjut untuk mengekang harga properti, sedangkan saham eksportir naik pada optimisme bahwa Federal Reserve AS akan mempertahankan stimulus moneternya. China Overseas Land & Investment Ltd, perusahaan properti terbesar China yang diperdagangkan di Hong Kong turun sebesar 1,1 persen. Man Wah Holdings Ltd, produsen sofa yang mendapat setengah dari penjualannya dari AS, naik sebesar 4,5 persen. Lenovo Group Ltd, produsen PC terbesar kedua di dunia, naik 3,5 persen setelah mengatakan bahwa pihaknya sedang dalam negosiasi awal untuk melakukan join venture. Indeks Hang Seng naik 0,1 persen di 22,306.27 pada pukul 9:51 am di Hong Kong setelah jatuh sebanyak 0,3 persen. Sekitar tiga saham naik untuk setiap dua yang mengalami penurunan pada 50-anggota bluechips, dengan volume perdagangan 21 persen lebih tinggi dari 30-hari rata-rata intradaynya. Hang Seng China Enterprises Index naik 0,2 persen menjadi 10,570.53. (brc)

Emas masih coba naik ditengah harapan stimulus

Reuters, (4/6) -- Emas masih begerak pada jalur positifnya di Selasa pagi setelah mencatat gain hampir 2 persen pada sesi sebelumnya karena melemahnya data manufaktur AS menimbulkan harapan bahwa Federal Reserve tidak akan mengakhiri stimulus moneternya dengan segera. Spot emas naik tipis 0,07 persen menjadi $ 1,412.11 per ounce pada pukul 07:16 WIB. Harga naik 1,8 persen ke posisi $ 1,416.11 pada hari Senin karena kejatuhan dolar akibat data manufaktur yang lemah. Emas AS sedikit berubah pada level $ 1,412.20. Sektor manufaktur AS mengalami kontraksi pada bulan Mei, membawa aktivitas ke level terendah dalam hampir empat tahun terakhir. Data dari China dan Eropa juga menunjukkan hal yang sama bulan lalu karena menurunnya tingkat permintaan. Ini menunjukkan bahwa ekonomi dunia masih perlu dukungan bank-bank sentralnya. Ketua the Fed, Ben Bernanke mengatakan bulan lalu bahwa bank sentral akan memperlambat langkah-langkah stimulusnya jika ekonomi AS menguat secara berkesinambungan. Impor emas India melonjak menjadi 162 ton pada bulan Mei, dari 142,5 ton pada bulan April meskipun harga mengalami rebound. Data itu menimbulkan kekhawatiran bahwa India, pembeli emas terbesar dunia saat ini akan memberlakukan pembatasan impor dalam upaya untuk mengurangi defisit neraca berjalannya. Kepemilikan dari New York SPDR Gold Trust, exchange-traded fund berbasis emas yang terbesar di dunia tetap tidak berubah pada hari Senin. Ini menunjukkan bahwa semakin meningkatnya kepercayaan investor terhadap logam. Arus keluar pada kepemilikan yang telah berjalan hampir lebih dari 3 Minggu mulai mereda Rabu lalu. (brc)

Yen tembus 100 per dollar, saham Jepang tertekan

Bloomberg, (4/6) - Saham-saham Jepang kembali turun, dengan index Topix menuju level terendahnya dalam dua bulan terakhir karena apresiasi yen yang menembus area 100 per dolar, menekan kinerja saham produsen mobil. Indeks Topix merosot 1,6 persen menjadi 1,079.42 pada pukul 09:48 am di Tokyo. Index ini turun sekitar 15 persen dari level tertinggi yang tercipta pada 22 Mei lalu. Produsen mobil memimpin penurunan saham di bursa atau turun sebesar 3,5 persen. "Yen yang menembus 100 dolar memiliki dampak besar terhadap eksportir sehingga menekan sentimen investor," kata Toshihiko Matsuno, ahli strategist dari SMBC Friend Securities Co di Tokyo. "Pada level teknis, pasar telah jatuh terlalu banyak dan terlalu cepat, dan tidak akan mengejutkan jika kita bisa melihat rebound dalam waktu dekat." Indeks Nikkei 225 Stock Average turun 1,4 persen menjadi 13,072.93 dengan volume sekitar 8,3 persen di atas 30-hari rata-rata intradaynya. Jepang masih menjadi pasar ekuitas utama yang berkinerja terbaik tahun ini, dengan indeks Topix dan Nikkei 225 naik sekitar 26 persen pada optimisme bahwa bangsa tersebut bisa keluar dari cengkraman deflasi selama 15 tahun. (brc)

Saham Asia bergerak dua arah pagi ini

Bloomberg, (4/6) - Saham-saham Asia berayun antara keuntungan dan kerugian pada optimisme bahwa pejabat Federal Reserve masih berkomitmen untuk mempertahankan langkah-langkah stimulus moneter, sementara laporan ekonomi menunjukkan aktivitas manufaktur di AS mengalami kontraksi secara tak terduga. Index MSCI Asia Pacific turun 0,5 persen menjadi 132,86 pada pukul 09:48 am di Tokyo setelah naik sebanyak 0,2 persen. Kerugian terbatas ditengah apresiasi yen selama empat hari beruntun, terbesar sejak Juli 2011. Sebagai catatan, sejak tutup di level tertinggi 2008 pada tanggal 20 Mei lalu, index MSCI Asia Pacific telah melemah sebanyak 7,5 persen. Index Topix Jepang kehilangan 1,2 persen, Index Kospi Korea Selatan naik 0,2 persen, index S&P/ASX 200 Australia turun sebesar 0,2 persen dan Index NZX 50 Selandia Baru turun 0,2 persen. Pasar saham Hong Kong dan China belum dibuka ketika berita ini di buat. (brc)

Penurunan dolar, data ekonomi lemah angkat harga emas

03/06 (Reuters) – Emas melonjak hampir 2 persen pada hari Senin, menyentuh level tertinggi dalam lebih dari dua minggu terakhir setelah didorong oleh kejatuhan dolar dan data manufaktur AS yang mengecewakan. Logam mulia naik dan ekuitas AS jatuh setelah data menunjukkan bahwa sektor manufaktur AS mengalami kontraksi pada bulan Mei untuk pertama kalinya dalam enam bulan terakhir. Emas dan komoditas berdenominasi dolar lainnya naik hampir secara keseluruhan setelah indeks dolar AS turun sekitar 1 persen terhadap enam mata uang utama. Spot emas naik 1,8 persen menjadi $ 1,410.59 per ounce pada pukul 02:04 WIB, setelah mencapai intraday tertinggi sejak 15 Mei di $ 1,416.11. Kontrak berjangka emas Comex, AS ditutup naik $ 18,90 menjadi $ 1,411.90 per ounce, dengan volume perdagangan sekitar 40 persen di bawah rata-rata 30-hari berdasarkan data awal Reuters. Data ekonomi AS akan tetap berada dalam fokus minggu ini, dengan data non-farm payroll untuk bulan Mei yang akan rilis hari Jumat akan memberikan investor petunjuk lebih lanjut terhadap berapa lama lagi Federal Reserve akan mempertahankan langkah-langkah stimulusnya. Permintaan fisik yang kuat tetap memberikan support terhadap harga emas setelah India mengimpor jauh lebih tinggi dari yang diperkirakan sebesar 162 ton emas pada bulan Mei. Namun bagaimanapun, penjualan koin emas American Eagle dari U.S. Mint untuk bulan Mei turun menjadi 70.000 ons dibandingkan 209.500 ons pada bulan April. Penurunan pada kepemilikan SPDR Gold Trust, reksadana berbasis emas yang diperdagangkan di bursa telah berhenti setelah hampir tiga minggu berada dalam arus keluar. (brc)

Bursa Hong Kong turun hari ke-4 pasca data manufaktur China

Bloomberg (03/06) – Bursa Hong Kong turun untuk hari keempat setelah rilis data yang bertentangan tentang manufaktur China dan di tengah kekhawatiran bahwa Federal Reserve AS akan mulai menarik kembali stimulus moneternya. Saham-saham memperpanjang penurunan setelah ekuitas Eropa dibuka lebih rendah. Indeks Hang Seng tergelincir 0,5 persen di 22,282.19 setelah naik sebanyak 0,8 persen. Sementara, Hang Seng China Enterprises Index turun 0,5 persen di 10,548.13. Indeks manufaktur resmi yang dirilis 1 Juni menunjukkan kenaikan pada pertumbuhan manufaktur, sedangkan data terpisah hari ini dari HSBC Holdings Plc dan Markit Economics menunjukan adanya kontraksi pada aktivitas manufaktur. Saham-saham memperpanjang kerugian menjelang akhir perdagangan setelah pasar saham Eropa dibuka, dengan Indeks Stoxx Europe 600 tergelincir sebanyak 1,2 persen. Indeks manufaktur resmi yang dirilis oleh China menunjukkan kenaikan pertumbuhan - naik menjadi 50,8 pada bulan Mei dari 50,6 pada bulan sebelumnya. Angka itu mengalahkan semua perkiraan dari 30 analis dalam survei Bloomberg News. Pembacaan 50 adalah garis pemisah antara ekspansi dan kontraksi. HSBC Holdings Plc dan Markit Economics hari ini merilis data yang sama secara terpisah, dengan pembacaan akhir Mei berada di 49,2, turun dari 50,4 pada bulan April. "Saat ini, tidak begitu meyakinkan apakah ekonomi China secara keseluruhan telah berjalan baik," kata Linus Yip, kepala strategist dari First Shanghai Securities di Hong Kong. (brc)

Bursa saham Tokyo jatuh 3.75% setelah data manufaktur China

Telequote (03/06) – Bursa saham Tokyo turun 3,72 persen ke level terendah enam minggu pada hari Senin menyusul penurunan tajam di Wall Street Jumat lalu dan data manufaktur China yang lemah juga membebani pasar. Indeks Nikkei 225 ditutup turun 512,72 poin pada posisi 13,261.82, level terendah sejak 18 April sedangkan indeks Topix jatuh 3,42 persen atau 38,83 poin di 1,096.95. "Faktor utama di balik penurunan besar hari ini adalah kejatuhan Wall Street hari Jumat," kata Kenzaburo Suwa, ahli strategist dari Okasan Securities, kepada AFP. "Di atas semua itu, saham-saham Jepang masih di tengah-tengah penyesuaian  menyusul lonjakan tajam pada harga sejak November lalu. Beberapa analis telah memprediksi koreksi tajam Nikkei setelah melonjak sekitar 80 persen selama enam bulan terakhir dan naik di atas level 15.000 sebelum terjadi penurunan terkini. Kerugian Nikkei pada hari Senin dibesar menjelang perdagangan sore setelah HSBC mengatakan bahwa aktivitas manufaktur di China menyusut lebih dari laporan pertama kali di bulan Mei, membenarkan adanya kontraksi aktivitas untuk pertama kali dalam tujuh bulan terakhir. Data terpisah hari Senin juga mengkonfirmasi bahwa perusahaan Jepang tetap berhati-hati dengan investasi modal yang jatuh sebesar 3,9 persen pada kuartal pertama tahun ini bahkan walaupun penurunan yen membantu perusahaan domestik di luar negeri menjadi lebih kompetitif dan memicu kepercayaan terhadap ekonomi Jepang. Di pasar forex, dolar berada di 100,40 yen, naik dari 100,37 yen di New York Jumat sore, sementara euro juga menguat terhadap mata uang Jepang tersebut pada level 130,62 yen dari posisi 130,44 yen pekan lalu. (brc)

Wall Street reli karena pejabat FOMC tetap mendukung stimulus

Bloomberg (03/06) – Saham-saham AS naik, dengan indeks Standard & Poor’s 500 menghapus penurunan di awal sesi setelah Presiden Federal Reserve Bank of Atlanta, Dennis Lockhart mengatakan bahwa para pejabat bank sentral masih berkomitmen untuk menjaga langkah-langkah stimulus moneter. Index S & P 500 naik 0,6 persen di 1,640.42 pada pukul 4 pm di New York. Indeks Dow reli sebesar 138,46 poin, atau 0,9 persen, ke 15,254.03. Hampir 7,7 miliar saham yang diperdagangkan di bursa AS dengan volume 23 persen lebih tinggi dari rata-rata tiga bulan. Data yang dirilis hari ini memicu kekhawatiran bahwa pertumbuhan ekonomi masih bisa melambat, mengikuti laporan dari Institute for Supply Management yang menunjukkan kontraksi pada aktivitas manufaktur secara tak terduga di bulan Mei. Sebuah laporan terpisah dari Departemen Perdagangan juga menunjukkan belanja konstruksi naik di bulan April meningkatnya proyek swasta dan belanja publik yang merosot. "Kabar buruk dapat menjadi kabar baik untuk harga saham," ungkap John Lynch, kepala investasi daerah dari Wells Fargo Private Bank, mengatakan melalui telepon. Lockhart mengatakan laporan ISM adalah contoh yang baik bahwa data ekonomi tetap 'sangat campuran' dan menunjukkan bahwa perekonomian belum cukup kuat untuk membenarkan penurunan pembelian obligasi. "Saya belum mendapatkan gambaran yang jelas tentangperekonomian yang benar-benar berada di jalur momentum pertumbuhan yang matang," katanya. "Saya akan cenderung menjadi sedikit lebih hati-hati, dan mengatakan mungkin di bulan Agustus, September atau akhir tahun" akan menjadi waktu untuk mempertimbangkan penurunan pembelian obligasi, katanya. (brc)