Disclaimer : Semua artikel dan konten yang terdapat dalam portal ini hanya bersifat informasi saja. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari portal kami.

04 April 2013

11 Sesi bergerak menyamping, HSI berakhir flat



E-finet (03/04) – Bursa saham Hong Kong berakhir datar setelah perdagangan yang berlangsung relative sepi pada Rabu karena investor menunjukkan rasa ketidakpastian terhadap ekonomi China dan arah kebijakannya. Blue-chip Hang Seng Index turun 30,33 poin, atau 0,1%, menjadi 22.337,49 dengan volume perdagangan mencapai HK$ 52.29 milyar, dibandingkan HK$60.16 milyar pada Selasa dan merupakan yang paling ringan sejak hanya mencapai HK$54,60 miliar pada 25 Februari lalu. Benchmark Hang Seng masih berada dalam kisaran sempit sekitar 500-point, (21.975 – 22529) untuk kesebelas sesi perdagangan. "Outlook ekonomi China tetap berawan setelah akhir dari Kongres Nasional Rakyat China [pada bulan Maret lalu] gagal untuk memberikan kejelasan tentang langkah-langkah reformasi. Pada saat yang sama, kebijakan moneter sedang diperketat dan pihak berwenang telah meningkatkan peraturan seputar bank dan sektor properti," kata Prudential Brokerage Associate Director, Alvin Cheung. "Satu-satunya berita baik adalah dari data ekonomi AS yang sebagian besar positif, yang mengimbangi ketidakpastian dari China, itulah yang membuat market bergerak kesamping akhirakhir ini." (brc) 

Saham Jepang naik jelang pertemuan kebijakan BOJ


Bloomberg (03/04) –-) – Pasar saham Jepang berakhir naik, dengan Nikkei 225 Stock Average menandai reli terbesarnya dalam delapan minggu terakhir setelah permintaan untuk kendaraan bermotor mendorong kenaikan pesanan pabrik di Amerika dan Bank of Japan (BOJ) memulai pertemuan kebijakannya. Index Nikkei 225 Stock Average naik 3 persen dan ditutup pada posisi 12,362.20 di Tokyo, kenaikan terbesar sejak 6 Februari. Indeks Topix naik 1,9 persen di 1,010.43 setelah merosot 4,2 persen selama dua hari terakhir. "BOJ harus menunjukkan perkembangan menuju target inflasi dalam rangka pencapaian jangka panjang," kata Hitoshi Asaoka, strategist dari Mizuho Trust & Banking Co, unit dari bank terbesar ketiga Jepang berdasarkan nilai pasar. "Di AS, pertumbuhan sektorsensitif seperti mobil dan perumahan akhirnya menunjukkan peningkatan." BOJ akan meningkatkan pembelian obligasi bulanan sekitar 50 persen menjadi 5,2 triliun yen pada pertemuan dua hari yang berakhir besok (Kamis), yang pertama setelah Haruhiko Kuroda mengambil posisinya sebagai Gubernur BOJ, sesuai dengan perkiraan rata-rata dalam survei ekonom dari Bloomberg News. Departemen Perdagangan AS merilis data yang menunjukkan kenaikan 3 persen pada pesanan pabrik, mengutip kenaikan permintaan untuk kendaraan bermotor dan pesawat komersial. Perkiraan median dari ekonom dalam survei Bloomberg adalah untuk kenaikan 2,9 persen. (brc)

S&P 500 anjlok 1,1%, Dow terpukul 0,8%

Kontan, (4/4) -- Saham-saham di Amerika turun, menyeret indeks Standard & Poor’s 500 menjauhi rekornya. Penurunan terjadi setelah harga minyak jatuh dan data ekonomi yang ternyata lebih jelek dari estimasi. Bank of America Corp. dan Morgan Stanley anjlok lebih dari 2,7%. Saham-saham finansial terjun paling dalam di antara saham 10 sektor S&P 500. Saham emiten energi juga terpeleset akibat penurunan harga minyak yang terbesar dalam lebih dari empat bulan. Kemarin (4/4), indeks S&P 500 tumbang 1,1% ke 1.553,69. Sedangkan indeks Dow Jones tergerus 0,8% ke 14.550,35. Sebanyak 7,2 miliar saham ditransaksikan di bursa-bursa AS. Jumlah itu 14% lebih tinggi dibandingkan nilai transaksi rata-rata harian dalam tiga bulan. "Dua data yang di bawah ekspektasi telah menghantui pasar saham. ORang-orang berfokus pada data tenaga kerja di hari Jumat dan angka ADP membuat investor senewen," kata Chad Morganlander, fund manager Stifel Nicolaus & Co. ADP Research Institute menerbitkan data bahwa perusahaan mempekerjakan 158.000 tenaga lagi di Maret. Padahal, angka median para ekonom dalam survei Bloomberg memprediksi tambahan 200.000 tenaga kerja. Selain itu, Institute for Supply Management menyatakan indeks bisnis nonmanufaktur turun ke 54,4 di Maret, dibandingkan dengan 56 di Februari.

Emas sentuh 9-bln terendah pada data persediaan emas, kejatuhan ekuitas AS


03/04 (Reuters) – Emas anjlok ke level terendah dalam sembilan bulan terakhir pada hari Rabu, kehilangan lebih dari 1 persen karena kejatuhan harga minyak mentah dan penurunan tajam pada ekuitas AS yang memicu sell-off aset di seluruh lantai bursa. Bullion sempat pecah di bawah $ 1.550 per ounce untuk pertama kalinya tahun ini, dengan membengkaknya stok minyak mentah AS yang membebani daya tarik logam sebagai lindung nilai terhadap inflasi. Emas turun tajam untuk hari kedua karena tidak ada pembelian safe haven seiring dengan kejatuhan pasar saham AS yang lebih dari satu persen setelah rilis laporan pekerjaan sektor swasta AS yang mengecewakan sehingga menyeret komoditas secara luas untuk bergerak lebih rendah. Optimisme ekonomi telah mengangkat S & P 500 ke level penutupan all time high Kamis lalu. Spot emas turun 1,2 persen menjadi $ 1,555.89 per ounce pada pukul 02:08 WIB, setelah mencapai terendah $ 1,549.69, level yang terakhir terlihat sejak tanggal 28 Juni 2012. Logam mulia turun tajam untuk hari kedua setelah 1,4 persen penurunan sesi sebelumnya, karena pembelian safe haven mengering pada reli pasar saham global. Emas berjangka AS untuk pengiriman April menetap $ 22,30 di $ 1,552.80 per ounce, dengan volume perdagangan sejalan dengan rata-rata 30-hari rata-rata berdasarkan data Reuters. Logam, safe haven tradisional, juga gagal untuk merespon meningkatnya ketegangan geopolitik di semenanjung Korea. Menteri Pertahanan AS Chuck Hagel mengatakan bahwa Amerika Serikat melihat sebuah bahaya yang "nyata dan jelas" dari Korea Utara karena kemampuan nuklir dan rudalnya, dan Pentagon mengirimkan sistem pertahanan rudal balistik ke Guam sebagai pencegahan terhadap Pyongyang. Emas juga mengabaikan rumor pasar tentang gangguan dalam perundingan nuklir antara Iran dan kekuatan dunia menjelang akhir pekan ini. (brc)