Disclaimer : Semua artikel dan konten yang terdapat dalam portal ini hanya bersifat informasi saja. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari portal kami.

19 Maret 2015

Investor asing dominasi pasar modal Indonesia

KONTAK PERKASA FUTURES - Investor asing masih mendominasi pasar modal di Indonesia hingga saat ini, kata pengamat ekonomi Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado Joubert Maramis. Pasar modal Indonesia, katanya di Manado, Kamis, relatif sangat sensitif terhadap kondisi global. "Itu disebabkan karena kepemilikan investor asing di pasar modal masih mendominasi, yakni sekitar 60 persen," kata Joubert. Data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menunjukkan kepemilikan saham investor asing per Februari 2015 mencapai Rp1.969,51 triliun, sementara lokal Rp1.065,94 triliun. "Memang pasar modal kita masih banyak investor institusi asing dengan total investasi yang besar dibanding investor domestik. Salah satu penyebabnya adalah masih kurangnya minat masyarakat umum masuk ke bursa efek," jelasnya. Joubert mengatakan bahwa investor mikro dengan dana investasi kecil masih memilih tabungan atau deposito, bukan investasi efek. Khususnya masyarakat di luar Jakarta, lanjut dia, masih melihat investasi di pasar modal adalah investasi dalam jumlah besar dan sangat ekslusif. "Mereka masih kurang pengetahuan soal pasar saham. Hal ini membuat disparitas jumlah dan kualitas investasi oleh investor domestik di Indonesia," katanya. Ia mengatakan bahwa masih relatif banyak konglomerat yang memarkir uangnya di luar negeri, misalnya di Singapura dan Tiongkok. Pemerintah, kata Joubert, harus memberikan insentif bagi baliknya dana yang diparkir di luar negeri untuk masuk di Indonesia kembali. "Jadi, strateginya adalah realisasikan insentif bagi industri dan bagi dana parkir konglomerat di luar negeri serta sosialisasi investasi efek di pasar modal ke seluruh Indonesia," kata Joubert. Di samping itu, lanjut dia, ciptakan "trust" (kepercayaan) dan komitment tinggi pemerintah dalam menjaga dan mengembangkan ekonomi di Indonesia. "Saya yakin jika strategi ini diterapkan, bursa kita akan lebih maju, baik dari sisi komposisi dana dan investor luar maupun dalam negeri, serta bursa kita menjadi lokasi investasi global yang menguntungkan dan stabil," jelasnya.

Nasdaq berkomitmen dukung sistem perdagangan BEI

KONTAK PERKASA FUTURES - President of Nasdaq Adena T Friedman mengemukakan bahwa pihaknya berkomitmen untuk membantu dan mendukung sistem perdagangan dan pengawasan efek di Bursa Efek Indonesia (BEI) sehingga dapat menunjang pertumbuhan industri pasar modal. "Bursa Efek Indonesia adalah mitra kami dalam hal teknologi, kami bekerjasama untuk menyediakan dan mendukung sistem perdagangan dan pengawasan pasar sehingga menjadi lebih baik," ujar Adena T Friedman saat berkunjung ke gedung Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu. Ia mengemukakan bahwa saat ini pihaknya sedang menjalin kerja sama dengan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) untuk mengembangkan sistem "Central Securities Depository" (CSD) yang merupakan suatu prasyarat untuk implementasi "scripless trading" (transaksi perdagangan efek tanpa warkat). "Baru-baru ini Nasdaq-KSEI telah melakukan perpanjangan perjanjian kerja sama untuk mengembangkan teknologi CSD. Jadi, ada hal besar yang telah kita kerjakan sebelumnya dengan pasar modal Indonesia. Ini juga merupakan kesempatan bagi Nasdaq untuk dapat bekerjasama dengan tim disini dan memahami kondisi pasar," katanya. Dalam kesempatan itu, Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota BEI Samsul Hidayat mengatakan bahwa dukungan teknologi dari bursa saham Nasdaq akan membantu pertumbuhan industri pasar modal domestik terus berkembang dan bersaing dengan bursa regional. "Transaksi perdagangan di Bursa yang terus mengalami peningkatan setiap tahunnya harus didukung oleh teknologi yang canggih," ujarnya. Menurut dia, dukungan teknologi yang canggih akan memudahkan investor melakukan transaksi efek di pasar modal yang pada gilirannya akan mendorong minat masyarakat untuk menjadi investor. "Dengan begitu, pasar modal Indonesia akan menjadi lebih baik ke depannya," katanya. Sebelumnya, KSEI telah menggandeng bursa saham Nasdaq dalam pengembangan "Central Depository and Book Entry Settlement System Next Generation" (C-BEST Next-G), untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Program C-BEST Next-G itu, dapat mengakomodasi pesan dengan format SWIFT ISO 20022 yang berlaku internasional, sehingga memudahkan KSEI dalam melakukan "Cross Border Settlement", dengan negara lain. 

Bursa saham Tokyo berakhir naik 0,99 persen

KONTAK PERKASA FUTURES - Saham-saham Tokyo berakhir lebih tinggi pada Selasa, dengan indeks acuan Nikkei ditutup pada tingkat tertinggi dalam hampir 15 tahun. Xinhua melaporkan, indeks Nikkei-225 ditutup naik 190,94 poin atau 0,99 persen, dari Senin menjadi 19.437,00, merupakan tingkat penutupan tertinggi sejak April 2000. Indeks Topix dari seluruh saham papan utama di Bursa Efek Tokyo, naik 12,29 poin atau 0,79 persen, menjadi 1.570,50. Saham-saham naik dipimpin oleh alat listrik, broker dan farmasi, dengan nilai transaksi mencapai sekitar 2,453.9 miliar yen atau sekitar 20,21 miliar dolar AS.

Bursa Hong Kong dibuka naik 0,66 persen

KONTAK PERKASA FUTURES - Saham-saham Hong Kong naik 0,66 persen pada awal perdagangan Selasa, menyusul reli di Wall Street karena data AS yang lebih rendah dari harapan memperlemah ekspektasi kenaikan suku bunga Federal Reserve lebih awal. Indeks acuan Hang Seng bertambah 156,92 poin menjadi 24.106,47. Tetapi di Tiongkok daratan, indeks komposit Shanghai naik 0,59 persen atau 20,29 poin, menjadi 3.469,60. Indeks komposit Shenzhen, yang melacak saham-saham di bursa kedua Tiongkok, naik 0,55 persen atau 9.63 poin menjadi 1.769,82.