Disclaimer : Semua artikel dan konten yang terdapat dalam portal ini hanya bersifat informasi saja. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari portal kami.

25 Agustus 2014

Ikuti Wall Street, Bursa Asia Fluktuatif

Pasar saham utama Asia dibuka fluktuatif (mixed) pada transaksi awal Senin 25 Agustus 2014, mengikuti indeks saham acuan Wall Street yang juga ditutup dluktuatif pada Jumat, akhir pekan lalu. Dilansir CNBC, indeks bergerak fluktiatif karena kembali menegangnya konflik Rusia dan Ukraina, serta pidato Ketua Federal Reserve, Janet Yellen yang gagal memberikan petunjuk bagi investor terkait rencana kenaikan suku bunga. Indeks Dow Jones Industrial Average berakhir melemah 38,27 poin (0,2 persen) ke level 17.001,22, mengakhiri kenaikan lebih dari 2 persen selama seminggu. Sementara itu, indeks S&P 500 membukukan kenaikan mingguan terbesar sejak pekan yang berakhir 17 April. Namun, pada akhir perdagangan Jumat pekan lalu, indeks S&P 500 kehilangan 3,97 poin (0,2 persen) ke level 1.988,40. Adapun indeks Nasdaq naik 6,45 poin (0,2 persen) ke level 4.538,55. Secara mingguan, indeks naik 1,7 persen dibandingkan minggu sebelumnya. Yellen menuturkan, bahwa pasar tenaga kerja masih lemah, bahkan di tengah lima tahun pemulihan ekonomi AS. Sementara, Draghi menyerukan pemerintah untuk berbuat lebih banyak untuk membantu perekonomian kawasan euro. Presiden Federal Reserve St Louis James Bullard, menjelang pidato Yellen di konferensi ekonomi tahunan Federal Reserve di Jackson Hole, Wyoming, Kansas City, mengatakan bahwa ia memprediksi bank sentral akan menaikkan suku bunga lebih awal dari yang diperkirakan pasar, yakni kuartal pertama tahun depan. Di Ukraina, NATO mengaku sedang mengamati adanya peningkatan yang mengkhawatirkan pada pasukan Rusia di dekat perbatasan Ukraina. Seperti diberitakan Reuters, ketegangan antara Ukraina dan Rusia naik, setelah sekitar 90 truk bantuan kemanusiaan Rusia telah memasuki wilayah Ukraina tanpa izin dari Kiev. Sementara, pada Minggu waktu setempat Israel melancarkan serangan udara lebih lanjut ke Gaza dan meratakan apartemen setinggi 13 lantai. Serangan tersebut memberi peringatan kepada warga untuk segera mengungsi. Indeks Nikkei di bursa Tokyo pagi ini naik 0,4 persen. Penguatan indeks acuan pasar saham Jepang ini juga didukung oleh menguatnya nilai tukar yen terhadap dolar AS. Saham
Sony
melonjak hampir 1 persen. Sedangkan saham Murata Manufacturing menguat 1,2 persen, di tengah adanya berita bahwa perusahaan itu akan mengakuisisi Peregrine Semiconductor, produsen chip seharga US$465 juta secara tunai. Sementara itu, indeks S&P ASX 200 di bursa Sydney melemah 0,1 persen. Indeks patokan pasar saham Australia ini turun, setelah sebelumnya menguat selama delapan hari perdagangan berturut-turut. Saham Bluescope Steel anjlok lebih dari 10 persen pada pembukaan. Perusahaan pembuat baja itu melaporkan pemulihan pendapatan, tetapi masih jauh dari perkiraan pasar sebelumnya. Adapun indeks Kospi di bursa Seoul bergerak anjlok 0,6 persen. Indeks utama pasar saham Korea Selatan ini melemah karena saham-saham blue-chip turun tajam. Saham Hyundai Motor turun 0,5 persen, setelah serikat pekerja perusahaan itu melakukan aksi mogok kerja pada Jumat akhir pekan lalu.  Pasar saham di Filipina ditutup untuk memperingati Hari Pahlawan Nasional. (ita)

Harga Emas Global Naik, Pasar Domestik Tak Bergerak

Harga emas acuan dunia berakhir lebih tinggi pada penutupan perdagangan Jumat di Bursa New York, Amerika Serikat, setelah indeks saham utama AS ditutup fluktuatif (mixed) Namun, dilansir CNBC yang dikutip dari Reuters, Senin 25 Agustus 2014, emas hanya mendapatkan keuntungan yang terbatas, karena kekhawatiran terjadinya deflasi, setelah adanya pernyataan dari Ketua Federal Reserve, Janet Yellen, bahwa pasar tenaga kerja masih terhambat oleh efek dari resesi besar. Dalam pidatonya di konferensi ekonomi tahunan Federal Reserve di Jackson Hole, Wyoming, Kansas City, Yellen mengatakan, bank sentral AS harus bergerak hati-hati dalam menentukan kapan suku bunga harus naik, karena akibat adanya gangguan ekonomi dalam lima tahun terakhir, telah menyebabkan jutaan pekerja di-PHK, putus asa, dan terjebak dalam pekerjaan paruh waktu. Harga emas di pasar spot naik 0,2 persen ke level US$1.280 per ounce. Sementera itu, harga emas berjangka untuk pengiriman Desember di divisi COMEX New York Mercantile Exchange melemah US$4,80 ke level US$1.280,20 per ounce. Pasar domestik Sementara itu, di dalam negeri, Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia PT Antam Tbk melaporkan harga emas batangan pada transaksi hari ini stabil alias tidak bergerak. Harga emas batangan Antam dijual Rp531.000 untuk ukuran 1 gram, atau sama dengan harga transaksi Jumat 22 Agustus 2014. Emas ukuran 5 gram dilepas dengan harga Rp2.510.000, ukuran 10 gram Rp4.970.000, ukuran 25 gram Rp12.350.000, ukuran 50 gram Rp24.650.000, dan ukuran 100 gram dijual Rp49.250.000. Harga emas ukuran 250 gram dipatok pada level Rp123.000.000 dan ukuran 500 gram mencapai Rp245.800.000. Adapun harga beli kembali (buyback) emas Antam hari ini turun Rp5.000 dan dipatok pada level Rp474.000 per gram.

BBCA, Primadona Pasar Saham

Likuiditas tinggi yang didukung fundamental kuat, ditambah kemampuan memberi nilai tambah kekayaan (wealth added index – WAI), menjadikan saham sebuah perusahaan di Bursa Efek Indonesia terus menjadi primadona di pasar saham. Demi memperoleh return yang tinggi dan di saat bersamaan meminimalkan risiko, investor umumnya memilih perusahaan terpercaya dan memiliki profitabilitas yang tinggi. Salah satu alat ukurnya adalah kinerja perusahaan, khususnya analisis laporan keuangan, termasuk laporan laba rugi. Semakin tinggi laba, maka dividen yang diperoleh akan semakin tinggi pula.Akan tetapi, laba tinggi saja tidak cukup. Ada unsur lain yang bisa menjadi masukan, yaitu wealth added index (WAI), atau kemampuan perusahaan dalam memberi nilai tambah kekayaan. WAI adalah metode pengukuran kinerja perusahaan yang dikembangkan oleh Stern Value Management, sebagai indikator untuk menentukan peningkatan kekayaan yang dihasilkan perusahaan di atas return minimal yang diharapkan investor. Dalam menghitung WAI, harapan akan return itu didasarkan pula pada potential cost plus risiko yang ditanggung investor, yang kemudian diterjemahkan dalam cost of equity (CoE). Sebuah perusahaan yang baik akan menghasilkan WAI positif, yaitu bila total return yang dihasilkan untuk pemegang saham (Total Shareholder Return - TSR) lebih besar dari CoE-nya.Artinya, jika saham perusahaan hanya menghasilkan TSR sama besar dengan CoE-nya, maka saham itu dianggap belum menghasilkan wealth added. Belakangan ini, WAI menjadi salah satu rujukan untuk menentukan perusahaan yang prospektif untuk berinvestasi. Berdasarkan perhitungan harian data dari Bloomberg periode 2009-2013, Majalah SWA memeringkat 100 perusahaan Indonesia dengan WAI terbesar 2014. Dalam daftar SWA 100 Indonesia’s Best Wealth Creator 2014, itu, BCA (BBCA) menduduki peringkat ke-4 di bawah PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), PT Astra International Tbk (ASII), dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).  Namun untuk sektor perbankan, BCA menjadi perusahaan dengan WAI tertinggi, mengungguli bank-bank BUMN berkapitalisasi pasar terbesar. Prestasi ini sama dengan capaian peringkat tahun lalu. Menurut Direktur Utama BCA, Jahja Setiaatmadja, selain mempertahankan likuiditas tinggi, meningkatkan profitabilitas dan memperkokoh permodalan, BCA senantiasa bersikap transparan untuk menjaga kepercayaan dan ekspektasi investor. “Kami tidak pernah memberikan janji palsu. Kami cerita apa adanya. Dengan transparansi, investor mengapresiasi kami. Jadi kuncinya adalah transparan,” tegas Jahja. Dari waktu ke waktu, saham BCA selalu diminati bahkan diburu investor lantaran memberikan return yang tinggi. Bagi para investor di Bursa Efek Indonesia (BEI), saham BCA selalu menjadi primadona. BBCA selalu menjadi 'penghuni tetap' di indeks Papan Utama (MBX), indeks LQ45, indeks Bisnis-27, indeks Kompas 100, dan kini berada dalam kelompok saham bluechip. Kinerja konsisten dan fundamental perusahaan membuat saham BCA kerap melampaui ekspektasi investor. BBCA pun sering menjadi katalis IHSG, dan menjadi saham yang diburu investor asing, seperti pada 2013 lalu. Banjir dana asing sejak Februari 2014 yang antara lain berburu saham perbankan, tentu saja termasuk BBCA.  Selama 2013, saham BBCA berhasil tumbuh 4,39 persen berkat kinerja perusahaan yang sangat bagus. Kinerja bagus pada semester I tahun ini, yaitu mencatatkan laba senilai Rp7,85 triliun (naik 24,2 persen), mengantar saham BBCA menembus level resistance. Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting, harga saham BBCA sejak akhir Juni terus mengalami penguatan, masih akan menguat dan menunggu sentimen fundamental. Data pergerakan saham BBCA periode 4-15 Agustus 2014, menunjukkan nilai saham BBCA terus naik dari Rp11.725 menjadi Rp11.800. Sekadar informasi, sebuah bank bisa disebut sehat jika CAR-nya minimal 8 persen, sebagaimana yang berlaku di seluruh dunia. Sementara itu, CAR BCA  terus naik dan kini berada di level 17 persen. Menurut pakar ekonomi dan keuangan, Fadhil Hasan, kinerja saham perbankan berkapitalisasi besar seperti BCA, akan tetap menarik pada tahun depan. Terutama karena fenomena spread suku bunga perbankan di Indonesia yang sampai saat ini relatif tinggi dibanding negara-negara lain. “Selisih suku bunga tersebut akhirnya terefleksikan dari keuntungan bank-bank di Indonesia yang labanya relatif meningkat dari tahun ke tahun,” jelasnya. Berkaitan dengan dinamika situasi dan kondisi lingkungan strategis, Fadhil menilai tidak terlalu mempengaruhi minat investor berinvestasi. Apalagi setelah Pemilu Legislatif dan Pilpres berjalan aman, tertib, lancar dan konstitusional. “Hingga akhir tahun tren pertumbuhan pasar modal akan berlanjut seiring optimisme ekonomi di awal pemerintahan baru,” Fadhil menambahkan. (adv)