Disclaimer : Semua artikel dan konten yang terdapat dalam portal ini hanya bersifat informasi saja. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari portal kami.

01 Juli 2015

Minyak naik setelah perundingan nuklir Iran diperpanjang

KONTAK PERKASA FUTURES - Harga minyak dunia berbalik naik (rebound) pada Rabu pagi, setelah Iran dan enam kekuatan utama memperpanjang tenggat waktu untuk mencapai kesepakatan nuklir yang bisa menambahkan minyak Iran ke pasar global yang kelebihan pasokan. Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus, naik 1,14 dolar AS menjadi ditutup pada 59,47 dolar AS per barel diNEW YORK MERCANTILE Exchange, lapor AFP. Di PERDAGANGAN London, minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Agustus berakhir di 63,59 dolar AS per barel, sebuah peningkatan 1,58 dolar AS dari penutupan Senin. Kedua kontrak berjangka utama telah jatuh pada Senin, karena Yunani meluncur menuju gagal bayar (default) utang dan berpotensi keluar dari zona euro. Ketidakpastian mengguncang pasar, mendorong WTI turun 1,30 dolar AS dan Brent turun 1,25 dolar AS. Para PEDAGANG fokus pada perundingan nuklir Iran di Wina untuk kesepakatan mengakhiri kebuntuan selama 13-tahun antara Iran dan enam kekuatan utama atas program nuklir Teheran yang kontroversial. Iran dan yang disebut P5+1 -- Amerika Serikat, Inggris, Tiongkok, Prancis, Rusia dan Jerman -- memberi mereka tambahan satu minggu, sampai 7 Juli untuk meraih sebuah kesepakatan setelah tidak ada terobosan terlihat dalam perundingan menjelang batas waktu tengah malam Selasa. Dalam rangka pembicaraan, Iran setuju secara substansial menurunkan kegiatan nuklirnya dalam upaya untuk mengembangkan senjata nuklir -- tujuan yang dibantah oleh Teheran -- hampir tidak mungkin. Sebagai imbalannya, sanksi yang mencekik ekonomi Iran oleh tersedaknya ekspor minyak secara bertahap akan dicabut.  "Untuk pasar minyak kesepakatan nuklir Iran adalah fundamental yang paling penting meskipun gejolak Yunani akan membantu menghempaskan seluruh pasar minyak dari hari ke hari," kata Bjarne Schieldrop, kepala analis di Commodities.

Harga emas turun

KONTAK PERKASA FUTURES - Emas berjangka di divisi COMEX Exchange berakhir lebih rendah pada Rabu pagi, karena dolar AS menguat terhadap euro di tengah krisis utang Yunani yang memburuk. Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Agustus kehilangan 7,2 dolar AS, atau 0,61 persen, menjadi menetap di 1.171,80 dolar AS per ounce, lapor Xinhua. Emas berada di bawah tekanan ketika Indeks Dolar AS naik 0,51 persen menjadi 95.47 pada pukul 17.50 GMT. Indeks adalah ukuran dari dolar terhadap sekeranjang mata uang utama. Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar naik maka emas berjangka akan jatuh, karena emas yang diukur dengan dolar menjadi lebih mahal bagi investor. Peningkatan dalam harga dolar AS ini terjadi setelah krisis utang Yunani, karena investor mencari tempat yang aman. Namun demikian para analis percaya bahwa pedagangng tidak ingin berinvestasi di emas, karena potensi Federal Reserve AS untuk meningkatkan suku bunga masih menempatkan tekanan pada logam mulia dan investor tidak akan ingin memegang aset yang tidak didukung suku bunga jika tingkat bunga AS meningkat. Perak untuk pengiriman September turun 11,4 sen atau 0,73 persen menjadi ditutup pada 15,581 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober turun 2,8 dolar AS, atau 0,26 persen, menjadi ditutup pada 1.079,50 dolar AS per ounce.

Rupiah Selasa sore menguat menjadi Rp13.328

KONTAK PERKASA FUTURES - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa sore bergerak menguat sebesar 27 poin menjadi Rp13.328 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp13.355 per dolar AS. Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Selasa mengatakan bahwa beberapa mata uang di kawasan Asia, termasuk rupiah mulai bergerak menguat terhadap dolar AS, kekhawatiran mengenai Yunani cenderung mereda di pasar keuangan namun hanya bersifat sementara. "Setiap perkembangan baru mengenai Yunani akan mendapatkan respon yang masif dari pasar keuangan," katanya. Ia mengemukakan bahwa 30 Juni ini merupakan batas akhir Yunani membayar utangnya ke lembaga Dana Moneter Internasional (IMF) dan batas akhir perpanjangan dana bantuan. Pemerintah Yunani sudah menyatakan tidak akan membayar utang ke IMF hingga referendum pada 5 Juli mendatang. "Penolakan Yunani membayar utang ke IMF itu bisa mendorong kembali kekhawatiran pasar," katanya. Pengamat Pasar Uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova menambahkan bahwa penguatan mata uang rupiah masih dibayangi oleh inflasi Juni yang sedianya akan dirilis pada awal Juli 2015 oleh Badan Pusat Statistik (BPS). "Angka inflasi serta data ekonomi lainnya akan dirilis menjadi perhatian pasar karena mempengaruhi psikologis investor dalam menentukan investasi ke depannya," katanya. Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Selasa (30/6) mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat menjadi Rp13.332 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.356 per dolar AS.

IHSG dibuka menguat tipis 4,79 poin

KONTAK PERKASA FUTURES -  Indeks harga SAHAM gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa dibuka menguat tipis sebesar 4,79 poin atau 0,10 persen menjadi 4.887,36. Sementara kelompok 45 saham unggulan (LQ45) bergerak menguat 1,22 poin atau 0,15 persen ke level 836,07. "IHSG bergerak menguat pada pagi ini setelah pada hari sebelumnya (Senin, 29/6) mengalami tekanan, bervariasinya pergerakan indeks BEI itu mencerminkan fase konsolidasi menjelang pergantian bulan," kata Analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya di Jakarta, Selasa. Ia menambahkan bahwa potensi IHSG untuk bergerak menguat masih cukup terbuka menyusul belum adanya perubahan tren dalam jangka panjang, namun dalam jangka pendek ini diperkirakan pergerakan indeks BEI akan dibayangi oleh sentimen eksternal salah satunya krisis utang Yunani. "Saat ini pola investasi ada baiknya mengacu pada time frame yang lebih panjang," katanya. Sementara itu, Head of Research Valbury Asia Securities Alfiansyah mengatakan bahwa sentimen negatif baik dari eksternal maupun domestik akan menghambat laju pergerakan indeks bursa global, termasuk IHSG BEI. Ia mengemukakan bahwa ketidakpastian krisis Yunani memicu kepanikan pelaku pasar global. Dari dalam negeri, kembali muncul tekanan kepada pemerintah untuk melakukan perombakan atau reshuffle Kabinet Kerja. "Isu perombakan kabinet dapat memicu kepanikan kalangan pelaku pasar," katanya. Bursa regional, di antaranya indeks Bursa Hang Seng melemah 13,68 poin (0,05 persen) ke level 25.953,30, indeks Nikkei naik 43,64 poin (0,22 persen) ke level 20.153,59, dan indeks Straits Times menguat 26,57 poin (0,80 persen) ke posisi 3.305,77.