Disclaimer : Semua artikel dan konten yang terdapat dalam portal ini hanya bersifat informasi saja. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari portal kami.

30 Maret 2015

Bursa saham Tokyo ditutup turun 0,95 persen

KONTAK PERKASA FUTURES - Bursa saham Tokyo ditutup turun 0,95 persen pada Jumat, terpukul aksi ambil untung setelah aksi jual melanda Wall Street, dengan pasar juga terguncang oleh kekhawatiran atas meningkatnya krisis di Yaman. Indeks Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo (TSE) turun 185,49 poin menjadi 19.285,63, sedangkan indeks Topix dari seluruh saham papan utama turun 1,02 persen atau 16,04 poin, menjadi 1.552,78. "Dengan sedikit berita penggerak pasar, ada cukup banyak penjualan," kata Norihiro Fujito, kepala departemen informasi investasi di Mitsubishi UFJ Morgan Stanley. "Kinerja mengecewakan saham-saham AS mendorong aksi ambil untung di pasar saham Jepang yang telah naik baru-baru ini," tambah dia. Bursa saham New York terpukul setelah diketahui bahwa jet-jet Arab Saudi menargetkan posisi pemberontak sebagai bagian dari dukungannya terhadap Presiden Yaman, yang melarikan diri dari kompleks kepresidenan pada Rabu setelah diserang oleh sebuah pesawat tempur. Iran mengutuk tindakan oleh koalisi pimpinan Saudi pada negara-negara Sunni wilayah itu, yang telah memperburuk ketegangan yang telah lama berlangsung antara Saudi-Iran. Dow turun 0,23 persen, S&P 500 turun 0,24 persen, sedangkan Nasdaq turun 0,27 persen. Kekhawatiran tentang konflik Timur Tengah yang lebih luas mendorong yen menguat, yang merupakan faktor negatif untuk saham Jepang. Di pasar valas, dolar berada di 119,15 yen dari 119,18 yen di New York. Data resmi Jepang pada Jumat menunjukkan bahwa ukuran utama inflasi datar untuk pertama kalinya dalam hampir dua tahun pada Februari, tertekan oleh penurunan tajam harga minyak dan belanja rumah tangga yang lesu. Angka-angka suram datang setelah Gubernur bank sentral Jepang (BoJ) Haruhiko Kuroda mengakui pada bulan ini bahwa menyeret negara itu keluar dari deflasi bertahun-tahun terbukti "sangat menantang", dan ia memperingatkan bahwa inflasi mungkin sementara jatuh ke nol. "Fakta bahwa (inflasi) inti adalah nol tidak besar dari perspektif fundamental," kata Daisuke Uno, kepala strategi pada Sumitomo Mitsui Banking. "Tetapi BoJ sudah mengambil pandangan bahwa angka-angka ini sejalan dan bukan kejutan besar bagi investor." Saham Toyota tergelincir 1,44 persen menjadi 8.481,0 yen. Pada Kamis, pembuat mobil itu mengatakan akan merombak metode produksinya untuk memangkas biaya pengembangan karena apa yang presidennya sebut "perubahan tiba-tiba dan drastis" di sektor otomotif. Kelas berat pasar Fast Retailing, operator jaringan toko pakaian Uniqlo, turun 0,22 persen menjadi 46.225,0 yen tetapi Canon naik 1,27 persen menjadi 4.253,0 yen. Saham Panasonic melonjak 3,20 persen menjadi 1.576,5 yen setelah mereka memperkirakan keuntungan pada tahun fiskal berikutnya akan meningkat sebesar hampir seperempat, karena perusahaan bergerak menjauh dari sektor televisi dan smartphone yang sedang kesulitan, demikian dilaporkan AFP.

Rupiah Jumat sore melemah, Rp13.044/dolar AS

KONTAK PERKASA FUTURES - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat sore, bergerak melemah sebesar 54 poin menjadi Rp13.044 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp12.990 per dolar Amerika Serikat. Analis PT Platon Niaga Berjangka, Lukman Leong, di Jakarta, Jumat, mengatakan sentimen eksternal mengenai kenaikan suku bunga The Fed masih mendominasi pasar valas di dalam negeri sehingga INVESTOR cenderung mengamankan asetnya dengan melepas mata uang rupiah. "The Fed masih akan terus membayangi mata uang negara berkembang dunia termasuk rupiah hingga ada kepastian waktu kenaikan suku bunga. Faktor itu yang membuat nilai tukar rupiah kembali terdepresiasi terhadap dolar AS," ujarnya.. Menurut dia, untuk sementara waktu pelaku pasar uang cenderung menghindari aset-aset berisiko dan dolar AS menjadi sasaran beli, meski ekspektasi data makroekonomi Indonesia seperti inflasi dan neraca perdagangan Indonesia masih positif. "Badan Pusat Statistik sedianya akan merilis data makro ekonomi Indonesia pada pekan depan, ekspektasinya masih cukup positif namun diperkirakan efeknya tidak terlalu besar terhadap rupiah karena sentimen global cenderung menopang dolar AS," katanya.  Ia mengharapkan bahwa pemerintah dapat lebih fokus lagi untuk menjaga ekonomi mikro, selama ini pemerintah cenderung mengarahkan kebijakannya untuk makro seperti pembangunan infrastruktur. "Penjagaan makro dan mikro ekonomi diharapkan seiring, diharapkan harga bahan pangan pokok tidak mengalami kenaikan secara tiba-tiba seperti yang terjadi pada harga beras," katanya. Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Jumat (27/3) ini tercatat mata uang rupiah bergerak melemah menjadi Rp13.064 dibandingkan hari sebelumnya, Kamis (26/3) di posisi Rp13.003 per dolar Amerika Serikat.

Saudi intervensi Yaman, harga minyak meroket

KONTAK PERKASA FUTURES - Harga minyak mentah naik drastis pada perdagangan Kamis di Asia setelah jet-jet tempur Arab Saudi menghajar target-target pemberontak Houthi di Yaman. Investos khawatir krisis di Yaman akan merambah Saudi sehingga mengancam produsen minyak mentah utama di Timur Tengah itu. Minyak mentah patokan AS West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei melonjak 2,28 dolar AS menjadi 51,49 dolar AS, sedangkan Brent Laut Utara untuk pengiriman Mei melompat 2,46 dolar AS menjadi 58,94 dolar AS pada perdagangan sesi siang. Sehari sebelumnya WTI sudah bergerak naik 1,70 dolar AS sedangkan Brent 1,37 dolar AS menyusul kabar Presiden Yaman Abedrabbo Mansour Hadi mengungsi setelah pesawat tempur Houthi menyerang istana kepresidenan di Aden. Yaman berbatasan dengan Arab Saudi yang kaya minyak dan berusaha membantu Presiden Yaman yang negerinya di ambang perang saudara itu. "Ketegangan geopolitik di Yaman telah mendorong harga minyak lebih tinggi lagi," kata Daniel Ang, analis investasi pada Phillip Futures di Singapura, kepada AFP. "Yaman bukanlah produsen besar minyak namun negara ini adalah jalur perdagangan di kawasan, sehingga ketegangan di sana bisa menimbulkan kekacauan dalam aktivitas perdagangan produk energi itu di kawasan itu," kata Ang. United Overseas Bank Singapura mengatakan pasar memprihatinkan ketidakstabilan politik di Yaman yang dapat mengancam produsen minyak mentah utama Timur Tengah. Krisis Yaman ini mengaburkan dampak naiknya pasokan minyak mentah AS yang menambahkan 8,2 juta barel pada pekan akhir 20 Maret, kata para analis. Harga minyak mentah dunia anjlok sampai 60 persen sejak Juni tahun silam setelah minyak AS membanjiri pasar dengan menutup berkurangnya output minyak OPEC, demikian AFP.

Rupiah langsung ke 13.047 per dolar di awal perdagangan

KONTAK PERKASA FUTURES - Nilai tukar rupiah di  pasar uang spot antarbank Jakarta, Jumat pagi, langsung melemah 57 poin ke posisi 13.047 per dolar AS sesaat setelah perdagangan hari terakhir pekan ini dibuka. Pada perdagangan hari sebelumnya rupiah ditutup pada 12.990 per dolar AS. Menurut Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada, spekulasi mengenai akan meningkatnya permintaan dolar AS dari korporasi untuk kebutuhan akhir bulan, seperti pembayaran utang, telah menekan rupiah. "Faktor kebutuhan perusahaan terhadap dolar AS menjadi salah satu penekan mata uang rupiah di pasar valas domestik," katanya. Selain itu, sentimen kenaikan suku bunga AS yang masih kuat juga mendorong pengalihan dana dari aset berisiko ke dalam "safe haven", salah satunya mata uang dolar AS. "Ekspektasi kenaikan suku bunga Fed kembali muncul menyusul beberapa data AS yang membaik salah satunya klaim pengangguran AS menurun," katanya. Di sisi lain, lanjut dia, dolar AS juga tertopang oleh program stimulus bank sentral Eropa (ECB) yang baru diluncurkan. Situasi itu mendorong mata uang euro berada dalam tekanan sehingga berdampak negatif terhadap mata uang berisiko. Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara Rully Nova melengkapi bahwa rupiah dalam jangka pendek ini sedang mengalami konsolidasi menjelang akan diterapkannya kebijakan pemerintah melalui reformasi struktural dalam rangka menjaga ekonomi domestik. "Kedepan, penguatan bagi rupiah masih terbuka seiring dengan reformasi struktural," katanya.