Disclaimer : Semua artikel dan konten yang terdapat dalam portal ini hanya bersifat informasi saja. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari portal kami.

14 Maret 2013

Kecemasan Terhadap Kebijakan China Bawa Bursa Asia Turun

Bloomberg, (14/3) - Saham-saham di Asia turun, dipimpin oleh produsen bahan baku dan sektor properti China ditengah kekhawatiran tentang pengetatan properti di negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut yang membayangi poistifnya data penjualan ritel AS dan tingkat pekerjaan di Australia yang melampaui estimasi. Benchmark dari perusahaan-perusahaan China yang terdaftar di Hong Kong turun untuk hari keempat berturut-turut, memasuki fase koreksi setelah jatuh 10 persen dari level tertingginya baru-baru ini. MSCI Asia Pacific Index turun 0,3 persen menjadi 134,82 pada pukul 09:42 am waktu Tokyo, dengan hampir tiga saham yang turun untuk setiap satu yang naik. Indeks itu telah reli 4,6 persen sejak awal tahun hingga kemarin di tengah tanda-tanda pemulihan ekonomi Amerika dan China. Gubernur Bank Sentral China, Zhou Xiaochuan mengatakan kebijakan yang telah diterapkan kemarin-kemarin sudah "tidak lagi dilonggarkan" di tengah ancaman inflasi. Hang Seng Index, Hong Kong turun 0,8 persen, sedangkan Shanghai Composite Index, China sedikit berubah setelah meluncur selama lima hari. Kospi Index, Korea Selatan turun 0,7 persen, sementara S&P/ASX 200 Index, Australia turun 0,8 persen dan Nikkei 255, Jepang naik 0,2 persen. (brc)

Kepercayaan Pertumbuhan Ekonomi China Menurun, HSI Ikut Terkoreksi


E-finet (13/03) – Bursa saham Hong Kong berakhir lebih rendah pada hari Rabu karena investor khawatir tentang pengetatan sektor properti di China yang bisa menahan proses pemulihan ekonomi yang baru lahir. Blue-chip Hang Seng Index turun 333,95 poin, atau 1,5%, ke posisi 22.556,65, jatuh di bawah level penutupan 31 Desember lalu di 22.656 - untuk pertama kalinya pada tahun ini. Volume perdagangan mencapai HK$73.66 milyar, dibandingkan dengan HK$69.14 milyar hari Selasa. Saham-saham properti China daratan yang memiliki eksposur besar di kota Shenzhen, merosot setelah portal web, Sina Finance melaporkan bahwa pemerintah kota tersebut telah memberlakukan pembatasan harga properti. Blue-chip pengembang, China Resources Land turun 4,0% menjadi HK$20,35, Kaisa Group turun 7,2% menjadi HK$2,06 dan Shenzhen Development turun 7,8% menjadi HK$2,82. Sebagian investor takut jika pengetatan properti di China bisa memperlambat pertumbuhan ekonomi, dimana data baru-baru ini menunjukkan kerapuhan. Perusahaan China menanggung beban aksi jual blue chip. China Overseas Land turun 3,1% menjadi HK$21,60, operator kontainer pelabuhan, Cosco Pacific turun 4,7% menjadi HK$11,66, China Construction Bank turun 2,7% menjadi HK$6,20 dan China Life turun 2,0% menjadi HK$22,10 . Secara keseluruhan, 49 dari 50 blue chips berakhir lebih rendah. Di Cina, Shanghai Composite Index jatuh untuk sesi kelima dan berakhir pada level terendah dua bulan. (brc) 

Dow Jones Reli Terlama Sejak 1996 Berkat Penjualan Ritel

Bloomberg (13/03) – Dow Jones Industrial Average menandai reli terpanjangnya sejak tahun 1996 berkat  data ekonomi yang menunjukkan bahwa tingkat penjualan ritel meningkat pada bulan Februari ke level paling tinggi dalam lima bulan terakhir sehingga mendukung optimisme terhadap ekonomi terbesar di dunia tersebut. Indeks Standard & Poor’s 500 naik 0,1 persen menjadi 1,554.52 di New York, sementara index Dow Jones gain tipis 5,22 poin, atau kurang dari 0,1 persen ke level 14,455.28. Index acuan dari 30-saham bluechips tersebut mencapai rekor tertinggi dan menutup gain kesembilan lurus, kemenangan beruntun terpanjang sejak November 1996. Angka dari Departemen Perdagangan menunjukkan adanya kenaikan sebesar 1,1 persen dalam penjualan ritel pada bulan Februari, melebihi perkiraan dan mengikuti kenaikan 0,2 persen yang direvisi pada bulan Januari. Proyeksi median dalam survei Bloomberg hanya menunjukan kenaikan sebesar 0,5 persen. Penjualan tidak termasuk kategori volatilitas pada mobil dan bensin naik 0,4 persen. (brc)

Emas Jatuh Pada Kuatnya Data Ekonomi AS, Apresiasi Dollar

13/03 (Bloomberg) – Emas jatuh, mengakhiri reli terpanjangnya sejak Agustus karena kuatnya data ekonomi Amerika yang berpotensi untuk meredakan tekanan kepada Federal Reserve untuk memperluas langkah-langkah stimulus dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi domestiknya. Tingkat penjualan ritel di AS naik 1,1 persen pada Februari, tertinggi dalam lima bulan terakhir berdasarkan rilis dari Departemen Perdagangan. Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), yang akan diselenggarakan pada 19-20 Maret mendatang, kemungkinan akan memperdebatkan seoutar berapa lama lagi untuk melanjutkan pembelian obligasi hipotek dan treasury secara bulanan senilai $ 85 milyar. Harga emas telah turun 5,2 persen tahun ini karena kekhawatiran bahwa the Fed mungkin akan mengakhiri program stimulusnya. Semenara, dolar telah menguat 3,9 persen terhadap sekeranjang mata uang pada periode yang sama. Emas berjangka untuk pengiriman April turun 0,2 persen untuk menetap di posisi $ 1,588.40 per ounce pada pukul 01:44 p.m. di Comex, New York. Harga naik empat sesi berturut-turut sebelumnya, gain 1,1 persen. Yi Gang, wakil gubernur untuk bank sentral mengatakan bahwa China hanya harus berinvestasi 1 persen hingga 2 persen dari cadangan devisa emasnya karena pasar yang terlalu kecil. Sementara pembelian dari China mungkin berpotensi untuk menaikkan harga dan menekan konsumen dalam negeri - emas selalu merupakan pilihan bagi investasi China, tambah Yi.  Logam kuning itun memberikan kontribusi sekitar 1,8 persen dari cadangan nasional, berdasarkan data dari World Gold Council. (brc)