Disclaimer : Semua artikel dan konten yang terdapat dalam portal ini hanya bersifat informasi saja. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari portal kami.

14 November 2013

Saham Asia Jatuh Terkait Rapat Pleno yang Mengecewakan, Fed Terlihat Mengurangi Stimulus

Bloomberg (13/11) – Saham-saham terjatuh di Eropa dan juga Asia, sementara komoditi tembaga turun setelah pejabat the Fed memberikan sinyal stimulus yang kemungkinan akan teredam dibulan Desember dan pemimpin di China telah gagal untuk menggarisbawahi acuan reformasi.Index MSCI turun 0.3% pada jam 8:05 pagi di London, sementara index Stoxx Europe 600 turun 0.4% seiring dengan index Hong Kong’s Hang Seng China Enterprises yang turun 2.4%, sedangkan index S&P 500 mundur 0.3%, tembaga di London turun 0.9% setelah terdapat rekor output di China.Pada hari kemarin ketua bank federal Atlanta Dennis Lockhart mengatakan bahwa pengurangan pembelian obligasi A.S “sangat mungkin dapat terjadi” bulan depan, selain itu produksi pabrik diperkirakan terjatuh di wilayah euro dan Bank of England menerbitkan outlook ekonominya, pengumuman resmi dari rapat partai Komunis yang dirilis di Beijing pada hari kemarin telah menggarisbawahi sebuah posisi “dominan” untuk Negara tersebut dalam ekonomi bahkan seiring dengan market yang memainkan peranan “penentu”.“Langkah pengurangan jelas berada dibalik dari agenda seiring data di A.S yang berlanjut menguat,” menurut pernyataan dari Donald Williams, pejabat kepala investasi yang berbasis di Sidney pada Platypus Asset Management Ltd., yang menangani dana sekitar A$1.6 Milyar ($1.5 Milyar), “Semua orang menderita dari keterbatasan rincian di China, yang menjadikannya sulit untuk menarik kesimpulan apapun.”Bank of America Merrill Lynch menulis pada hari ini bahwa sembil menunggu rincian reformasi yang akan keluar nanti, “para pemimpin terlihat menekankan stabilitas terhadap aksi penentu” dan hal itu akan menjadikannya lebih sulit guna implementasi perubahan kebijakan yang rumit.(tito)