Disclaimer : Semua artikel dan konten yang terdapat dalam portal ini hanya bersifat informasi saja. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari portal kami.

01 Juli 2014

Harga minyak turun karena kekhawatiran soal Irak berkurang

Harga minyak mentah dunia berakhir lebih rendah pada Senin karena kekerasan yang sedang berlangsung di Irak tidak mengganggu pasokan minyak mentah. Minyak mentah light sweet untuk pengiriman Agustus bergerak turun 37 sen menjadi menetap di 105,37 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, sementara minyak mentah Brent untuk pengiriman Agustus kehilangan 94 sen menjadi ditutup pada 112,36 dolar AS per barel. Pedagang terus mengawasi Irak. Kekerasan di Irak sejauh ini sebagian besar berada di utara negara itu. Irak mengekspor sekitar 2,5 juta barel per hari, menurut Badan Informasi Energi. Meskipun kekerasan meningkat, ketegangan di pasar berkurang karena tanda-tanda bahwa produksi minyak mentah dari Irak selatan belum terganggu. Sebagai produsen terbesar kedua dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), Irak memproduksi lebih dari tiga-perempat dari produksi minyak negara di selatan. Di sisi ekonomi AS, indeks penjualan rumah tertunda (rumah yang pengurusannya belum selesai) AS, indikator ke depan berdasarkan penandatanganan kontrak, melonjak 6,1 persen menjadi 103,9 pada Mei dari 97,9 pada April, Asosiasi Makelar Rumah Nasional melaporkan pada Senin. Kenaikan untuk Mei, kenaikan bulan-ke-bulan terbesar sejak April 2010, juga dengan mudah mengalahkan perkiraan analis. Fokus utama minggu ini adalah laporan penggajian (payroll) non pertanian AS untuk Juni yang dijadwalkan akan dirilis Kamis oleh Departemen Tenaga Kerja. Para ekonom memperkirakan tingkat pengangguran AS tetap tidak berubah pada 6,3 persen pada Juni dengan 211.000 pekerjaan diciptakan, demikian Xinhua melaporkan.

Harga emas naik didorong ketegangan geopolitik

Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir lebih tinggi pada Senin (Selasa pagi WITA), didorong ketegangan geopolitik. Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Agustus naik dua dolar AS, atau 0,15 persen, menjadi menetap di 1.322 dolar AS per ounce. Emas mengakhiri Juni dengan kenaikan sekitar 6,1 persen, kenaikan bulanan terbesar sejak Februari, dan mengakhiri kuartal kedua dengan kenaikan dari tiga persen. Setiap percikan ketegangan geopolitik di Irak atau Ukraina akan memicu putaran baru pembelian "safe haven" emas, analis pasar menyakini. Data yang dirilis Senin menghasilkan sedikit dampak pada emas. Indeks pembelian manajer (PMI) Chicago, barometer bisnis Chicago, merosot menjadi 62,6 pada Juni dari 65,5 pada Mei. Angka awal inflasi di zona euro tetap stabil pada 0,5 persen pada Juni, sedikit berkurang dari perkiraan 0,6 persen menjelang pertemuan Bank Sentral Eropa yang dijadwalkan Kamis (3/7). Para investor juga sedang menunggu data tenaga bulanan ketenagakerjaan AS yang akan keluar pada Kamis pekan ini. Perak untuk pengiriman September turun 7,8 sen, atau 0,4 persen, menjadi ditutup pada 21,056 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober naik 2,6 dolar AS, atau 0,18 persen, menjadi ditutup pada 1.482,9 dolar AS per ounce, demikian Xinhua melaporkan.

Pasar saham dunia menguat

Pasar saham global berada pada jalur keuntungan kuartal untuk keempat kalinya berturut-turut pada Senin (Selasa pagi WITA) didukung kebijakan moneter longgar bank-bank sentral utama. Saham-saham di Wall Street sebagian besar menguat, dengan indeks S&P 500 dan komposit Nasdaq berada untuk menutup keuntungan kuartalan kelima berturut-turut--beruntunan yang tidak terlihat sejak euforia saham-saham teknologi terhenti pada tahun 2000. Indeks MSCI seluruh-negara, yang mengukur saham-saham di 45 negara, naik 0,25 persen. Itu merupakan keuntungan lebih dari 4 persen kuartal ini, didorong oleh prospek kebijakan moneter di ekonomi-ekonomi utama yang akan tetap akomadatif untuk kelonggaran. Indeks-indeks saham utama mengalami rally tahun ini, dan S&P 500 telah mencatatkan lebih dari 20 kali rekor penutupan tertinggi, bahkan ketika Federal Reserve AS merampingkan stimulus ekonominya. Imbal hasil obligasi, yang diperkirakan akan meningkat setelah kenaikan akhir tahun lalu, telah jatuh secara luas. Indeks Agregat obligasi AS Barclays naik 3,82 persen pada semester pertama tahun ini karena imbal hasil acuan telah jatuh hampir setengah poin persen. Surat utang berjangka 10-tahun (Treasury note US10YT = RR) naik 2/32 dengan yield 2,5196 persen. Indeks Dow Jones (DJI) turun 5,13 poin, atau 0,03 persen, ke 16.846,71. S & P 500 naik 2,3 poin, atau 0,12 persen, ke 1.963,26, dan komposit Nasdaq menguat 19,082 poin atau 0,43 persen menjadi 4.417,012. Rasa puas di pasar menarik perhatian Bank for International Settlements, sebuah forum bank sentral top dunia, yang memperingatkan pada hari Minggu bahwa pasar yang semakin tidak sinkron dengan prospek pertumbuhan global goyang. Harga emas naik 11,12 dolar pada 1.326,16 dolar per ounce, setelah sebelumnya mencapai tertinggi dua bulan pada 1.328,14. Dolar tetap berada di bawah tekanan, menunggu kalender sibuk data AS minggu ini, yang meliputi laporan penggajian non-pertanian Juni pada hari Kamis, sehari lebih awal dari biasanya karena liburan Hari Kemerdekaan AS jatuh Jumat. Dolar jatuh terhadap yen ke enam minggu terrendah dari 101,21 yen, dan ditutup pada 101,27, melemah 0,09 persen. Euro naik ke level tertinggi hampir enam minggu 1,3697 euro per dolar, dan terakhir berpindah tangan pada 1,3692 euro, naik 0,33 persen. Minyak mentah Brent turun di bawah 113 dolar per barel karena kekhawatiran gangguan produksi minyak dari Irak surut. Minyak Brent turun 94 sen untuk menetap pada 112,36 dolar per barel. Minyak mentah AS melemah 37 sen menjadi 105,37 dolar per barel, demikian mengutip laporan Reuters.

Dolar melemah setelah data ekonomi AS bervariasi

Kurs dolar AS melemah terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya pada Senin (Selasa pagi WITA), karena para investor mempertimbangkan data ekonomi AS yang bervariasi. Barometer Bisnis Chicago berkurang menjadi 62,6 pada Juni, dari tertinggi tujuh bulan 65,5 pada Mei, tetapi masih naik tajam dalam kuartal dan konsisten dengan kebangkitan kembali produk domestik bruto pada kuartal kedua, Institute for Supply Management Chicago mengatakan pada Senin. Angka terbaru gagal memenuhi ekspektasi pasar. Namun, indeks penjualan "pending home" (rumah yang pengurusannya belum selesai) AS, indikator ke depan berdasarkan penandatanganan kontrak, melonjak 6,1 persen menjadi 103,9 pada Mei dari 97,9 pada April, Asosiasi Makelar Rumah Nasional melaporkan pada Senin. Greenback telah berada di bawah tekanan baru-baru ini karena serangkaian data menimbulkan kekhawatiran atas pemulihan ekonomi AS. Departemen Perdagangan pada pekan lalu melaporkan bahwa ekonomi AS mengalami kontraksi pada tingkat tahunan sebesar 2,9 persen di kuartal pertama, kinerja terburuk dalam lima tahun terakhir. Fokus utama minggu ini adalah laporan penggajian (payroll) non pertanian AS untuk Juni yang dijadwalkan akan dirilis pada Kamis (3/7) oleh Departemen Tenaga Kerja. Selain itu, Bank Sentral Eropa akan mengadakan pertemuan kebijakan moneter bulanan pada Kamis. Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,3695 dolar dari 1,3645 dolar pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,7107 dolar dari 1,7021 dolar. Dolar Australia naik menjadi 0,9427 dolar dari 0,9423 dolar. Dolar dibeli pada 101,28 yen Jepang, lebih rendah dari 101,39 yen pada sesi sebelumnya. Greenback turun menjadi 0,8865 franc Swiss dari 0,8911 franc Swiss, dan bergerak naik ke 1,0665 dolar Kanada dari 1,0611 dolar Kanada, demikian kantor berita Tiongkok, Xinhua, melaporkan.