Disclaimer : Semua artikel dan konten yang terdapat dalam portal ini hanya bersifat informasi saja. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari portal kami.

28 Mei 2014

Rupiah Berakhir Melemah ke Rp11.632/USD


Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada sore hari ini berakhir semakin melemah di tengah positifnya penutupan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhir perdagangan. Nilai tukar rupiah terhadap USD berdasarkan data Bloomberg pada sore hari ini pada level Rp11.632 per USD. Posisi ini menguat 53 poin dibanding posisi penutupan hari sebelumnya pada level Rp11.579 per USD. Masih berdasarkan data Bloomberg, rupiah pagi tadi dibuka pada level Rp11.607 per USD. Adapun posisi rupiah terkuat di level Rp11.600 per USD dan terlemah di level Rp11.635 per USD. Data Yahoofinance mencatat mata uang domestik hari ini berakhir pada level Rp11.600 per USD dengan kisaran harian Rp11.580-11.650 per USD. Posisi ini terdepresiasi 21 poin dibanding penutupan sebelumnya di level Rp11.579 per USD. Data Sindonews bersumber dari Limas menunjukkan rupiah sore hari ini pada level Rp11.603 per USD. Posisi ini melemah dibanding penutupan hari sebelumnya di level Rp11.601 per USD. Sementara, posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI pada hari ini berada di level Rp11.613 per USD. Posisi ini menguat 20 poin dibanding penutupan sebelumnya di level Rp11.633 per USD. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini ditutup di zona hijau. IHSG menguat 21,65 poin atau 0,44% ke level 4.985,58. Nilai transaksi di bursa Indonesia tercatat sebesar Rp4,43 triliun dengan 4,21 miliar saham diperdagangkan dan transaksi beli asing mencapai Rp92,36 miliar. Tercatat 191 saham naik, 103 saham melemah dan 108 saham stagnan.

Harga Minyak Dunia Menguat

Harga minyak mentah Brent naik untuk pertama kalinya dalam tiga hari di tengah spekulasi atas meningkatnya kekerasan di Ukraina yang dapat mengganggu pasokan minyak dari Rusia ke Eropa. Sementara, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kuat.Harga minyak berjangka naik 0,4 persen di London. Ukraina mengatakan, akan menekan dengan operasi militer terhadap separatis pro-Rusia setelah pasukannya merebut kembali bandara Donetsk dan menimbulkan kerugian signifikan pada pemberontak.  Stok minyak mentah Amerika Serikat (AS) meningkat sebesar 250.000 barel pekan lalu, melambung dari penarikan terbesar sejak Januari, menurut survei Bloomberg News sebelum laporan Administrasi Informasi Energi besok. "Investor melihat pada apa yang terjadi di Ukraina. Jika persediaan menurun lagi, pasar akan fokus pada penurunan itu, terlepas dari pasokan yang cukup," kata Jonathan Barratt, kepala investasi di Ayers Alliance Securities di Sydney seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (28/5/2014). Brent untuk pengiriman Juli naik 38 sen menjadi USD110,40 per barel yang berbasish di London ICE Futures Europe dan berada di USD110,30 pukul 1:15 waktu Sydney. Kontrak tersebut turun 30 sen menjadi USD110,02 kemarin. Semua volume berjangka yang diperdagangkan sekitar 41 persen di bawah rata-rata 100 hari. Harga telah naik 2,1 persen bulan ini. WTI untuk pengiriman Juli 8 sen lebih tinggi pada USD104,19 per barel di perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange. Patokan minyak mentah AS berada di diskon sebesar USD6,11 untuk Brent.

Rekomendasi Emas dan Minyak, Rabu 28 Mei 2014

Minyak dan Emas pada hari ini diprediksi akan mulai berada dalam trend melemah setelah menguat pada perdagangan pekan lalu. Prediksi pelemahan pada kedua komoditas cukup kuat baik melalui landasan fundamental maupun teknikal dengan pergerakan range normal pada hari ini diperkirakan akan memiliki level support pada kisaran  103 dan level resistance pada kisaran  104,75 untuk komoditas Minyak dan 1245-1293,6 pada harga emas. Dari sisi fundamental, laporan mingguan persediaan minyak AS  serta terpilihnya Petro PoroShenko sebagai presiden baru Ukraina diperkirakan akan menjadi sentimen pada pergerakan harga minyak mentah. Sedangkan pada komoditas emas, Bursa Wallstreet serta data Consumer Consumer Confidence Index AS  diperkirakan akan menjadi sentimen kuat.