Disclaimer : Semua artikel dan konten yang terdapat dalam portal ini hanya bersifat informasi saja. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari portal kami.

01 September 2014

Indeks S&P 500 capai rekor baru, meski Ukraina memanas

Indeks S&P 500 di Wall Street menutup Agustus dengan rekor baru lain pada Sabtu, melanjutkan kenaikan perlahannya sekalipun ketegangan di Ukraina meningkat dan setelah Inggris memperingatkan kemungkinan serangan teror. Pengukur pasar lebih luas (S&P 500) didorong kembali di atas 2.000, tonggak sejarah penutupan di atas tingkat psikologis tersebut untuk pertama kalinya pada Selasa (26/8), menjadi berakhir pada 2.003,37, naik 6,63 poin (0,33 persen). Saham-saham unggulan (blue-chip) Dow Jones Industrial Average bertambah 18,88 poin (0,11 persen) pada 17.098,45, sementara indeks komposit Nasdaq naik 22,58 poin (0,50 persen) pada 4.580,27, tingkat terbaik dalam 14 tahun terakhir. Tuduhan NATO bahwa Rusia telah mengerahkan 1.000 pasukannya ke Ukraina untuk membantu pemberontak pro-Moskow, dan telah berkumpul 20.000 tentaranya di perbatasan, memicu ketegangan antara Moskow dan Barat, tetapi tidak memiliki dampak nyata pada pasar. Begitu pula Inggris meningkatkan tingkat risiko ancaman teror menjadi "sangat berisiko", dengan Perdana Menteri David Cameron mengatakan bahwa kelompok garis keras Negara Islam telah membidik Eropa. Kenaikan terjadi selama pekan paling lambat tahun ini, dari segi volume -- minggu terakhir liburan musim panas. "Kurangnya aktivitas selama seminggu karena beberapa dari peserta berada jauh berlibur, sementara banyak orang lain memilih untuk di luar pasar menjelang akhir pekan tiga hari di AS yang bisa menampilkan perkembangan baru di bidang geopolitik," kata Briefing.com. Penurunan sedikit tapi masih mengejutkan dalam belanja konsumen pada Juli tidak memperlemah sentimen, datang setelah kenaikan yang kuat pada Juni. Data baru tentang pengeluaran tidak menunjukkan tekanan inflasi; indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi, ukuran inflasi yang lebih disukai Federal Reserve, naik 1,6 persen tahun-ke-tahun, jauh di bawah target 2,0 persen. Saham-saham teknologi, keuangan dan energi memimpin di depan pada Jumat. Home Depot adalah pencetak keuntungan terbaik untuk Dow, naik 1,1 persen, sementara United Technologies memimpin saham-saham yang merugi, turun 1,0 persen. Perusahaan pipa gas Kinder Morgan naik 1,2 persen, dan Goldman Sachs menambahkan 1,5 persen. Di tengah saham-saham teknologi utama, Microsoft naik 1,2 persen dan Facebook meningkat 1,3 persen. Produsen komunikasi dan jaringan elektronik Avago Technologies melonjak 7,5 persen, didorong oleh laporan pendapatan dan laba kuartal ketiga yang dengan mudah melampaui perkiraan, dan pandangan optimis untuk kuartal saat ini. Perusahaan perangkat lunak "cloud computing" Veeva Systems mengalahkan ekspektasi para analis di laba kuartal kedua, mengirimkan sahamnya melompat 20,1 persen. Splunk, perusahaan lain penyedia layanan "cloud computing" untuk bisnis, melonjak 19,1 persen karena melampaui perkiraan pendapatan kuartal kedua, meskipun secara secara keseluruhan rugi dari tahun lalu. Harga obligasi datar. Imbal hasil pada obligasi 10-tahun pemerintah AS bertahan di 2,34 persen, dan pada obligasi 30-tahun di 3,08 persen. Harga dan imbal hasil obligasi bergerak terbalik.

Harga minyak naik didukung data positif AS dan krisis Ukraina

Harga minyak dunia naik pada Sabtu, karena data ekonomi kuat mengangkat prospek permintaan di Amerika Serikat dan meningkatnya ketegangan antara Ukraina dan produsen energi utama Rusia. Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober, didorong lebih tinggi untuk hari keempat berturut-turut, melompat 1,41 dolar AS menjadi ditutup pada 95,96 dolar AS per barel, lapor AFP. Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Oktober, bertambah 73 sen menjadi menetap di 103,19 dolar AS per barel di perdagangan London. Meskipun naik, harga minyak ditutup lebih rendah pada bulan tersebut, dengan WTI kehilangan 2,3 persen dan Brent turun 2,7 persen. Serangkaian data sebagian besar menggembirakan pada ekonomi AS minggu ini, tampak mengindikasikan permintaan lebih potensial di konsumen minyak terbesar dunia. Revisi naik pertumbuhan produk domestik bruto kuartal kedua dari pemerintah ke tingkat tahunan sebesar 4,2 persen dari estimasi sebelumnya 4,0 persen "memukul jauh orang ... tahu-tahu baunya seperti bau permintaan bensin," kata Phil Flynn dari Price Futures Group. "Data PDB yang kuat di Amerika Serikat adalah kontras dengan kesulitan ekonomi di Eropa yang hanya akan bertambah buruk jika ada lebih banyak sanksi terhadap Rusia." Amerika Serikat mengatakan pihaknya sedang mempertimbangkan sanksi baru terhadap Rusia karena keterlibatannya di Ukraina, di mana separatis pro-Kremlin telah berperang melawan pemerintahan Kiev sejak April. NATO memperingatkan Rusia pada Jumat atas apa yang digambarkan sebagai "pelanggaran terang-terangan" kedaulatan Ukraina setelah Barat menuduh Moskow terlibat langsung dalam konflik yang terus meningkat. Presiden Rusia Vladimir Putin telah berulang kali membantah bahwa Moskow telah memicu konflik atau menempatkan pasukannya di bekas negara Soviet itu.

Dolar menguat di tengah data AS yang bervariasi

Kurs dolar AS menguat terhadap mata uang utama lainnya pada Sabtu, karena data positif sentimen konsumen AS mengimbangi laporan konsumsi pribadi yang mengecewakan. Pengeluaran konsumsi pribadi AS turun 0,1 persen pada Juli, penurunan pertama sejak Januari, ketika pendapatan pribadi naik 0,2 persen pada Juli menyusul kenaikan 0,5 persen pada Juni, kata Departemen Perdagangan, lapor Xinhua. Namun, sentimen konsumen AS melonjak ke tingkat tertinggi dalam tujuh tahun. Angka akhir indeks sentimen konsumen The Thomson Reuters/University of Michigan tercatat 82,5 pada Agustus dari 81,8 pada Juli, mengalahkan ekspektasi pasar. Selain itu, data pertumbuhan ekonomi AS yang dirilis pada Kamis (28/8) juga menambah kekuatan greenback. Produk domestik bruto (PDB) riil AS tumbuh pada tingkat tahunan sebesar 4,2 persen pada kuartal kedua, menurut data direvisi yang dirilis oleh Departemen Perdagangan. Angka tersebut lebih tinggi dari estimasi awal departemen untuk pertumbuhan 4,0 persen dan mengalahkan ekspektasi analis. Euro sedikit melemah terhadap dolar sebelum pertemuan kebijakan moneter Bank Sentral Eropa (ECB) yang dijadwalkan minggu depan. Para analis yakin ECB tidak mungkin lebih melonggarkan kebijakan moneternya setelah data resmi menunjukkan inflasi zona euro mencapai 0,3 persen pada Agustus, sejalan dengan ekspektasi pasar. Pada akhir perdagangan di New York, euro jatuh menjadi 1,3134 dolar dari 1,3183 dolar pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,6563 dolar dari 1,6587 dolar. Dolar Australia merosot ke 0,9334 dolar dari 0,9355 dolar. Dolar dibeli 104,10 yen Jepang, lebih tinggi dari 103,67 yen dari sesi sebelumnya. Dolar naik menjadi 0,9184 franc Swiss dari 0,9150 franc Swiss, dan bergerak naik menjadi 1,0872 dolar Kanada dari 1,0852 dolar Kanada.