Disclaimer : Semua artikel dan konten yang terdapat dalam portal ini hanya bersifat informasi saja. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari portal kami.

26 November 2013

Saham Asia Naik Seiring pelemahan Yen yang Melemah, Iran Sepakat Membatasi Program Nuklirnya

Bloomberg, (25/11) – Saham-saham Asia menguat, dengan indeks acuan regional rebound dari penurunan pekan lalu berkat dukungan pelemahan Yen, kesepakatan Nuklir Iran dan spekulasi  membaiknya ekonomi.Index MSCI Asia Pacific naik 0.3 persen menjadi 141,62 pada pukul 16:16 sore di Hong Kong, dengan 7 dari 10 sub industri pada indeks berakhir di teritori positif. Indeks tersebut turun 0,2 persen pekan lalu untuk keempat dalam lima minggu terakhir namun, Indeks tersebut masih mencatat kenaikan sejak 9,2 persen sejak awal tahun sampai Jumat lalu atas spekulas bahwa the FAD tidak akan memangkas pembelian obligasi bulanan hingga akhir tahun.Investor “melihat ekonomi dan pendapatan perusahaan tumbuh pada tingkat yang lebih baik dengan dukungan penilaian berkelanjutan dari suku bunga rendah,' ugkap Ric Spooner, kepala analis pasar dar0i CMC Markets berbasis di Sydney.Indeks Topix Jepang naik 0,9 persen dan indeks  saham Nikkei 225 naik 1,5 persen karena penurunan Yen 0,6 persen menjadi 101,92 per dolar. Saham Nikon naik 3,6 persen menjadi 1.881 Yen.  Japan Pile Corp  merosot 11 persen menjadi   978 Yen setelah perusahaan konstruksi itu mengatakan akan memperoleh dana sebesar  5.15 milyar yen ( $ 50.9 juta) dalam penjualan saham terakhir.Indeks S & P / ASX 200 Australia naik 0,3 persen, sementara Indeks NZX 50 Selandia Baru turun 0,1 persen . Indeks Kospi Korea Selatan naik 0,5 persen . Indeks Straits Times Singapura naik 0,3 persen , dan indeks Taiex Taiwan naik 0,9 persen. China Shanghai Composite Index kehilangan 0,5 persen.Pendapatan pada  indeks Asia Pasifik diperkirakan akan tumbuh sebesar 12 persen pada tahun depan dan 10 persen pada tahun 2015, menurut perkiraan analis yang disusun oleh Bloomberg .(yds)