Disclaimer : Semua artikel dan konten yang terdapat dalam portal ini hanya bersifat informasi saja. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari portal kami.

06 Desember 2013

Saham Hong Kong Turun Terkait GDP A.S Picu Spekulasi Tapering

Bloomberg (06/12) – Saham Hong Kong jatuh dengan index acuan menuju penurunan mingguan pertamanya selama empat pekan terakhir setelah pertumbuhan ekonomi A.S yang kuat memicu taruhan bahwa the Fed akan mengurangi rekor stimulus yang lebih cepat dari perkiraan.Index Hang Seng turun 0.3% ke level 23,633.16 pada jam 9:31 pagi di Hong Kong, menuju penurunan mingguan sebesar 1% dengan terdapat lebih dari dua saham yang jatuh untuk tiap saham yang naik hari ini, index Hang Seng China Enterprises yang juga disebut sebagai index H-share telah turun 0.5% ke level 11,340.42.Index S&P 500 naik 0.1% setelah kemarin acuan tersebut jatuh 0.4%, GDP A.S naik 3.6% dalam tingkat tahunan pada kuartal ketiga yang terkuat sejak awal tahun 2012, sementara data hari ini diperkirakan dapat memperlihatkan tingkat pengangguran bulan lalu yang jatuh ke level 7.2 menyesuaikan level terendah sejak tahun 2008.The Fed telah mengatakan bahwa mereka memerlukan bukti yang lebih banyak guna mempertahankan keberlangsungan dari pemulihan ekonomi sebelum mulai memangkas stimulus, pertemuan berikutnya dari pihak otoritas pada tanggal 17-18 Desember kemungkinan akan menunggu hingga Maret sebelum mengurangi pembelian obligasi bulanan menjadi sebesar $70 Milyar dari level $80 Milyar, berdasarkan survey ekonom Bloomberg pada tanggal 8 November.Index Hang Seng naik sebanyak 20% dari level terendahnya dibulan Juni hingga kemarin yang berada ditengah sinyal penguatan ekonomi China, acuan tersebut ditransaksikan pada level 11.31 kali estimasi laba dihari kemarin, dibandingkan dengan level 16.03 untuk index S&P 500 kemarin, index H-Share naik 28% dari level terendah tahun ini pada tanggal 25 Juni yang lalu hingga kemarin, memperpanjang gain setelah China meresmikan rencana reformasi yang besar.Data selama akhir pekan kemungkinan memperlihatkan ekspor China yang naik 6.5% dibulan November dari setahun sebelumnya, dibandingkan dengan level 5.6% bulan sebelumnya, pertumbuhan impor kemungkinan telah menurun menjadi 7% dari level 7.6%, berdasarkan survey Bloomberg pada estimasi median yang terdiri dari 29 ekonom.Reformasi ekonomi terluas China sejak tahun 1990 akan menambahkan kurang dari setengah persentase poin pada pertumbuhan tahunan decade ini, menurut 14 dari 19 ekonom yang disurvey Bloomberg, dengan 10 analis yang mengatakan bahwa China memerlukan sedikitnya sejumlah kecil stimulus guna mencapai “garis bawah” pemerintahan dari ekspansi tahunan sebesar 7% dalam jangka waktu 5 tahun kedepan.(tito)