Disclaimer : Semua artikel dan konten yang terdapat dalam portal ini hanya bersifat informasi saja. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari portal kami.

12 November 2014

Wall Street cetak rekor baru beruntun untuk sesi kelima

KONTAK PERKASA FUTURES - Saham-saham di Wall Street kembali mencetak rekor penutupan baru untuk sesi kelima berturut-turut pada Rabu pagi, tetapi dengan kenaikan tipis, di tengah perdagangan yang diperlemah libur Hari Veteran AS. Indeks Dow Jones Industrial Average naik tipis 1,16 poin (0,01 persen) menjadi berakhir pada 17.614,90, dan pasar yang lebih luas Standard & Poors 500 naik tipis 1,42 poin (0,07 persen) menjadi 2.039,68, lapor AFP. Baik Dow maupun S&P telah mencetak rekor dalam empat sesi sebelumnya. Indeks komposit teknologi Nasdaq melampaui indeks acuan utama lainnya, naik 8,94 poin (0,19 persen) menjadi 4.660,56. Volume perdagangan rendah karena karena libur Hari Veteran, dan pasar obligasi ditutup. "Pasar ekuitas AS, tampak kekurangan katalis, diperdagangkan di kisaran yang relatif ketat di sekitar garis datar sebelum akhirnya ditutup dengan keuntungan minimal," kata Charles Schwab dalam sebuah catatan pasar. Saham yang berhubungan dengan kesehatan adalah pemain yang kuat. Dalam Dow, UnitedHealth Group memimpin saham unggulan (blue chips) dengan keuntungan hampir satu persen, diikuti persis di belakang oleh Merck. Saham sektor keuangan berada di bawah tekanan. Anggota Dow JPMorgan Chase turun 0,9 persen dan American Express merosot 0,7 persen. Raksasa e-commerce Tiongkok Alibaba melaporkan sejauh ini telah menjual barang senilai delapan miliar dolar AS, sehingga jauh melalui unit pembayaran daring (online)-nya Alipay dalam promosi "Singles Day" global pertamanya pada Selasa, dengan lebih dari tiga jam sebelum promosi berakhir di tengah malam. Saham Alibaba, yang menyelesaikan penawaran saham terbesar di dunia pada September, jatuh 3,9 persen. DR Horton, salah satu pembangun rumah AS terbesar, melaporkan laba kuartal keempat fiskal 166,3 juta dolar AS yang yang gagal menjawab perkiraan, tetapi pendapatannya lebih tinggi karena harga rumah lebih kuat. Saham DR Horton melonjak 2,2 persen. Ford Motor naik 2,6 persen setelah meluncurkan truk pickup F-150 baru, dibuat dengan paduan body aluminium dan bed untuk meningkatkan efisiensi bahan bakar.

Dolar AS menguat ke tertinggi tujuh tahun terhadap yen

KONTAK PERKASA FUTURES - Kurs dolar AS menguat ke tertinggi selama tujuh tahun terhadap yen Jepang pada Rabu pagi, di tengah spekulasi bahwa Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe akan menunda rencana kenaikan pajak konsumsi. Yen berada di bawah tekanan atas laporan surat kabar Yomiuri Jepang bahwa Abe sedang mempertimbangkan untuk menunda kenaikan pajak yang direncanakannya. Kurs dolar/yen naik 1,05 persen dan menyentuh posisi 116,10 yen dalam pertengahan perdagangan, tingkat tertinggi sejak Oktober 2007, lapor Xinhua. Sementara itu, greenback turun terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya pada Selasa. Indeks dolar, yang melacak greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,33 persen menjadi 87,522 pada akhir perdagangan. Para analis mengatakan gambaran keseluruhan untuk dolar AS tetap positif karena Federal Reserve sedang menuju kenaikan tingkat suku bunga pertamanya, sementara bank-bank sentral di Eropa dan Jepang sedang dalam perjalanan untuk mengambil langkah-langkah stimulus lebih lanjut. Dengan tidak adanya data utama keluar hari ini, para investor menunggu data penjualan ritel dan sentimen konsumen AS yang dipantau cermat yang dijadwalkan akan rilis akhir pekan ini. Pada akhir perdagangan di New York, euro naik menjadi 1,2478 dolar dari 1,2423 dolar di sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,5922 dolar dari 1,5852 dolar. Dolar Australia naik ke 0,8700 dolar dari 0,8614 dolar. Dolar dibeli 115,40 yen Jepang, lebih tinggi dari 114,89 yen pada sesi sebelumnya. Greenback turun ke 0,9645 franc Swiss dari 0,9680 franc Swiss, dan bergerak turun ke 1,1334 dolar Kanada dari 1,1379 dolar Kanada.

Rupiah Selasa sore melemah 63 poin

KONTAK PERKASA FUTURES - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank, di Jakarta, Selasa sore, melemah 63 poin menjadi Rp12.218 dibandingkan posisi sebelumnya Rp12.155 per dolar Amerika Serikat. "Pelemahan rupiah terhadap dolar AS dipicu oleh kondisi fundamental ekonomi domestik yang cenderung menurun ke depannya," ujar Pengamat Pasar Uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova, di Jakarta, Selasa. Menurut dia, ruang fiskal Indonesia yang terbatas membuat laju ekonomi Indonesia akan mengalami hambatan, pemotongan subsidi bahan bakar minyak (BBM) diharapkan segera direalisasikan agar ruang fiskal Indonesia melebar. Ia menambahkan, meski kenaikan BBM subsidi akan mendorong inflasi, namun dampak negatifnya diperkirakan tidak akan terlalu lama. Pengalaman sebelumnya, inflasi akan kembali stabil 3-4 bulan setelah kenaikan BBM. Sementara itu, Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra, mengatakan setelah dolar Amerika Serikat tertekanan pada awal pekan kemarin (Senin, 10/11), pelaku pasar uang kembali masuk ke mata uang AS. "Secara umum, data ekonomi AS masih dipandang lebih bagus dibandingkan data ekonomi negara maju lainnya. Bank Sentral AS (the Fed) sendiri masih dalam jalur ke pengetatan moneter setelah menghentikan program stimulusnya," katanya Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari Selasa (11/11) tercatat mata uang rupiah bergerak melemah menjadi Rp12.163 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp12.138 per dolar AS.

Harga minyak bervariasi di tengah spekulasi pengurangan produksi OPEC

KONTAK PERKASA FUTURES - Harga minyak dunia diperdagangkan bervariasi pada Rabu pagi, karena pasar sedang mengukur prospek untuk pengurangan produksi minyak OPEC di tengah berlimpahnya persediaan global. Kontrak berjangka AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember, naik 54 sen menjadi ditutup pada 77,94 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, lapor AFP. Sementara, minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Desember, turun 67 sen menjadi menetap di 81,67 dolar AS per barel di perdagangan London, penutupan terendah sejak pertengahan Oktober 2010. Volume perdagangan di New York tidak terlalu tinggi karena beberapa pedagang tidak hadir untuk liburan Hari Veteran. Para pedagang terus mengamati komentar-komentar anggota OPEC menjelang pertemuan kartel berikutnya di Wina pada 27 November, karena perbedaan pendapat mencolok di kelompok 12 negara itu tentang perlunya pemangkasan produksi. "Saya berharap bahwa harga (minyak) tidak akan mencapai tingkat di mana mereka membahayakan perekonomian nasional," Menteri Perminyakan Kuwait Ali al-Omair mengatakan kepada kantor berita resmi KUNA pada Selasa. Pendapatan minyak memberikan kontribusi sekitar 94 persen dari pendapatan negara itu. Omair mengaitkan penurunan harga minyak terhadap kelebihan pasokan dan pertumbuhan ekonomi global yang melemah. Dia mengatakan OPEC akan membahas harga minyak dan "mengambil keputusan tepat yang membantu kepentingan ekonomi para anggotanya" ketika mereka bertemu akhir bulan ini. WTI telah jatuh 1,25 dolar AS di New York pada Senin, setelah ia mengesampingkan kemungkinan dari 12-negara anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) akan memotong produksinya. Seorang pejabat utama industri Kuwait mengatakan pada Selasa bahwa Kuwait merencanakan investasi lebih dari 40 miliar dolar AS untuk meningkatkan kapasitas produksi minyak dan gasnya secara signifikan. Negara teluk itu bertujuan untuk meningkatkan jumlah minyak mentah yang dapat diproduksinya seperempat menjadi 4,0 juta barel per hari, pada 2020, kepala perencanaan di perusahaan milik negara (BUMN) Kuwait Oil Co., Mohammad Abduljalil, mengatakan kepada surat kabar Al-Jarida. OPEC, yang memproduksi sekitar sepertiga dari minyak mentah global, saat ini memproduksi hampir 31 juta barel per hari, sekitar satu juta barel lebih besar dari pagu resmi mereka. "Keraguan tentang kebijakan produksi OPEC terus membebani sentimen pasar dengan komentar baru-baru ini dari para pejabat OPEC memberikan sedikit dukungan," kata Tim Evans dari Citi Futures. Laporan mingguan tentang persediaan minyak Departemen Energi AS yang diawasi ketat, biasanya dirilis pada Rabu, akan dipublikasikan Kamis karena liburan Hari Veteran.