Disclaimer : Semua artikel dan konten yang terdapat dalam portal ini hanya bersifat informasi saja. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari portal kami.

09 Juni 2015

Wall Street jatuh tertekan saham teknologi dan penerbangan

KONTAK PERKASA FUTURES - Wall Street berakhir jatuh pada Selasa pagi, karena awal pekan ini dimulai dengan penurunan sangat besar pada saham-saham teknologi dan maskapai penerbangan. Dow Jones Industrial Average kehilangan 82,91 poin (0,46 persen) menjadi ditutup pada 17.766,55, lapor AFP. Indeks berbasis luas S&P 500 merosot 13,55 poin (0,65 persen) menjadi ditutup pada 2.079,28, sedangkan indeks komposit teknologi Nasdaq turun 46,83 poin (0,92 persen) menjadi 5.021,63. Saham-saham teknologi melemah, seperti Intel turun 1,7 persen dan Facebook turun 1,8 persen terpukul keras pada hari tanpa indikator ekonomi utama AS. Saham-saham penerbangan juga turun tajam di tengah kekhawatiran tentang kelebihan kapasitas. Para analis mengatakan pasar terus mempertimbangkan implikasi laporan ketenagakerjaan AS yang secara mengejutkan baik pada Jumat lalu, terutama untuk rencana kenaikan suku bunga Federal Reserve. Laporan pekerjaan "adalah perubah permainan yang orang-orang masih berusaha keras untuk dicerna," kata Chris Low, kepala ekonom dari FTN Financial. "The Fed dianggap keluar dari permainan setidaknya sampai Desember dan saat ini, kemungkinan Fed akan menaikkan suku bunga pada September, mungkin paling cepat Juli." Saham Apple turun 0,7 persen setelah mengumumkan peluncuran "Apple Music," layanan baru berlangganan yang memungkinkan pengguna untuk streaming lagu-lagu, mendengarkan playlist dan terhubung dengan penyanyi. Saham EBay jatuh 3,8 persen di tengah kekhawatiran tentang dampak pemisahan unit usaha PayPal. Perusahaan memangkas proyeksi untuk arus kas bebas 2015 dari PayPal sebesar 100 juta dolar AS menjadi sekitar 1,6-1,8 miliar dolar AS karena biaya pemisahan lebih tinggi, Bloomberg melaporkan. Saham sektor maskapai penerbangan jatuh, termasuk American Airlines turun 4,5 persen, Delta Air Lines merosot 5,0 persen, dan United Continental berkurang 4,4 persen, karena kekhawatiran tentang kenaikan kapasitas dan melambatnya pertumbuhan ekonomi AS. Tiga operator besar juga diturunkan peringkatnya oleh Raymond James.  Agribisnis Swiss, Syngenta, turun 1,7 persen karena menolak untuk kali kedua proposal pengambilalihan dari Monsanto. Tawaran terbaru Monsanto identik dengan yang pertama, tetapi memuat dua miliar dolar AS biaya perpisahan jika kesepakatan dilarang untuk alasan antitrust. Syngenta menyebut biaya perpisahan "tidak berharga" dan mengatakan tawaran terbaru tetap tidak memadai. Saham Monsanto maju 0,1 persen. Harga obligasi bervariasi. Imbal hasil pada obligasi pemerintah AS berjangka 10-tahun turun menjadi 2,38 persen dari 2,41 persen, sedangkan pada obligasi 30-tahun tetap stabil di 3,11 persen. Harga dan imbal hasil obligasi bergerak berlawanan arah.

Pasar saham utama Eropa ditutup melemah

KONTAK PERKASA FUTURES - Pasar saham utama Eropa ditutup lebih rendah pada Senin, dengan indeks acuan FTSE 100 perusahaan terkemuka di London turun 0,21 persen menjadi 6.790,04 poin. Indeks CAC 40 di Paris kehilangan 1,28 persen menjadi berakhir di 4.857,66 poin, dan indeks DAX 30 di Frankfurt turun 1,18 persen menjadi 11.064,92 poin, lapor AFP.

Rupiah Senin sore melemah menjadi Rp13.380

KONTAK PERKASA FUTURES -  Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin sore bergerak melemah sebesar 90 poin menjadi Rp13.380 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp13.290 per dolar AS. Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova di Jakarta, Senin mengatakan bahwa faktor eksternal menjadi salah satu sentimen utama yang menekan mata uang rupiah terhadap dolar AS. "Belum selesainya penyelesaian utang Yunani masih menjadi faktor negatif yang mempengaruhi mata uang di negara-negara berkembang, termasuk rupiah," katanya. Selain itu, lanjut dia, pelemahan rupiah juga dipengaruhi oleh data tenaga kerja Amerika Serikat yang naik, kondisi itu membuat spekulasi di pasar KEUANGAN bahwa bank sentral AS (the Fed) akan menaikan suku bunga acuannya pada tahun ini. "Spekulasi itu yang mendorong investor pasar uang untuk menarik asetnya dari negara berkembang menuju ke Amerika Serikat," katanya. Dari dalam negeri, lanjut dia, cadangan devisa Indonesia yang kembali turun pada Mei 2015 menjadi 110,77 miliar dolar AS dari bulan sebelumnya 110,86 miliar dolar AS menambah sentimen negatif bagi mata uang rupiah. "Secara domestik dan global sentimennya cenderung negatif, sehingga hampir semua mata uang negara berkembang juga mengalami penurunan," katanya. Kepala Riset PT Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra mengatakan bahwa dolar AS masih mempertahankan penguatannya di sesi Asia karena data "non farm payroll" Amerika Serikat melonjak sebesar 280.000 pada bulan Mei, itu adalah kenaikan terbesar sejak Desember 2014. "Data itu memicu ekspektasi untuk kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve sebelum akhir tahun ini. Bahkan muncul spekulasi the Fed mungkin akan menaikan suku bunga sebanyak dua kali pada tahun ini," katanya. Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Senin (8/6) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp13.360 dibandingkan hari sebelumnya (5/6) Rp13.288.

IHSG ditutup turun 85,58 poin

KONTAK PERKASA FUTURES - Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin ditutup turun sebesar 85,58 poin atau 1,68 persen menjadi 5.014,99. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak turun 17,79 poin (2,02 persen) menjadi 863,43. Analis HD Capital Yuganur Wijanarko di Jakarta, mengatakan indeks BEI kembali mengalami koreksi menyusul pelaku pasar saham yang kembali melakukan aksi jual dengan alasan pelemahan rupiah terhadap dolar AS. Namun, menurut dia, secara teknikal pasar saham Indonesia sudah masuk dalam area jenuh jual (oversold) sehingga ada potensi untuk bergerak naik ke depannya. "Ke depan, pelaku pasar diperkirakan mengambil posisi aksi bargain huntingsehingga dapat menahan IHSG untuk terkoreksi lebih jauh, rekomen akumulasi saham perusahaan yang bergerak di bidang produsen obat, perbankan, serta otomotif karena sudah cukup tertekan selama ini," katanya. Sementara itu, Direktur Utama BEI Ito Warsito mengatakan pelemahan indeks BEI dipengaruhi oleh melambatnya pertumbuhan perekonomian Indonesia di kuartal pertama tahun ini. Menurut dia, untuk mengembalikan sentimen pasar kembali positif, perlu peran pemerintah, Dewan Perwakilan rakyat, dan Bank Indonesia untuk memperbaiki perekonomian Indonesia, sehingga akan mengembalikan kepercayaan investor terutama asing. Diharapkan, investasi kuartal II tahun ini akan lebih baik dari kuartal pertama," katanya. Tercatat frekuensi saham di BEI mencapai 199.578 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 3,59 miliar lembar saham senilai Rp3,49 triliun. Sebanyak 57 saham bergerak naik, dan 236 saham turun, dan 90 saham tidak bergerak nilainya. Bursa regional, di antaranya indeks Bursa Hang Seng menguat 56,12 poin (0,21 persen) ke level 27.316,28, indeks Nikkei turun 3,71 poin (0,02 persen) ke level 20.457,19, dan indeks Straits Times melemah 10,89 poin (0,33 persen) ke posisi 3.322,78.