Disclaimer : Semua artikel dan konten yang terdapat dalam portal ini hanya bersifat informasi saja. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari portal kami.

07 Oktober 2014

Bursa saham Tokyo dibuka turun 0,31 persen

Bursa saham Tokyo dibuka 0,31 persen lebih rendah pada Selasa, menyusul penurunan di Wall Street dan pelemehan kurs dolar terhadap yen. Indeks Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo (TSE) turun 49,78 poin menjadi 15.841,17 yen pada awal perdagangan. Pembukaan yang lemah terjadi setelah bursa saham Wall Street ditutup sebagian besar lebih rendah karena kehati-hatian para investor menjelang permulaan tak resmi laporan laba perusahaan kuartal ketiga pada Rabu (8/10).  Indeks Dow Jones Industrial Average turun tipis 0,10 persen menjadi berakhir di 16.991,91. Dolar berada di 108,90 yen pada Selasa pagi, naik dari 108,75 yen di New York pada Senin sore, tetapi turun dari 109,52 yen di Tokyo pada Senin pagi. Penguatan yen negatif bagi pengekspor Jepang karena membuat mereka kurang kompetitif di luar negeri dan mengikis keuntungan ketika dipulangkan. Euro dibeli 1,2647 dolar dan 137,75 yen terhadap 1,2655 dolar dan 137,64 yen di perdagangan AS.

Kecemasan atas laba perusahaan kirim Wall Street lebih rendah

Saham-saham Wall Street berakhir sedikit lebih rendah pada Selasa, karena para investor kembali ke pasar dengan hati-hati menjelang permulaan tidak resmi musim laporan laba perusahaan kuartal ketiga. Indeks Dow Jones Industrial Average kehilangan 17,78 poin (0,10 persen) menjadi ditutup pada 16.991,91. Indeks berbasis luas S&P 500 merosot 3,08 poin (0,16 persen) menjadi 1.964,82, sedangkan indeks komposit teknologi Nasdaq mengalami kerugian yang lebih dalam, jatuh 20,82 poin (0,47 persen) menjadi 4.454,80. Para investor cemas tentang laporan laba yang akan datang, sebagian karena kekhawatiran bahwa kenaikan besar dolar telah memukul laba perusahaan AS, kata Peter Cardillo, kepala ekonom pasar di Rockwell Global Capital. "Orang-orang menjadi cemas melihat bagaimana beberapa laporan utama pertama menunjukkan sisa musim ini, terutama di kalangan perusahaan multi-nasional, karena dolar yang kuat," katanya.  Raksasa aluminium Alcoa akan melaporkan hasil keuangan setelah pasar tutup pada Rabu, mengawali musim laporan laba. Para analis juga menyebutkan aksi ambil untung sebagai salah satu faktor dalam penurunan saham pada Senin, setelah laporan ketenagakerjaan September yang kuat mendorong saham-saham di Wall Street naik tajam pada Jumat (3/10). Hewlett-Packard naik 4,7 persen setelah mengumumkan rencananya untuk membagi menjadi dua bagian, perusahaan tercatat, satu berfokus pada komputer dan printer, yang lainnya pada perusahaan perangkat keras (hardware) dan operasi jasa. Langkah oleh pembuat komputer pribadi terbesar kedua di dunia itu adalah terbaru di sektor teknologi didasarkan pada keyakinan bahwa perusahaan-perusahaan yang berfokus secara ketat tampil lebih baik.  BD, produsen perangkat medis, berencana mengakuisisi saingannya CareFusion senilai 12,2 miliar dolar AS, perusahaan mengumumkan. Saham BD melonjak 7,9 persen, sementara CareFusion melonjak 22,9 persen. Hilton Worldwide turun 0,5 persen setelah mengumumkan akan menjual hotel legendaris Waldorf Astoria di New York City kepada Anbang Insurance Group of China seharga 1,95 miliar dolar AS. Saham-saham maskapai penerbangan jatuh di tengah kekhawatiran tentang virus Ebola. American Airlines turun 3,6 persen, Delta Air Lines jatuh 2,3 persen dan United Airlines kehilangan 2,8 persen. Harga obligasi bervariasi. Imbal hasil pada obligasi 10-tahun pemerintah AS turun menjadi 2,42 persen dari 2,45 persen pada Jumat, sedangkan pada obligasi 30-tahun tetap stabil di 3,13 persen. Harga dan imbal hasil obligasi bergerak terbalik.

Harga minyak dunia "rebound" setelah turun tajam

Harga minyak dunia ditutup lebih tinggi pada Selasa, mementaskan sebuah "rebound" kecil dari penurunan tajam pekan lalu karena kurs dolar yang sedikit melemah menawarkan beberapa dukungan. Kontrak berjangka minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November di New York Mercantile Exchange, mengakhiri perdagangan pada 90,34 dolar AS per barel, naik 60 sen dari penutupan Jumat. Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman November, patokan Eropa, menguat 48 sen menjadi menetap di 92,99 dolar AS per barel di perdagangan London. Harga minyak telah merosot selama berbulan-bulan. Minggu lalu WTI jatuh menjadi 88,18 dolar AS, tingkat yang terakhir tercatat pada April 2013, sementara Brent mencapai 91,48 dolar AS, tingkat terendah sejak Juni 2012. Pada Senin, kedua kontrak telah diperdagangkan lebih rendah pada pagi hari di tengah latar belakang pertumbuhan permintaan yang lemah dan pasokan minyak melimpah, tetapi kemudian menguat menjadi berakhir positif. "Sepertinya kita sedang berusaha untuk menemukan posisi dasar dan menjadi stabil. Kenyataannya harga minyak terus bergerak lebih rendah di bawah kekhawatiran tentang perlambatan kondisi ekonomi di Eropa dan Tiongkok, serta persediaan yang melimpah di dunia," kata Gene McGillian dari Tradition Energy. "Hari ini dolar sedikit tertekan, mungkin membantu sedikit mendorong pasar minyak," tambahnya. Dolar, yang telah menguat selama beberapa minggu, mencapai tingkat tertinggi pada Jumat (3/10) dalam dua tahun terakhir terhadap euro dan enam tahun terhadap yen, sedikit berkurang pada Senin. Melemahnya dolar cenderung membuat minyak mentah yang dihargakan dalam dolar dan komoditas lainnya lebih menarik bagi para pembeli yang menggunakan mata uang kuat, sehingga mengangkat permintaan. Pelemahan greenback "membuka pintu untuk komoditas sedikit menguat," kata Robert Yawger dari Mizuho Securities USA.

Dolar melemah jelang rilis risalah pertemuan Fed

Kurs dolar AS melemah terhadap mata uang utama lainnya pada Selasa, karena para investor sedang menunggu risalah pertemuan kebijakan terakhir Federal Reserve yang akan keluar akhir pekan ini. Indeks dolar, yang melacak greenback terhadap enam mata uang utama, turun 1,01 persen menjadi 85,816 pada akhir perdagangan. Dengan tidak ada data utama yang keluar pada Senin, para investor menunggu risalah pertemuan Fed September yang dijadwalkan akan dirilis Rabu (8/10) untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang agenda bank sentral untuk menaikkan suku bunga. Departemen Tenaga Kerja AS pada Jumat melaporkan bahwa total penggajian (payroll) tenaga kerja non pertanian meningkat sebesar 248.000 pada September, mengalahkan ekspektasi pasar 210.000, dan tingkat pengangguran mengalami penurunan sebesar 0,2 persentase poin menjadi 5,9 persen. Data ketenagakerjaan yang positif memicu spekulasi pasar bahwa Fed dapat meningkatkan suku bunga sebelum pertengahan 2015. Sementara itu, bank sentral berada di jalur untuk mengakhiri program pembelian obligasinya pada bulan ini. Pada akhir perdagangan di New York, euro naik menjadi 1,2619 dolar dari 1,2511 dolar di sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,6049 dolar dari 1,5967 dolar. Dolar Australia naik menjadi 0,8747 dolar dari 0,8672 dolar. Dolar dibeli 109,01 yen Jepang, lebih rendah dari 109,84 yen pada sesi sebelumnya. Dolar sedikit menurun menjadi 0,9614 franc Swiss dari 0,9674 franc Swiss, dan bergerak turun menjadi 1,1153 dolar Kanada dari 1,1256 dolar Kanada.

Emas naik didorong pelemahan dolar AS

Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir lebih tinggi pada Selasa, didorong kurs dolar AS yang melemah. Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Desember, naik 14,4 dolar AS, atau 1,21 persen, menjadi menetap di 1.207,3 AS dolar per ounce. Emas "rebound" atau berbalik naik dari terendah dalam 15-bulan menjadi berdiri di atas tingkat 1.200 dolar AS per ounce lagi, sementara indeks dolar mundur dari dekat tertinggi empat tahunnya. Sebenarnya, emas pada Senin melaporkan kenaikan terbesar satu hari dalam dua bulan terakhir. Ekuitas AS yang bergerak menurun pada Senin juga mendukung emas karena situasi itu memicu permintaan baru dan "short covering" di pasar emas. Beberapa analis pasar berpikir bahwa emas telah "oversold". Mereka memperkirakan harga emas menjadi rata-rata 1.400 dolar per ounce pada 2015 dan 1.450 dolar AS pada 2016, karena permintaan global tetap kuat, likuiditas masih cukup dan dolar tampak "overbought". Perak untuk pengiriman Desember bertahan tak berubah dari posisi Jumat (3/10). Sementara platinum untuk pengiriman Januari melonjak 22,3 dolar AS, atau 1,82 persen, menjadi ditutup pada 1.249,2 dolar AS per ounce.